Part 01 : Menyesal

8.8K 545 32
                                    

Renjun mengusap dengan sayang wajah kekasihnya yang tampak damai. Hatinya terasa sakit saat melihat kekasihnya terbaring di dalam peti mati, belum lagi semua bekas luka yang ada di wajah cantik kekasihnya.

"Haechan, kau meninggalkan ku" ujar Renjun lirih, "kau marah ya karena aku tidak mencegah kalimat putus darimu" lanjut Renjun, "mian, mianhe! Aku bodoh, aku kejam, tapi kumohon bangunlah sayang" pinta Renjun memohon.

"Hiks-aku mencintai mu Haechan, sangat-sangat mencintaimu" ujar Renjun sedih sembari mencium tangan dingin Haechan. "Bangunlah hm" pinta Renjun lagi, "hiks aku ingin melihat mu tersenyum padaku, aku ingin memelukmu seperti yang biasa kita lakukan hiks" ujar Renjun yang tidak bisa menahan tangisannya. Setelahnya ia menangis kencang di hadapan jasad kekasihnya.

"BANGUN HIKS.... BANGUN HAECHAN" teriak Renjun keras, "KAU TIDAK BOLEH MENINGGALKAN KU SEPERTI INI" lanjut Renjun. "HIKS..JANGAN MENINGGALKAN KU HAECHAN, KEMBALILAH PADAKU HM, AKU JANJI TIDAK AKAN MENGABAIKAN MU LAGI, AKU JANJI AKAN LEBIH MEMPRIORITASKAN DIRIMU,HIKS... TAPI KEMBALILAH AKU MOHON HIKS...." jerit Renjun.

Kepergian Haechan memberikan banyak luka untuk member NCT, sosok adik, teman dan kakak yang begitu disayang oleh setiap member kini telah menutup matanya untuk selamanya.

Taeyong, leader NCT itu hanya dapat memandang hampa pada jasad Haechan. Gagal, itulah yang ia rasakan saat ini, "kenapa kau tidak pernah menceritakan apapun pada kami" bisik Taeyong sedih.

Taeil, pun merasakan hal yang sama, padahal mereka cukup dekat tapi sepertinya ia tidak bisa membuat Haechan sepenuhnya percaya padanya. "Haechan, hyung ingin kau membuka matamu, hanya itu" mohon Taeil.

Keadaan yang lainnya pun hampir sama, Yuta, Jungwoo dan Jaehyun masih merasa tidak percaya akan apa yang mereka lihat saat ini. Baru beberapa hari yang lalu mereka memeluk Haechan, mendekap tubuh panas Haechan. Namun saat ini yang mereka lihat hanya tubuh kaku Haechan.

Kondisi Mark, Doyoung dan Johnny mungkin cukup parah, sejak sadar dari pingsannya Doyoung hanya diam tanpa mau menjawab satu pun pertanyaan yang diarahkan padanya. Lalu Johnny lelaki itu mungkin terlihat tegar, namun setiap ia seorang diri ia akan menyakiti dirinya sendiri. Begitupun dengan Mark, ia dan Haechan itu ibarat satu jiwa yang ada di dalam dua tubuh.

"Jadi ini tanda kenapa perasaan ku selalu tidak tenang" bisik Mark lirih. "Kau pergi begitu jauh, tanpa bisa ku gapai lagi" lanjut Mark sedih yang membuat member WayV yang juga datang langsung menangis.

Jeno dan Jaemin, kedua pria ini pun hanya dapat menatap peti mati Haechan dengan wajah sembab. Sudah banyak air mata yang tumpah untuk menangisi Haechan. Seberapapun mereka berusaha tegar, tapi rasa sedih akan kehilangan sosok sahabat yang paling penting dalam hidup mereka membuat keduanya hanya bisa menangis dalam diam.

"Jika kesempatan kedua itu ada, aku janji akan menjagamu dengan lebih baik lagi" ujar Jeno lirih, Jaemin yang mendengar ucapan Jeno hanya memeluknya dengan erat.

"Kembalikan Haechan pada kami Tuhan, ini tidak adil" batin Jaemin sedih.

"Hyung, kau pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada kami" ujar Jisung lirih. "Hiks, kenapa hyung jahat sekali, hiks ..ini tidak adil" ujar Jisung seraya menghapus kasar air matanya.

Dan untuk Chenle, ia hanya diam sembari memegang tangan dingin Haechan, "kenapa tangannya tetap dingin, aku sudah berusaha menghangatkannya" ujar Chenle lirih yang membuat Doyoung menangis lagi.

******

Gundukan tanah di hadapan mereka semua adalah bukti nyata, bahwa matahari dalam kehidupan mereka telah pergi untuk selamanya.

Bruk

Renjun bersimpuh di depan makam Haechan, matanya berkaca-kaca menatap pusara tempat kekasihnya terlelap dalam keabadian. Tangannya memegang tanah basah itu dengan erat, sedangkan tangannya yang satu lagi mengelus lembut foto Haechan.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang