16. Duka

1.7K 113 16
                                    

Kia dan Nadine mengimbangi langkah besar salsa menuju UGD Setelah sampai UGD tampak, mereka bertiga tidak diperbolehkan masuk. Salsa menarik Kia kedalam pelukannya, sejujurnya dia sangat cemas saat ini.

"Lu duduk dulu sal, siapa sih yang sakit" Nadine yang masih kebingungan dengan situasi yang mendadak ini menuntun kia dan salsa duduk di kursi tunggu.

"Mama gue NAD" jawab salsa lirih. Kia membolakan matanya sempurna, bagaimana bisa mamanya tiba tiba masuk rumah sakit. Setaunya tadi pagi, namanya sudah pergi ke klinik.

Nadine menarik nafas panjang, jika sudah berkaitan dengan orang tua, salsa memang sangat khawatir. "kita tenang dulu sal, Ki. Semoga Tante Lina baik baik aja" nadine mencoba menenangkan salsa dan Kia.

"Kak, tadi pagi mama udah baik baik aja kan ??" Tanya Kia memastikan.
"Udah, bahkan kakak masih sempat sarapan bareng kok" cicit salsa yang masih cemas.

Suara pintu UGD terbuka, sosok cantik berjas putih keluar dari ruangan UGD.

"Nadine, salsa" tegur dokter devika. Salsa dan Nadine menoleh kearah suara.
"Dev, lu yang tanganin mama gue ??" Tanya Salsa. Devika mengangguk lalu mengalihkan pandangan ke arah Kia.

"Adiknya salsa" Nadine yang bersuara, devika tersenyum pada Kia, Kia hanya mengangguk datar.

"Lu ikut gua sal, keruangan, ada yang mau gua omongin" ucap devika lalu prgi diikut salsa. Nadine dan Kia hanya saling pandang. Jangan tanya perasaan kia saat ini, seperti melayang layang. Nadine mencoba mendekati kia, mengelus pundaknya memberikan ketenangan. Meski di kantor Nadine jarang bertemu Kia, Nadine tetap mencoba untuk mengakrabkan diri ke Kia.

___________________________________
"Duduk sal" setelah sampai diruangan, devika mempersilahkan salsa untuk duduk di depannya. Devika adalah sahabat salsa dan Nadine, devika ada dokter spesialis syaraf yang bekerja di rumah sakit Siloam.

"Dev, mama nggak kenapa kenapa kan?" Suara salsa bergetar.

Devika menarik nafas berat " sal, gue susah ngomong nya, tapi harus gua jelasin"

Salsa mengerjapkan matanya "gak apa apa Dev, lu ngomong aja"

"Sal, Tante Lina kanker otak stadium akhir, dan kanker nya menyebar menyerang syaraf syaraf, dan besar kemungkinan Tante Lina akan mengalami kelumpuhan" ucap devika sambil menggenggam tangan salsa.

"Bisa sembuh Dev??" Salsa masih berusaha tegar.

"Kami dokter, akan berusaha semaksimal mungkin untuk mama lu" ujar devika sambil tertunduk. Devika tau betul seluk beluk keluarga salsa. Banyak hal yang terjadi di keluarga mereka. Dan ini pasti menjadi hal yang berat untuk salsa.

Salsa menghela nafas nya panjang.

"Satu lagi, kayak nya Tante Lina akhir akhir ini stress ya sal" salsa mendongak melihat devika. Dia mengernyitkan dahi nya.

"Iya sal, seperti ada sesuatu gitu yang terjadi ??" Beo devika pada salsa. 

"Kemarin mama sama papa berantem sih" jawab salsa lirih.

"Ooowh, untuk sekarang jangan di buat stress dulu ya sal" ujar devika lembut. Salsa hanya mengangguk.

"Udah, lu tenang, kita keluar ya, kasian Nadine nungguin"

Salsa dan devika keluar ruangan bersamaan.

"Kak ?? Everything Will be fine??" Tanya Kia saat melihat salsa keluar ruangan devika.

"Nanti kakak cerita" jawab salsa lalu duduk di samping Kia diikut dengan devika.

"Ini Kia yang ku sering ceritain ke kita sal ??" Tanya devika sambil menatap Kia. Salsa mengangguk sambil merangkul Kia.

Setelah mereka mengobrol ringan.

Nadine pamit pulang, "sal, Ki, gue tinggal gak ap2 kan ??"

"Gak apa apa nad, bentar lagi Abang gua juga kesini" jawab salsa. Jangab tanya Kia kemana, Kia sudah pulas di samping Salsa.

