4

8.4K 597 37
                                    

EDIT: Halo, Blue mau kasih tahu kalo Blue masuk GC drarry di WhatsApp, nih!

Blue diajak masuk sama salah satu readers Blue yang ternyata admin dari GC tersebut.

Kalau di antara kalian mau gabung bisa DM Blue, ya! Biar Blue kasih nomor adminnya buat masukin, selain Blue juga ada author drarry lain yang keren-keren!

Jadi kita bisa satu GC.

.......

Draco keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai.

Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Blaise berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Draco masih menimbulkan memar-memar di sana sini, tetapi pria itu sepertinya sudah diobati.

“Bagaimana dia?” tanya Draco dingin.

“Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan. Anda sendiri, Tuan Draco, Anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan anak itu.”

Draco melirik pada Blaise dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah.

“Tadi aku berniat membunuhnya.”

“Kalau begitu kenapa kau menyelamatkannya?”

Draco membalikkan tubuhnya dan menatap Blaise dengan mata menyala-nyala, “Karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati,” mata abu Draco bagaikan berbinar di kegelapan, “dan kau, kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?”

Blaise menatap Draco, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, “saya tidak sengaja membiarkannya lolos.”

“Kau pikir aku bodoh?” suara Draco menajam, setajam tatapannya, “kau adalah pengawalku paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya anak itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya.”

Blaise menelan ludahnya, “saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita.”

Draco melempar handuknya dengan marah ke sofa.

“Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menentang ku. Dengarkan ini baik-baik, Blaise,” suara Draco dalam dan mengancam, “Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkan ku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisi mu secepat yang aku bisa.”

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.

***

Ketika Harry terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

“Tenang, kau sudah ada di daratan, kau bisa bernafas secara normal,” suara Draco membawa Harry kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Draco sedang duduk di tepi ranjangnya. Harry beringsut sejauh mungkin dari Draco dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata Draco. “Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?” nada geli pun tersamar dalam suara Draco.

Kurang ajar, batin Harry dalam hati. Dia berjuang meregang nyawa, dan pria ini malah duduk disini menertawainya.

Tetapi, apakah benar Draco yang terjun ke kolam dan menyelamatkannya? Kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya Draco sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa pria itu berubah pikiran?

“Ya, aku memang menyelamatkanmu,” Draco bergumam seolah-olah bisa membaca pikiran Harry, “Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku.”

Harry menatap Draco geram, “Apa maksudmu?”

Sleep With Mr Malfoy | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang