SULIT (18++)

25 5 0
                                    

"geumanhaeyeo oppa!" ucapku sembari menahannya untuk tidak minum lagi.

Aku meraih botol soju yang ada di tanganya itu, alih-alih menaruhnya aku malah membukanya dan menengguk sekaligus 1 botol soju itu hingga habis.

"yaaaaa kamu akan mabuk jika meminum semuanya" ucap seokjin yang terkejut dengan apa yang telah aku lakukan.

"aniyeo, aera kuat minum akhir-akhir ini" gumanku yang terlihat baik-baik saja setelah menghabiskan 1 botol soju itu.

Aku duduk di samping seokjin dengan wajah yang mulai memerah, aku masih terdiam dengan suara cegukanku yang sudah memberi tanda awal bahwa aku mulai mabuk.

"hahahahah, kamu sudah mabuk" ucap seokjin yang merasa gemas dengan wajahku saat mabuk.

"ani, (cegukan) aniyeo oppa (cegukan)" ucapku yang mulai mabuk.

"hahahahahh eum, terserah kamu" jawab seokjin yang tidak ingin mendebatku.

Karena melihatku yang sudah mulai mabuk, seokjin memastikan pekerjaanku, apakah semua sudah selesai dengan baik?, karena pekerjaan yang aku kerjakan sudah selesai dengan baik, dia mematikan komputerku sehingga membuat ruangan tersebut menjadi gelap karena tidak ada cahaya sama sekali.

"aera tidak suka terlalu gelap oppa" ucapku yang masih duduk dengan keadaan mabuk.

"eum, aku akan menyalakan lampu kecil ini" jawab seokjin yang menyalakan lampu kecil yang terletak di ranjang paling ujung.

Di ruangan ini ada kasur kecil yang sengaja aku sediakan untukku berbaring jika aku melakukan lembur seperti saat ini, bukan berarti aku masih sakit, hanya saja aku tidak memiliki banyak pekerjaan, appa tidak akan membiarkan aku seperti itu, karena appa sangat tahu tentang putrinya jika tidak bisa melakukan apa-apa.

"apakah oppa bertengkar dengan eonni?" tanyaku sedikit sadar tentang semuanya.

Melihatku yang masih kelihatan sadar, seokjin kembali duduk di sampingku sembari menatap kedua mataku dengan sangat dalam.

"eum" ucapnya.

"waeyeo?" tanyaku sembari menatap kedua mata itu yang menatapku.

"katanya aku tidak seperti diriku sendiri saat bersamanya" jelasnya dengan tatapan sama.

Aku terdiam sejenak, dan menatap kearah langit-langit untuk berfikir.

"apakah oppa belum bisa mencintainya?" tanyaku berterus terang.

Seokjin terdiam karena mendengar pertanyaan itu, pertanyaan yang menurutnya sangat sensitive baginya, karena dia sangat susah menjawab pertanyaan itu saat seseorang bertanya tentang hal itu kepadanya.

"geure, walaupun oppa tidak menjawabnya, aera tahu kalau oppa belum bisa mencintai eonni" jawabku sembari berdiri dan berjalan tertatih menuju kearah tempat tidur.

"eodiya?" tanya seokjin.

"aera ingin berbaring, perut aera sangat mual" ucapku seketika membuatnya panik.

Karena menyadari aku akan muntah, seokjin segera mengambil kantong plastik di dekatnya untuk menampung muntahan itu, tapi percuma saja,  saat seokjin memegang kantong plastik itu, aku sudah memuntahkan semuanya di pakaianku, sontak hal itu membuat bajuku penuh dengan muntahan.

"aaaahhhhhhh, aeraya jinjja" guman seokjin yang kesal.

Aku jatuh tergeletak di atas lantai karena sudah mabuk berat, melihatku seperti itu, dengan cepat seokjin merawatku, dia menggendongku dan menidurkanku di atas kasur.

"apakah dia tidak makan dari pagi? Kenapa tidak ada sisa makanan sama sekali selain ayam tadi?" gumanya yang melihat muntahanku hanya berupa cairan bening dan beberapa daging ayam yang belum tercerna dengan sempurna.

ALL ABOUT YOU2 [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang