11. Interview

611 79 9
                                    

Tampaknya hari ini, langit jakarta sedang menumpahkan kesedihannya. Kia melipat mukena nya usai sholat subuh. Hari ini dia akan bersiap untuk kesatelit corp. Ia, Rachel dan Ayana sama sama menerima email untuk interview hari ini. Setelah bebersih kamar. Kia melihat jam di nakas kamarnya baru menunjukkan pukul 5.15 menit. Tak mengurungkan niat, ia segera turun berniat membuat minuman hangat. Apalagi cuaca dingin seperti ini mudah untuk terlena kembali tidur. Saat melewati kamar Lina. Rasa penasaran mengusik diri Kia. Dengan memberanikan diri membuka pintu kamar Lina. Ia melihat Lina yang telah bangun dan sedang kesusahan untuk berdiri. Kia segera berlari menghampiri.

"Ma, sini kia bantu" ujar Kia lembut sambil memapah tubuh Lina menuju kamar mandi. Lina yang tertegun dengan perasaannya sendiri hanya menurut. Susah payah Lina menahan air matanya agar tak terjatuh. Bagaimana tidak, kini Kia yang tak pernah dia beri kehangatan dengan suka rela membantunya.

"Maa, Kia tunggu di luar ya, kalau ada apa langsung panggil Kia" ujar Kia setelah berhasil mendudukkan Lina di closet. Lina hanya mengangguk lemah.

'mama kenapa ya, akhir akhir ni keliatan pucat banget' monolog Kia sambil terus memandangi pintu kamar mandi.

"Kiaa" suara teriakan dari kamar mandi terdengar, Kia dengan sigap langsung menghampiri lalu kembali memapah Lina menuju kasur.

"Mama kenapa ma ?" Sungguh kini nada Kia tampak khawatir.

Lina mengerjapkan kelopak matanya berkali kali sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Kia, "saya nggak kenapa kenapa kia, mungkin masih efek kemarin" lalu kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Ya sudah, nanti kia minta bik Sumi anter sarapan ke kamar ya" setelah mendapat anggukan dari Lina, Kia segera keluar kamar.

Sesampainya di dapur, Kia melihat salsa yang sepertinya baru bangun. Kia memilih tidak menceritakan kejadian barusan kepada Salsa.

"Kia, mau sarapan apa ??" Tanya Salsa setelah sadar akan kehadiran Kia di dapur.

"Kia makan roti aja kak" salsa menjawab tanpa melihat wajah Salsa lalu duduk di atas meja. Bik Sumi mendekat dengan segelas coklat hangat kesukaan Kia di cuaca dingin seperti ini.

"Eh Bik, terima kasih yaaa, belum juga minta udah di kasih " Kia dengan senang hati menerima coklat hangat itu.

Bibi tertawa sambil mengusap pucuk kepala Kia. "Biasanya kan neng Kia minta ini kalau hujan"

Melihat bik Sumi beranjak pergi, kia dengan cepat menahan tangan bik Sumi lalu berbisik. "bik, nanti bawain mama sarapan sama minuman hangat yaa" bik Sumi paham kalau kia sudah berbisik seperti ini maka itu artinya ini misi rahasia tidak ada seorang pun yang boleh tau. Bik Sumi hanya mengangguk lalu pergi.

"Ngomongin kakak ya" tiba tiba salsa muncul di samping Kia dengan membawa roti panggang untuk Kia.

"Heh, seudzon, ini tu ngmongin bik Sumi belum mandi, ya kan bik" Kia segera berkilah dan bik Sumi hanya tertawa saja.

"Mama masih tidur kali ya" gumam Salsa yang terdengar jelas di telinga kia. Dan kita hanya diam saja.

"Kamu kemana hari ini dek ??" Salsa memecahkan keheningan di meja makan.

"Hari ini aku interview" kia menjawab sekenanya.

"Seriusan?? Widiiiihhhh. Pasti keterima sih dek" mendengar penuturan Kia, salsa sangat bersemangat. Begitulah Salsa. Sosok yang hangat dan selalu bersemangat.

"Aamiin, doain yaaa sist" ujar Kia sambil mencolek lengan Salsa.

Salsa lalu memeluk Kia dari samping "kalau keterima, kak salsa mau minta satu permintaan"

"Jangan susah susah" ujar Kia yang kegelian di peluk salsa. Maklum lah Kia tidak suka physical touch.

"Main ke butik kakak" sebuah permintaan sederhana dari salsa. Dan kia menggangguk menyetujui.

____________________________________

Satelit corp sangat indah meski cuaca tidak mendukung hari ini.

Tampak beberapa orang sudah mulai mengantri dengan pakaian dan gaya khas orang orang yang akan interview. Kia, Rachel dan ayana duduk berjejer sambil harap harap cemas, melihat lawan lawan mereka yang sungguh membuat insecure, belum lagi mereka yang masih fresh graduate.

Ayana telah masuk kedalam ruang interview lebih dahulu. Lalu bergantian Rachel dan beberapa orang lain. Ayana dan Rachel selesai tak lama kemudian kia masuk kedalam ruang interview. Meski Kia terbilang irit bicara. Kia masih bisa santai selama proses interview berlangsung. Nadine yang menginterview Kia sangat puas dengan jawaban dan prestasi prestasi Kia selama kuliah. Sepertinya Nadine sudah tau apa yang harus dia lakukan.

"Gimana lancar nggak ??" Ayana memburu kia dengan pertanyaan setelah kia keluar dari ruang interview. Kia hanya mengacungkan jempol tanda dia baik baik saja. Rachel dan Ayana lalu tersenyum puas.

Tak lama kemudian satu sosok berhasil mengalihkan atensi seisi ruangan. Kia membolakan mata nya sempurna. Ia mengerjapkan matanya berharap ia salah melihat Raga berada di kantor yang sama dengannya interview. Rachel menyenggol lengan Kia. Lalu Kia segera mengalihkan pandangan kearah lain .

Sosok yang datang itu kemudian mengedarkan pandangannya lalu bersirobok dengan sepasang mata indah, raga tersenyum dan dibalas senyuman oleh pemilik mata itu. Rachel dengan mata elangnya mengawasi sambil menerka nerka yang terjadi.

_____________________________

Hayooo, raga senyum dengan siapa ??

New Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang