Bab 3

804 25 0
                                    

Aku sudah memberikan seluruh kepercayaan ku, itu hak mu untuk menjaganya atau tidak
.
.
.






"Al, mungkin ini terlalu dini buat kita, tapi aku terima kamu sebagai pacar aku dengan dua syarat" Ucap sanjana yang kini menatap Arlan, setelah drama yang membuat seisi sekolah heboh dengan pengakuan cinta Arlan, kini kedua sejoli yang baru saja resmi berpacaran itu tengah duduk berdiri di samping ruang kelas.

"Apapun syarat kamu pokonya aku bakal penuhin" balas Arlan dengan penuh rasa yakin.

"Dua syarat yang mungkin tidak bisa aku tolerir kalau kamu mengingkarinya, yang pertama penghianat dan yang kedua kekerasan, kalau kamu lakuin salah satu atau keduanya dari syarat itu konsekuensi yang bakal kamu dapatkan adalah, kamu bakalan kehilangan aku"
Arlan terdiam kemudian laki-laki itu tersenyum kecil.

"Aku janji aka penuhi syarat itu, aku bakalan buktiin bukan hanya ucapan aja"
Mungkin jawaban simpel dari Arlan sang kekasih mampu membuat Sanjana merasa yakin dengan laki-laki di hadapannya, meskipun usia mereka masih muda, tapi sanjana akan memberikan seluruh kasih sayang dan kepercayaan kepada laki-laki dihadapannya.

Bicara tentang kepercayaan, Selama dua belas tahun berhubungan dengan orang yang sama membuat Sanjana selalu mempercayai kekasihnya bahkan tidak sedikitpun Sanjana khawatir akan adanya orang ketiga dalam hubungannya, dan sanjana merasa Arlan juga bersikap yang sama seperti dirinya, hingga setahun lebih ini Sanjana merasa se kurang yakin itu kepada Arlan meskipun dengan segenap hati Sanjana berusaha untuk meyakini jika Arlan masih sama dan tidak akan pernah berubah.

Sibuk memandangi foto lama dirinya dengan Arlan sampai Sanjana hingga perempuan itu tidak menyadari kehadiran sang sahabat

"San, woy...." Mendengar namanya di panggil dengan suara yang cukup keras membuat Sanjana tersentak dan melihat ke arah sang sahabat yang terlihat sangat kesal.

"Eh iya Rin, sorry" balas Sanjana dengan perasaan bersalah

"Gue udah panggil-panggil dari tadi, ngelamunin apa sih??!" Tanya Ririn

"Eh.. enggak ko, biasa ini aku bingung mau ngasih hadiah apa buat Arlan nanti pas pulang" ucap Sanjana dengan sedikit menyembunyikan rasa canggung nya

"Oh.. lagian tuh cowo pulangnya masih bulan depan kan?? Kenapa riweh dari sekarang, mending lu temenin gue ketemu sama Pak Kim, mereka ngajak kita buat makan siang bareng"

Sanjana hanya mengangguk dan langsung menyetujui, dia ingat jika pak Kim dan keluarganya merupakan pelanggan tetap yang selalu memesan berbagai gaun dan juga jas, bahkan laki-laki itu tidak segan-segan untuk mempromosikan butik yang mereka kelola kepada para koleganya, apalagi pak Kim yang merupakan pengusaha sukses dan juga dekat sekali dengan para politikus membuat Sanjana dan Ririn merasa sangat berterimakasih dengan pak Kim yang sangat baik terhadap mereka.

Restoran bintang lima yang tentu saja dengan fasilitas kalangan elit menjadi tempat makan siang kali ini, Ririn dan Sanjana merasa kejatuhan duren ketika istri pak Kim sangat suka dengan baju-baju yang mereka buat, apalagi istrinya yang sangat baik.

"Saya seneng loh, bisa ketemu lagi sama kalian" ucap Pak Kim yang kini tengah duduk di samping istri tercinta.

"Saya juga seneng pak, padahal butik kami sering kirim baju-baju ke rumah bapak tapi setelah beberapa bulan kita baru bisa bertemu secara langsung lagi" balas Ririn, sementara seisi meja hanya terkekeh kecil.

"Kalian kan pada sibuk, suami saya juga sibuknya minta ampun, jadi kemarin saya minta bertemu sama kalian langsung di kabulin, lagian saya tuh bosen di rumah, kalau keluar pun paling ke butik kalian" ucap nyonya Kim

Kejar Hingga KetepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang