Part 22 :

3.1K 353 5
                                    

Para anggota member dream mulai melakukan latihan pertama mereka, setelah latihan vokal kini mereka harus berlatih untuk dance dari lagu debut mereka. Ada tantangan yang harus mereka taklukan saat ini, karena alat yang akan menjadi bagian pendukung dalam dance kali ini sedikit tidak biasa.

Hoverboard

Salah satu alat elektronik yang tidak semudah itu bisa mereka taklukan, apalagi untuk Chenle, Jisung dan Jaemin. Namun bukan berarti mereka akan menyerah semudah itu.

"Good, kalian bisa coba terus maka nanti kalian akan semakin mahir" ujar pelatih mereka sebelum berjalan keluar.

Chenle berdecak pelan sebelum akhirnya ia mencoba lagi menaiki Hoverboard miliknya. Kali ini gerakannya semakin lihai ketika ia sudah bisa menjalankan hoverboardnya meski hanya lurus ke depan.

"Aaaaakkhh" ringis Jeno memegang lututnya, membuat semua member langsung berlari mendekatinya.

"Wae?" Tanya Jaemin, "tanganmu mu sakit lagi?" Tanya Jaemin dan Jeno pun mengangguk. "Luruskan dulu tanganmu, jangan menekuknya" perintah Mark yang dipatuhi oleh Jeno.

Sedangkan Haechan menatap pada Jeno yang tengah meringis kesakitan dengan pandangan sendu. "Apa ini karena cederanya saat itu" batin Haechan sedih.

Flashback

Hari ini ulang tahun Haechan yang ke-15, awalnya ia berniat untuk pulang dan merayakan ulangtahunnya bersama dengan nenek dan anak-anak di panti. Namun tiba-tiba saja, pihak agensinya malah membatalkan perijinannya untuk dapat pulang.

"Haechan, mau ikut kami bersepeda ke sungai Han" ajak Jaemin yang datang bersama dengan Jisung dan Jeno. