Part 09 :

3.5K 429 19
                                    

"Donghyuck, barang mu hanya ini?" Tanya Taeyong yang tengah membantu Donghyuck membawa barang bawaannya.

"Iya hyung" jawab Donghyuck.

"Oh Renjun" sapa Taeyong pada Renjun, yang memang kamarnya ada di sebelah kamar Taeyong. Sedangkan Donghyuck memilih untuk tidak menatap pada pemuda itu, ia benar-benar kesal pada Renjun.

Sedangkan Renjun selepas mengangguk dan tersenyum singkat pada Taeyong, ia lalu menatap pada Donghyuck yang tidak mau menatap padanya. Taeyong sendiri hanya tersenyum kecil akan sikap kedua pemuda di depannya, ia sudah dengar apa yang terjadi di kantin perusahaan tadi. Dan ia cukup senang, bahwa Donghyuck sangat berbakat. Banyak yang memuji serta mengatakan padanya bahwa nanti grupnya pasti akan sukses, karena berisi banyak orang-orang berbakat.

"Haechan akan sekamar denganku" ujar Taeyong yang membuat Renjun mengangguk.

"Ayo Haechan" ajak Taeyong yang membuat Donghyuck berjalan masuk mengikuti Taeyong.

Renjun merasa bersalah pada Donghyuck, ia memang seharusnya tidak bertindak berlebihan seperti tadi. Apalagi dengan niat mempermalukan Haechan di depan banyak orang. "Perasaan ku tiba-tiba tidak karuan hanya karena anak itu" batin Renjun.

Bruk

Sembari berbaring di ranjangnya, Renjun tidak sadar bahwa sesuatu jatuh dari kantungnya, "Haechan, kenapa seperti tidak asing" batin Renjun sebelum menutup matanya dan terlelap.

Pas saat itu ada Kun yang masuk ke dalam kamar, ia adalah teman sekamar Renjun. Kakinya merasa menendang sesuatu namun saat ia lihat tidak ada apapun, jadi ia abaikan hal itu.

*********

Donghyuck tidak bisa tidur, dan ini adalah kebiasaan ia selalu begini kalau berada di tempat baru secara tiba-tiba. Jadi ia memutuskan untuk berjalan di sekitar dorm, sebelum berhenti dan menatap pada balkon di dekat ruang tv.

Donghyuck memejamkan matanya dan menghirup angin malam, "angin malam tidak bagus untuk kesehatan" sebuah suara tiba-tiba membuat Donghyuck terkejut dan langsung berbalik hanya untuk menemukan seseorang yang kalau Donghyuck tidak salah ingat namanya adalah Mark.

Donghyuck menundukkan kepalanya sopan sebelum ia akan berjalan pergi, "Haechan" panggil Mark yang membuat Donghyuck berhenti. "Kau hidup lebih baik saat ini" ujar Mark yang membuat Donghyuck menatapnya dengan bingung.

"Hah" jawab Donghyuck.

Namun Mark menggelengkan kepalanya dan menatap Donghyuck dengan tatapan dalam, "aku senang melihatmu disini" tambah Mark sebelum berjalan pergi meninggalkan Donghyuck.

Donghyuck masih terdiam dan duduk di balkon, kata-kata Mark seperti punya maksud lain, dan melihat pemuda itu membuat Donghyuck merasa aneh. Ada perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan, kini ia rasakan pada Mark. Ia seperti merasa utuh, menemukan sebagian jiwanya yang hilang. "Siapa dia?" Batin Donghyuck penasaran. Saking asyiknya ia berpikir, Donghyuck bahkan tidak sadar saat ia menutup matanya dan akhirnya terlelap.

*

"Donghyuck ayo bangun"

Samar-samar ia mendengar suara orang yang membangunkannya, "hm, lima menit lagi Halmeoni" jawab Donghyuck seraya menggeliat di kasur. Taeyong sedikit tertawa saat Donghyuck menganggap bahwa ia adalah neneknya.

"HAECHAN, BANGUN" teriak Taeyong keras namun bukannya bangun, Haechan malah menutup telinganya dengan bantal.

"HEY GENDUT BANGUN, KALAU TIDAK NANTI KAU TIDAK DAPAT JATAH MAKAN" teriakan itu berhasil karena kini dengan mata masih tertutup, Haechan langsung beranjak bangun dari ranjangnya dan berlari menuju dapur bahkan tanpa membuka mata. Sedangkan Taeyong langsung memukuli mulutnya karena barusan ia seperti mengejek Donghyuck.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang