Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Draco duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Blaise masih menungguinya di sana, sementara Oliver sudah berpamitan, karena putranya membutuhkannya. Oliver bilang akan kembali besok pagi.
Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya.
Draco terkesiap dan saling berpandangan dengan Blaise, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya?
Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, “Tuan Draco Malfoy.”
Draco diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi.
“Ini putramu, Tuan Draco, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi.”
Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibunya ke dunia yang penuh marabahaya ini.
Draco mengamati bayi itu dengan takjub, mahluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Harry, darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Harry. Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Draco memusuhinya dulu terasa begitu konyol.
Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Harry. Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Malfoy, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus.
Sejenak Draco masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Harry … Harry ... bagaimana istrinya?
“Suster,” Draco memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, “Bagaimana dengan istriku?”
Suster itu melirik ke ruang operasi, “Masih belum sadar, tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, kau bisa menengoknya nanti ketika dia sudah dipindahkan dari ruangan operasi ke ruangan icu.” Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksanya menunggu ke dalam ketidakpastian yang menyiksa lagi.
Kalau dulu, Draco pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Harry segera! Kenapa para dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya?
Tetapi Draco menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Harry. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Harry taruhannya.
***
Ruangan icu itu sepi, hanya ada Harry dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Harry masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis.
Draco duduk di sana, di samping ranjang Harry, mengamati wajah Harry yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata Marry tidak pernah terbangun lagi. Akankah Harry melakukan hal yang sama pada dirinya?
“Kau tidak boleh meninggalkanku, Harry,” Draco menggeram parau, “Kau tidak boleh meninggalkanku sebelum aku mengizinkanmu, putra kita menunggu di sana. Jadi kau harus bangun, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat ...yang ...” suara Draco tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.
Draco lalu menyentuh jemari Harry dan menggenggamnya, “Maafkan aku,” bisiknya parau, “Maafkan aku karena selalu memaksamu, menyakitimu, bahkan ketika kau mengandung anakku, aku tidak pernah memperhatikanmu seperti seharusnya,” dengan lembut Draco mengecup jemari Harry, “Bangunlah, sayang, dan akan kutebus semua kesalahanku.”
Hening, Hanya suara monitor jantung yang terdengar teratur di ruangan itu, Draco menggenggam jemari Harry makin erat.
“Bangun, sayang, apakah kau akan tega meninggalkanku dan putra kita? Kau bahkan belum memberinya nama, akan aku panggil apa dia?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With Mr Malfoy | Drarry ✔️
FanfictionREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA --- Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Harry terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang dicintainya satu persatu hancur. ibunya terpuruk dalam rasa malu dan kecewa lalu meninggal karena d...