26

31 2 1
                                    

Silahkan tekan tanda vote (⭐) jika berminat 😉
Happy reading...

─────────────────────────

Apa yang sedang Daniel lakukan saat ini? Tentu ia sedang mengejar Belva yang sudah berada jauh di depannya.

"Belva, tunggu!." Daniel berhasil menahan Belva untuk masuk kedalam mobilnya.

Belva gelagapan karena sisa air matanya masih tersisa.

"Kamu menangis." Senyuman terukir kembali di wajah tampan milik Daniel. "Itu tandanya kamu mencintaiku, iya kan?."

"Tidak, aku tidak menangis untukmu. Jangan ganggu aku lagi, Daniel."

"Kamu sangat keras kepala. Aku akan terus mengganggumu sampai aku mendapatkan jawaban yang aku mau." Ancam Daniel.

"Aku akan memblokir semua akun sosial media mu kalau kamu terus melakukan hal itu." Belva memberi ancaman yang membuat Daniel tidak bisa melakukan perlawanan.

Lagi-lagi Belva menepis tangan Daniel, lalu meninggalkan laki-laki itu sendiri.

"Sial!. Aku tidak bisa diam saja, Belva pasti sedang menyembunyikan sesuatu. Aku yakin itu." Ucap Daniel sambil meremas rambutnya.

Belva memperhatikan Daniel dari dalam mobilnya dan itu membuat tangisan Belva semakin pecah. "Bagaimana ini, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku." Ucap Belva dalam hati.

🌞🌞🌞

Seperti biasa saat ini Sella sedang disuapi makan oleh sang tunangan, siapa lagi kalau bukan Zen.

"Berapakali aku bilang, aku bisa makan sendiri, Zen." Rengek Sella.

Kenapa mama dan juga tunangannya ini selalu membuat Sella gemas setiap jam makan datang?! Sungguh menyebalkan jika diperlakukan seperti bayi setiap saat.

"Tangan kamu masih sakit sayang, udahlah jangan banyak protes, oke?." Ucap Zen sambil tertawa, ia gemas saat melihat Sella mulai merengek.

"Lagian kenapa kamu masih disini sih? Harusnya kamu ke kantor sekarang." Ucap Sella.

"Aku pengen nemenin kamu hari ini."

"Iihh...apaan sih, mending kamu ke kantor aja, Zen. Kamu bilang kerjaan kamu banyak 'kan kemarin?. Aku beneran gapapa kok kalau sendirian disini." Ucap Sella panjang lebar.

"Kamu yang apa-apaan, masa tunangannya mau nemenin sehari aja gak boleh." Ketus Zen.

"Dasar keras kepalaa!." Kesal Sella.

"Walau keras kepala, tapi kamu cinta kan sayang?." Tanya Zen sambil menaikkan satu alisnya.

Sella membuang muka karena salah tingkah.

"Lah, kok malah buang muka. Jawab dulu, ih."

"Iyaa...aku sayang, aku cinta banget banget banget sama kamu! Puas?."

"Puas, aku juga cinta banget sama kamu." Ucap Zen sambil mencubit pipi Sella dengan gemas.

"Lepasinn...sakit tauuu!." Sella sangat kesal, kenapa hari ini Zen bertindak seperti anak-anak.

Sedangkan Zen tertawa terbahak-bahak seperti orang tidak berdosa setelah membuat pipi Sella merah karena di cubit.

"Makasi ya sayang, kamu bikin aku happy lagi." Ucap Zen secara tiba-tiba.

"Kamu gajelas deh-." Ucapan Sella terpotong karena seseorang baru saja membuka pintu kamar inap Sella.

"Loh, kakak ipar!." Sella terkejut dengan kondisi Daniel yang terlihat sangat berantakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunshine | Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang