10

7.8K 573 35
                                    

Harry tertegun. Ulang tahunnya yang kedua puluh lima sebentar lagi. Kenapa Draco bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Harry tertarik, tetapi dia akan memuaskan Draco kalau dia mengikuti Draco untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Draco, supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti Draco.

“Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas disini.” api menyala di mata Draco, dan tampak jelas pria itu mencoba menahan diri.

“Terserah, nanti temui aku di ruang kerjaku,” suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

***

Setelah puas menikmati hujan, Harry masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Draco, lagipula sepertinya Draco tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Harry tidak yakin kalau Draco akan menunggunya. Pria itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

“Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?” suara di kegelapan itu mengagetkan Harry. Dia menajamkan matanya dan melihat Draco duduk di sana, di keremangan kamarnya.

“Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?” Harry berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di dinding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Draco, karena pria itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Harry berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Draco. Pria itu duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan tangannya memegang gelas minuman. Harry melirik ke botol brendy yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Draco selama menunggunya. Apakah pria itu mabuk? Jantung Harry mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Draco sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

“Apa yang kau lakukan disini, Draco?”

Draco mendengus dan menatap Harry dengan tajam, “Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku.”

Harry mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika Draco bertindak di luar batas dia bisa segera melarikan diri.

Draco tersenyum melihat tingkah Harry.

“Kau seperti kelinci ketakutan lagi, Harry, apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu, atau … melemparkan mu dari balkon lagi?” Draco menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri, makin lama makin mendekati Harry.

“Apakah kau mabuk, Draco?” Harry melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Harry ingin melarikan diri dari Draco. Dia pasti bisa melakukannya.

“Draco Malfoy tidak pernah mabuk,” Draco melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap-endap mengincar mangsanya. “Dan kau …. Seharusnya kau mendengarkan apa yang aku perintahkan, Harry.”

Harry tahu di situlah titiknya. Di situlah titik Draco kehilangan kesabarannya, karena itulah Harry langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Draco sudah ada di belakangnya, mendorong pintu itu menutup kembali sebelum sempat terbuka.

Draco mendorongnya rapat ke pintu, dan dengan terkejut Harry bisa merasakan kejantanan Draco yang mendesak keras di bagian belakang tubuhnya. Dia ingin bergerak dan menghindar, tetapi ternyata Draco sudah menahannya di semua sisi.

Harry ketakutan. Apakah dia akan dipaksa lagi? Udara mulai terasa menyesakkan dan Harry mulai terengah-engah.

“Aku tidak pernah bercinta sambil berdiri,” Draco berbisik di telinganya dengan bisikan panas yang membuat sekujur tubuh Harry menggelenyar, “Dan kau membuatku ingin melakukannya.”

Sleep With Mr Malfoy | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang