CHANGE

11 5 0
                                    

      Aku masih berjalan bersama seokjin dengan genggaman yang sangat erat, dia terlihat bahagia karena aku mau berintaksi denganya, namun semuanya berubah seketika saat kalimat utama yang aku lontarkan dari mulutku.

"mari kita selesaikan perasaan di antara kita berdua!" ucapku yang membuat langkahnya terhenti seketika.

"ye?" tanya seokjin terkejut.

"arrayeo oppa, oppa masih mencintai aera, aera tahu semuanya, walaupun aera juga memiliki perasaan yang sama kepada oppa, geunde, ini tidak bisa kita lanjutkan" jelasku yang sangat tenang.

"ini hubungan tidak baik, oppa orang yang baik, kita sudah memiliki pasangan masing-masing, harusnya kita tidak boleh melakukan hal seperti ini di belakang mereka, jika kita di posisi mereka, pasti kita akan sangat kecewa" gumanku menjelaskan.

"eum, majja" jawab seokjin.

"geunde, aeraya? Aku benar-benar tidak mencintai,,,,"

"itu masalah diri oppa sendiri, tidak seharusnya oppa mengatakan hal seperti itu kepada aera" jelasku memotong pembicaraan seokjin yang belum usai.

Seokjin terdiam, apa yang aku katakan benar, itu urusan dirinya sendiri, bukan menjadi urusanku, karena kita memiliki kisah kita sendiri-sendiri, walaupun kita keluarga, tidak seharusnya kita mencampuri urusan percintaan kita masing-masing, bahkan kedua orang tua kita tidak tahu soal ini.

"geunde appa, eomma?" tanyanya.

"biar aera yang mengurus hal itu" jawabku.

(diam sejenak)

"geure, jika ini mau aera, walau perasaanku menolak itu semua, kalau aera yang mengatakan seperti ini, aku akan menuruti semua keputusan itu" jelas seokjin kepadaku.

Dia sama sekali tidak menatapku, aku tahu apa yang ia rasakan saat ini, aku mengerti, tapi aku pikir, apa yang aku lakukan saat ini adalah sebuah keputusan yang sangat baik, untuk membuat kita tidak saling bergantung lagi satu sama lain.

"apakah kamu bisa melupakanku?" tanya seokjin tiba-tiba.

Langkah kaki kita berdua terhenti lagi, mata kita saling menatap, sorot mata seokjin benar-benar berbeda, sorot matanya menunjukkan bahwa dia tidak ingin jauh dariku, dia tidak bisa melupakanku.

"eum, aera bisa melupakan oppa, ani, aera bisa melupakan perasaan aera ke oppa" jawabku sembari tersenyum kearahnya.

Karena melihatku yang tersenyum kearahnya, alih-alih ikut tersenyum, ia malah meneteskan air matanya, tentu saja aku akan merasa iba jika melihatnya menangis, tapi aku harus tetap terlihat tegar di depanya, agar dia cepat menerima semua ini.

"aigooo!!! Uljima,semua akan terbiasa pada seiring waktu, ini sudah takdir kita, di dunia tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah menjadi takdir" jelasku sembari menghapus air matanya.

"kita masih bisa menjadi kelurga seperti biasa bukan?" tanya seokjin kepadaku.

"tentu saja, aera masih yeodongsaeng kalian, geurigo aera masih menjadi putri kesayangan eomma,appa" jelasku sembari tersenyum kepadanya.

Percakapan panjang telah terjadi, di sini kita saling mengingatkan satu sama lain dan saling menguatkan, aku tahu ini memang sangat berat untuk kita berdua, namun bagaimana lagi, kita tidak boleh meneruskan jalan yang salah ini, karena resiko yang akan kita dapatkan nanti sangatlah besar.

------

        Aku baru sampai di hotel yang kita tempati, aku kembali seorang diri, karena seokjin sudah kembali terlebih dahulu sejak tadi. Berlahan aku masuk ke hotel tersebut, dan naik ke lantai di mana kamar ku berada, aku berjalan menyurusi setiap lorong kamar dengan isi pikiran yang sangat berisik ini.

ALL ABOUT YOU2 [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang