06. Info Loker

624 72 1
                                    

Setelah menyelesaikan sholat subuh nya, Kia berniat mengecek keadaan sang Mama. Segera ia mengenakan pashmina yang hanya di tautkan tanpa kancing di kepalanya. Ia melangkah menuju kamar sang Mama. Membukanya dengan pelan, saat pintu kamar terbuka nampak olehnya Lina yang masih tidur dengan posisi memeluk seseorang di sampingnya yang tak lain adalah Salsa, miris rasa hati Kia melihat pemandangan tersebut. Dia bahkan tak tau rasanya tidur di peluk sang Mama, sedari kecil ia selalu tidur ditemani bik Sumi sampai ia bisa tidur sendiri. Tak sekalipun dia tidur di temani Lina.

Segera menutup lagi pintu itu lalu kembali ke kamarnya dan mengunci pintu nya, menangis kembali memeluk dirinya sendiri. 'sesakit ini rasanya tidak dicintai" monolog Kia sambil terus mengurai air matanya yang jatuh begitu deras. Entah berapa banyak lagi air mata yang harus ia keluarkan. Kia merasa tak ada bahagia untuknya didunia ini.
Setelah puas menangis sendiri, Kia melirik jam di nakas tempat tidurnya. Waktu menunjukkan pukul setengah 6 pagi, Kia bergegas memasukkan baju yang akan dia pakai pergi bertemu Rachel dan Ayana nanti, memasukkan juga skincare dan makeup serta iPad nya kedalam tas. Lalu berganti baju yang akan dia pakai jogging pagi ini. Lalu setelah ia rasa cukup, Kia turun kebawah dengan tidak lupa mengunci kamarnya terlebih dahulu.

Menghampiri bik Sumi yang sedang berkutat di dapur.
"Bik" sapanya yang membuat bik Sumi terkejut.
"Ya Rabbi neng, ngagetin bibik aja" ekspresi bik Sumi tak bisa lagi terkontrol.
"Hehehe, maaf atuh bik, oh iya bik, Kia keluar ya, mungkin pulang malam, jangan lupa bubur sama obat nya mama ya bik" ujar Kia sambil memberi pesan ke pembantu yang setia untuk keluarga nya.
"Mau kemana atuh neng , masih pagi banget" bik Sumi berbalik kearah Kia, menatap lekat majikannya ini lalu mengusap bahu Kia lembut.
"Bibik nggak usah khawatir ya, aku nggak macem macem kok" Kia tersenyum mencoba meyakinkan bik Sumi. Bik Sumi hanya mengangguk dan membiarkan Kia berjalan keluar rumah sepagi ini. ' bibik tau neng, apa yang kamu lihat, yang sabar ya ndok' bik Sumi berbicara pada dirinya sendiri.

Mengeluarkan motornya dari garasi dengan hati hati, lalu tak lupa menutup pagar rumah nya, melakukan sepeda motornya menuju taman, Kia berencana olahraga sedikit untuk memperbaiki mood nya. Segera memarkiran motornya dan menitip tas nya di pos security taman. Lalu berlari kecil. Saat sedang asyik berlari, satu suara mengagetkannya.

"Kia !!" Seru suara itu memanggil nya

Kia melepas earphone nya dan menoleh kebelakang, matanya bulat sempurna saat melihat siapa yang memanggilnya.

"Hai kak" Kia menyapa balik, Raga berlalu mendekat.

"Sendiri aja lu ??" Ujar Raga.  Kia hanya mengangguk sambil tersenyum

"Ya udah bareng aja, dari pada lu sendiri gitu" tawar Raga pada Kia. Kia tentu dengan cepat menyetujui tawaran Raga.

Setelah merasa cukup, mereka beristirahat di bawah pohon rindang.

"Lu bawa minum nggak ??" Tanya Raga memecahkan keheningan di antara mereka. Pasalnya dari tadi dia melihat muka Kia pucat,

"nggak kak" jawab Kia dengan nafas tersengal. Ia merasa gemetar, Kia lupa sarapan tadi sebelum keluar rumah. Tak lama itu Raga berdiri meninggalkan Kia lalu kembali dengan dua botol air mineral dan 2 bungkus roti, di berikannya satu untuk Kia.

"Sebelum jogging sarapan dulu, liat tu lu pucet banget, Untung nggak pinsan" cerocos Raga pada Kia, Kia pun merutuki dirinya kenapa sampai lupa sarapan.

"Hehe, ia kak , tapi makasih ya air dan rotinya" ucap Kia dengan mulut penuh.

"Hhh, telan dulu Kia" ucap Raga yang membuat Kia salah tingkah.

"Kamu sendiri aja ??" Tanya Raga kemudian

"Ya mau ngajak siapa kak, sendiri juga nggak masalah kan" ujar Kia datar sambil menghabiskan sisa rotinya.

"Kata Askara lu punya kaka perempuan, kenapa nggak ngajak dia" ujar Raga dan tidak menyadari perubahan mimik wajah Kia.

"Kalau sendiri juga bisa kenapa harus ngajak orang" tandas Kia datar. Raga menoleh kearah Kia. Menyadari bahwa raut muka gadis ini mendadak menjadi dingin. Raga terngiang ucapan Askara kemarin. 'gak ada yang pernah tau, cerita apa yang kia sembunyikan di dalam hati nya, bahkan abangnya sekalipun'

"Eh sorry Kia" ujar Raga mencoba memulihkan aura dingin di antara mereka. Kia hanya menoleh dan mengangguk.

"Eh kak, gua duluan ya" ujar Kia lalu berdiri. Raga berdongak melihatnya.

"Buru buru amat" lalu Raga pun berdiri tepat di samping Kia.

"Ia kak, gua ada janji sama temen, makasih ya kak" ujar Kia lalu berlalu dari hadapan raga.

"Kia, kalau ada apa apa kabari Gua" Raga setengah berteriak yang membuat Kia sedikit terkejut namun cepat menguasai dirinya lalu membalas teriakan Raga dengan acungan jempol.
'apa maksud minta di kabarin, emang lu siapa'  rutuk Kia sebal tapi juga senang lalu segera melajukan sepeda motor nya menuju rumah Rachel, ya sebelum nya dia sudah mengabari Rachel.

Rachel adalah sahabat Kia sejak dulu. Dan Rachel yang tau sedikit banyak yang terjadi pada hidup Kia. Dan Rachel yang selalu ada untuk Kia apapun keadaannya.

--------------------------------------
Sesampainya di rumah Rachel, Rachel menyambut Kia dengan pelukan hangat. Perempuan berkacamata ini tau betul, jika Kia sudah begini pasti ada sesuatu yang terjadi di rumahnya.

"Udah masuk yuk, bersih bersih dulu kamu" ujar Rachel menarik Kia masuk kedalam kamarnya. Setelah bebersih, Rachel mengajar Kia sarapan Yang sudah Rachel bawa kedalam kamar.

"Eeh jadi enak ni kalau gini" mata Kia berbinar melihat suguhan sandwich dan segelas susu yang terhidang di meja kamar Rachel.
Rachel hanya tersenyum melihat sahabatnya ini.

"Gua udah chat Ayana, ntar kita ketemu di tempat aja" ujar Rachel sambil mengunyah sandwich nya.

"Okee, tadi dia juga chat gua, tapi blm gua bales" balas Kia lalu menenggak habis susu di gelasnya.

"Chel, info loker dong" ujar Kia tiba tiba. Rachel seketika tersadar akan suatu hal, lalu meraih MacBook miliknya dan membuka satu web.

"Mau coba disini nggak, lagi nyari ahli design ni" ujar Rachel menunjukkan pengumuman loker oleh salah satu perusahaan.

Kia menoleh ke arah Rachel, saling pandang lalu mengangguk bersamaan. Bahkan hanya dengan pandangan pun mereka sudah tau apa yang akan mereka lakukan


________________________________

New Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang