Draco menggandeng tangan harry dengan formal ketika memasuki restaurant. Sang kepala restaurant sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.
Draco tampak akrab dengan kepala restaurant itu, dan Harry melihat kepala restaurant, seorang lelaki Perancis dengan logat Perancis yang kental. Sesekali Draco berbicara dalam bahasa Perancis dengan lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restaurant itu.
Dari informasi yang pernah didapat Harry, ayah Draco adalah orang Inggris dan ibunya keturunan Perancis. Mungkin ini sebabnya Draco lancar berbahasa Perancis, meskipun itu bukan urusannya. Harry cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Draco.
Ketika kepala restaurant itu pergi, Draco menarik kan kursi untuk Harry dan duduk di depan Harry.
“Restaurant ini milik ibuku,” Draco menatap kepergian kepala restaurant itu, “Francoise adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restaurant ini seperti mencintai hidupnya.”
Harry terdiam menatap Draco. Orangtua Draco juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Draco itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.
Seorang pelayan datang dan Draco memesan lagi dalam bahasa Perancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Harry terpesona dengan tampilannya, Draco menjelaskan bahwa makanan itu adalah L’imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan Creme, potongan jeruk citrus, dan Roti Baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.
Harry menyuap untuk pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh di mulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara rasa manis dan kelembutan yang nikmat.
Tak disadarinya bahwa Draco menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Draco luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak di dalam tubuh Harry.
Draco memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Harry sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya. Tetapi pikiran bercinta dengan Harry dalam kondisi anak itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya. Dia ingin anak itu sukarela, melingkarkan pahanya di tubuhnya, ketika tubuh mereka bersatu. Saat itu akan datang pada akhirnya, kalau Draco mau bersabar dan menundukkan anak keras kepala ini pelan-pelan.
Hidangan utama datang, yakni Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan bersama semangkuk salad. Rasanya luar biasa lezat dengan paduan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat Harry terpesona akan citarasa masakan khas perancis ini. Pantas saja restaurant ini dianugerahi lima bintang.
“Kau menyukainya?” dalam cahaya lampu yang temaram, Draco tampak lebih lembut. Garis kejam di bibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.
Harry ingin membantah, tetapi tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Draco berbaik hati membawanya keluar –meskipun dengan pengawalan ketat– Harry sempat melirik ke arah pengawal-pengawal
Draco yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.
Harry menganggukkan kepalanya. Dia memang sangat menikmati semua ini, bukan hanya makanan –meskipun makanan di rumah Draco tidak kalah nikmatnya– tetapi bisa makan dengan pemandangan bebas, bukan pintu kamar dan ruangan yang selalu terkunci sangat menyenangkannya.
“Bagus,” Draco bergumam puas, lalu memanggil pelayan untuk menghidangkan hidangan penutup, dan kopi, “Aku ingin gencatan senjata.”
Harry mengalihkan pandangan tertariknya pada hidangan penutup yang baru datang itu. Itu adalah crème brûlée, hidangan cantik dari krim yang dibakar di permukaan atasnya sehingga membentuk lapisan karamel renyah tapi lembut di bagian bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With Mr Malfoy | Drarry ✔️
Fiksi PenggemarREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA --- Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Harry terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang dicintainya satu persatu hancur. ibunya terpuruk dalam rasa malu dan kecewa lalu meninggal karena d...