"Aku masih punya satu syarat lagi," Harry tanpa sadar melangkah menjauhi Draco, "Aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu ... kau ... bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu."
"Cukup! Sekarang giliranku memberikan peraturan untuk pernikahan kita!" kesabaran Draco tampaknya sudah habis, pria itu meraih pinggang Harry dan merapatkan di tubuhnya membuat Harry merasakan tubuh Draco yang mengeras di sana, "Kau rasakan itu?" Draco menatap Harry, marah sekaligus bergairah, "Aku berniat untuk menjadikanmu istriku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang kukunjungi jika aku perlu bercinta," jemari Draco menuruni sisi lengan Harry dengan sensual dan kemudian berhenti di sisi dadanya, meremasnya lembut, "Dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah!"
Hening.
"Kenapa? Kau tidak suka dengan syarat dariku?" Draco terus menahan dada Harry dengan posesif. Harry adalah istrinya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya sekehendak hatinya. Pilihannya adalah mereka suami isteri atau tidak sama sekali, "Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti di sini sekarang juga," sambil berusaha menahan keposesifannya, Draco memperlembut tuntutannya, "Malam ini cukup sampai di sini kalau kau tidak siap."
Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Draco masih mampu mengendalikannya jika Harry tidak mau melanjutkan. Pemuda cantik ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya di depan Draco dan Draco menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Harry.
Harry hanya terdiam di sana, menatap Draco dengan tatapan kosong. Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu? Harry pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia mengetahui kisah tentang Marry.
Draco sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, dia menginginkan Harry karena kemiripannya dengan Marry. Tetapi sekarang, dia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua, dalam wujud laki-laki yang mirip dengan Marry. Tidak, dia tidak pernah membayangkan Marry. Tidak lagi. Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Marry dulu, Marry telah berubah menjadi bayang samar yang kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Draco bahkan sudah berhasil tidak memikirkan Marry lagi sejak bertahun-tahun lalu.
Harry terasa ... berbeda ... tetapi bagaimana dia menjelaskannya kepada Harry? Pemuda itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Draco menyadari bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Harry.
Harry bagaikan malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah matahari sejak kehadiran Harry. Dan Draco tidak ingin melepaskannya.
"Baiklah," suara pelan terdengar dari bibir Harry, terdengar enggan seolah-olah Harry tidak benar-benar setuju dengan dominasi Draco dalam hubungan ini. Dan itu membuat Draco senang, seorang istri yang selalu setuju dengan pendapat suaminya sama sekali tidak menyenangkan. Di dalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidaksepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan.
Draco tersenyum dan menatap Harry dengan penuh bergairah, "Apakah kau sudah siap untukku, Harry?" jemari Draco mengusap ujung dada Harry dengan lembut.
"Aku ....." sekujur tubuh Harry bergetar.
"Mungkin aku perlu memeriksanya dulu," Draco meluncurkan sebelah tangannya dari dada Harry, mengusap perut Harry yang basah dan terus bergerak turun. Dan karena kaki Draco, entah sejak kapan, berada di antara kakinya, Harry tidak bisa menghalangi niat Draco kalaupun ia ingin.
Draco bergerak perlahan-lahan, memperhatikan isyarat sekecil apapun kalau-kalau Harry ingin berhenti. Di luar dugaan, Harry tidak menolaknya, tubuh pemuda itu menyambutnya, membuat Draco harus menggertakkan gigi menahan hasratnya yang makin menggelegak. Harry membiarkan jemari Draco menyentuhnya. Tubuh Harry begitu lembut, dan ia gemetar ketika Draco menyentuh tubuhnya di bagian yang paling sensitif , berusaha menemukan pusat dirinya. Ketika akhirnya menemukannya, Draco menggerakkan jemarinya dengan lembut. Hanya sekedar menggoda. Harry mengerang, tubuhnya bergetar hebat. Tubuh Draco sendiri sudah menegang putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With Mr Malfoy | Drarry ✔️
FanfictionREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA --- Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Harry terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang dicintainya satu persatu hancur. ibunya terpuruk dalam rasa malu dan kecewa lalu meninggal karena d...