Lalu Nadine dan devika sudah prgi, tinggal salsa dan Kia yang menunggu Lina.

___________________________________________
Hari sudah sore, dan Lina sudah di pindahkan keruang rawat. Arjuna memilih ruang rawat VIP agar lebih nyaman untuk sang Mama.

"Sal, Ki, mama sakit apa ??" Ujar Arjuna sambil memperhatikan Lina yang terbaring lemah

"Oke gue cerita ya, siap siap dengerin nya" salsa menyilangkan kakinya lalu dengan runut menceritakan apa yang terjadi pada Lina. Arjuna termangu dan Kia mengalihkan pandangannya ke lain.

"Apa perlu Abang kasih tau papa" tanya Arjuna kemudian.

"Emang kalau orang udah cerai masih mau peduliin mantannya??" Ujar Kia dingin.

"Iya sih, bang, kan udah cerai" salsa mengamini ucapan kia.

"Ini kak salsa yang nungguin yaa, aku balik bentar lagi, besok kerja. Kan kak salsa fleksibel waktunya" ujar Kia, pandangan nya lurus kedepan .

"Kamu kalau mau izin ntar Abang kasih tau Azkara" Arjuna beralih menatap Kia

"Nggak usah bang, kerjaan ku banyak banget soalnya. Kasian Rachel nanti yang ngehandle, lagian besok ada meeting lagi sama manager nya. Ih manager nya dingin, sedingin kulkas 10 pintu" beo Kia, mengingat manager kantor nya, ia sedikit kesal. Ternyata ada yang lebih dingin dari nya .

"Hahaahha, siapa ?? Ezra ??" Salsa tertawa melihat wajah Kia yang kesal.

"Kak salsa kenal ??" Kia penasaran dari mana salsa mengenal Ezra.

"Siapa sih nggak kenal Ezra, satelit corp ni boss"

"Senggol dong" kia menimpali. Arjuna dan salsa tertawa mendengar nya.

_____________________________________________

Sehabis magrib, kia sampai di rumahnya . Bik Sumi sudah menyiapkan makan malam.

"Bik, mama sama kak salsa nggka balik" ujar Kia sambil mengunyah makan malamnya.

"Emang ibu Sama neng salsa kemana neng??" Bik Sumi yang masih sibuk di wastafel seketika menghentikan kerjaannya.

"Mama masuk rumah sakit bik" ujar Kia menerawang

Bik Sumi terkejut mendengar pernyataan kia, "innalilahi ya Allah, rumah sakit mana neng ??"

"Siloam bik, mama kanker dan kemungkinan besar juga mengalami kelumpuhan" suara Kia memelan. Bik Sumi mendekati kia.

"Pantesin ibu akhir akhir ini sering tidak sehat" pandangan bik Sumi menerawang jauh, memang akhir akhir ini kondisi majikannya tidak baik baik saja.

"Bik, kalau mama udah dirumah, tolong jaga baik baik ya bik" Kia bersuara lagi.

"Neng udah baikan Sama ibu??" Tanya bik Sumi takut takut. Belakangan ini memang Lina sering menanyakan Kia. Kia tidak menjawab lalu naik kekamar nya setelah menyelesaikan makan malamnya .

Setelah membersihkan tubuhnya, Kia berbaring menatap langit langit kamarnya, lampu sudah ia matikan. Tinggal lampu tidur nya yang menyala remang remang.
Kepala Kia Searasa penuh, banyak hal hal yang sudah terjadi kembali hadir di ingatanya.

"Aarrgghhhhh" Kia mengusap wajahnya kasar.  Ingin rasanya Kia berteriak sekencang kencangnya. Baru saja Kia ingin mencari suatu hal yaitu kebahagiaan, sudah ada lagi masalah baru di hidupnya.
Memikirkan sang Mama yang kini mengidap penyakit serius, kia tentu kasihan. Belum lagi kemarin kia tak sengaja mendengar kata "rujuk" saat ia memergoki Lina dan Harditama adu mulut.

"Capek banget jadi aku tu" gumam Kia pada dirinya sendiri, lalu meloloskan air mata nya.

Kia, gadis datar misterius yang selalu mencoba untuk baik baik saja di depan semua orang. Tapi memendam luka nya sendiri.
Tak pernah ia bercerita banyak orang orang sekitarnya.

Setelah puas dengan air matanya, kia memilih tidur, karena besok ia harus mengumpulkan energi kembali, sebelum meeting dan bertemu kembali dengan crush nya sejak dulu dan  manager aneh nya.

Iya manager "aneh"

New Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang