NEXT GAME

9 4 0
                                    

"ceklek" pintu terakhir terbuka.

Dengan semangatnya kami bertiga mencari potongan puzzle yang tersisa.

"nuna aku menemukan satunya" ucap yeonjun.

"jinjja?, yaaaa palli, bawa ke mereka" ucapku yang menyuruh yeonjun segera berlari.

Sedangkan aku dan mingyu terus mencari potongan puzzle satunya lagi, karena ada 2 katong plastik berisikan potongan puzzle yang terletak di pintu terakhir.

"lihat atas, sebelah kanan" suara zico yang mengetahui letak puzzle itu.

Seketika aku dan mingyu mendongak ke atas, dan benar di atas kanan terdapat kantong plastik yang berisikan potongan puzle tersebut.

"aku akan memanjatnya!" ucapku yang gegabah.

"andwae!! Kakimu akan terluka, kamu akan melakukan konser setelah ini" guman mingyu melarang.

"biar aku yang memanjat kayu ini" sahut mingyu yang langsung mencoba untuk naik dengan memanjat.

"yaaa josimhae, berat badanmu sangat berbeda dengan kayu yang kamu pijak itu" gumanku sempat khawatir.

"sedikit lagi!!!" guman mingyu yang berusaha menggapai itu.

"yeayyy, akhirnya" teriakku sangat kegirangan karena mingyu berhasil dengan sempurna.

Saat dia mencoba turun, tiba-tiba batang kayu yang ia pijak patah, dan ia terjatuh ke bawah, sontak aku terkejut dan langsung membantunya berdiri.

"gwenchana?, apakah ada yang terluka?" gumanku sembari memeriksa tubuhnya.

"aaarrgghhhh!!" rintihnya kesakitan.

"mingyuyaaa kaki mu berdarah!! Eotteokae! Apakah kayunya menusuk kakimu?" tanyaku dengan nada gementar karena takut.

"ani, gwenchana, hanya menggores kulit luarku saja" gumanya.

Aku semakin cemas karena menunggu yeonjun tak kunjung kembali, dan aku berusaha meminta bantuan kepada zico agar menyuruh beberapa anggota masuk untuk membantuku.

"gwenchana, jinjja, ini hanya tergores" jelasnya.

Tanpa menunggu lama aku langsung melepaskan jaketku dan membalutkan ke lukanya untuk menghentikan pendarahanya yang terus keluar.

Melihatku yang hanya memakai tanktop crop berwarna biru, mingyu menjadi sangat gugup, di tambah lagi aku mengikat rambutku tepat di depannya.

"deg deg deg" jantung mingyu berdetak kencang.

"aishhh geumanhae, aaahhhh ini susah hilangnya" ucap mingyu di dalam hati yang mencoba untuk menyadarkan dirinya.

"masih bisa berjalan kan?" tanyaku kepadanya.

"eum" ucapnya.

"kajja? Aku akan membantumu berjalan" ajakku sembari mengulurkan tanganku.

Aku sudah tidak memikirkan kemenang team lagi, karena aku merasa sangat cemas dengan keadaan mingyu saat ini, aku lingkarkan tanganya ke pundaku, dan meraih pinggangnya dengan erat, aku kira ini bisa membantunya berjalan tapi,,,

"aaarrggghhh!" rintihnya semakin keras.

Aku semakin terkejut, dan langsung memegang pergelangan kakinya, ternyata pergelangan kakinya ikut terkilir, hal itu sangat tidak mungkin untuknya berjalan karena kedua kakinya mengalami cedera, aku semakin panik dan cemas, menunggu seseorang yang datang juga sangat lama, atau mungkin zico tidak mendengarkan pesan dari HT ku?.

"yaaa naiklah" ucapku yang tiba-tiba menyuruhnya naik ke punggungku.

"ye?" ucapnya terkejut.

"palliwa, lukamu harus segera di obati" gumanku.

ALL ABOUT YOU2 [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang