04. Bertemu Dia

810 76 3
                                    

'Mampus gua, Kia pasti udah nunggu lama ni' monolog laki laki berambut panjang sambil mempercepat laju mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Mampus gua, Kia pasti udah nunggu lama ni' monolog laki laki berambut panjang sambil mempercepat laju mobilnya. Sementara itu di Sandiga Cafe. Genta menyuguhkan coffe late kesukaan Kia sambil terus menghibur Kia yang masih murung.

"Kia, lu harus tau sih,  Juna mau nambah menu baru di Sandiga Cafe" meski sering bertemu, tapi sebenarnya Genta dan Kia jarang sekali ngobrol, karena menurut Genta, Kia ini sangat misterius meski mukanya terlihat ramah.

"Oh iya ?? Menu apa kak ?? Kok Abang nggak bilang gue ??
Eh kenapa juga harus bilang ya, emang gua sepenting apa ?? Hahaha" tawa Kia benar benar tawa hampa. Genta yang mendengar itu ingin rasanya merengkuh tubuh mungil Kia, sedikit banyak Genta tau polemik yang terjadi di keluarga mereka, secara Genta adalah sahabat Arjuna sejak kecil.

"Kia, percaya deh, lu itu penting di hidup Juna, lu tetap jadi adik kesayangan Juna, percaya deh sama gua Kia" Genta mencoba menghibur Kia.

"Hidup nggak adil ya kak kadang kadang" ujar Kia dengan tatapan lurus kedepan. Tentu saja Genta kaget mendengar kalimat Kia, baru kali ini dia benar benar ngobrol dengan Kia.

"Kiaa, lu tau, lu orang terhebat yang pernah gua temui didunia. Bahkan lu lebih hebat dari Juna sekalipun" Kali ini Genta benar benar memuji Kia. Kia menoleh dan membalas kalimat Genta dengan senyuman.

"Kia" Suara khas Juna menanggil dari belakang, Juna pun kaget melihat Kia yang bisa senyaman itu dengan Genta. Karena setau Juna, tak pernah ada temannya yang berhasil ngobrol lama dengan Kia.

"Lama banget lu bro, kasian ni adek lu" Genta turun dari kursi lalu menepuk bahu Juna. Dari tatap mata Genta, Juna tau bahwa telah terjadi sesuatu dengan adiknya ini.

"Maaf ya dek, Abang lama ni, nggka tepat waktu" Juna mendekat dan duduk di samping adiknya lalu mengelus pucuk kepala adiknya.

"Kering dikit nggak ngaruh bang" balas Kia datar. Juna tegelak mendengar kalimat adiknya ini.

"Dari mana sih, janjian jam dua katanya nggak ada penolakan, ini udah jam berapa bang ??" Omel Kia, dan lagi lagi Juna hanya tertawa melihat Kia mengomel.

"Maaf ya dek, tadi Abang ada urusan dulu , eh taunya macet pas balik kesini" ujar Juna memelas. Kia hanya memutar bola matanya malas.

"Sudah siap dapat job belum ni ?" Juna mencairkan suasana agar Kia tak terus terus ngambek karena ia tak tepat waktu. Kia hanya mengangguk.

"Abang mau nambah space di cafe Abang, adek Abang ini kan anak design, pasti bisa lah ya bantu Abang" Juna mengedip ngedipkan matanya.

"Kenapa harus Kia, kan ada kawan Abang itu, jago design juga kan ??" Kia heran, kenapa harus dia yang dipilih untuk mendesign cafe abangnya.

"Hahaha, Askara ?? Udah biasa dia mah, Abang mau yang spesial, Abang mau di cafe Abang ini ada bagian dari adek Abang tersayang" ujar Juna sambil merangkul Kia, mata Juna berkaca kaca, dia ingat betul bagaimana semua rentetan kejadian yang mereka alami, bagaimana tidak diterimanya Kia oleh orang tuanya. 'malang nasibmu dek' monolog Juna dalam hati.

"Abang kenapa ?? " Kia menoleh menatap lekat wajah abangnya,

"Abang kalah sama Kia, Kia aja nggak nangis bang, hahahah" Kia mencoba menghibur Abang nya. Ya, Juna akui di antara mereka bertiga, hanya Kia yang tak pernah menampakkan bahwa dia sedang tidak baik baik saja kecuali dia sedang berbicara dengan kedua orang tua mereka.

"Udah Abang tenang aja , karna Abang udah baik ke Kia, Kia mau deh design cafe Abang" Ujar Kia, sambil tersenyum memamerkan giginya yang rapih.  Juna tampak senang sekali mendengar itu, akhirnya ada impiannya untuk memakai design adik nya disalah satu bagian cafenya terwujud.

Saat sedang asik mengobrol sambil melepas rindu, tiba tiba ada yang menepuk bahu Juna

"Apa kabar bro" suara yang khas berhasil menyita perhatian Juna

"Hahaha, kaget gua, kirain siapa, lama nggak muncul ni bro" Juna berdiri menyalami orang yang tak lain adalah Azkara Budiman teman Arjuna, dan teman Azkara. Azkara melirik Kia di samping Juna yang tak sama sekali menghiraukan kedatangan mereka. Juna memberi kode untuk menyapa duluan.

"Kia kan ?? Apa kabar lama nggak ke cafe " Azkara mencoba menyapa Kia. Kia menoleh dan membulatkan matanya, bukan karena sapaan Azkara, tapi karena sosok di samping Askara.

"Eh, baik kak, gua baik." Kia lalu dengan cepat menormalkan perasaannya.

"Loh Kia ?? Kemana aja baru muncul " Sapa laki laki yang sangat dinantikan kabarnya oleh Kia meski ia sadar dia dan laki laki itu tak punya hubungan apa apa. 'duh segala disapa lagi, grogi kan gua' monolog Kia merutuki dirinya yang mendadak tegang juga berhadapan dengan Raga Argantara, laki laki di samping Azkara itu.

"Hehehe, ada kok kak," kia mencoba menormalkan suaranya agar tak terdengar grogi.

'tumben Kia setegang ini, siapa laki laki teman Azkara ini' Arjuna menatap lekat sosok Raga, sepetinya kia lupa bahwa Juna sangat peka terhadap perubahan sikap yang terjadi pada adik adiknya.

-----------------------

New Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang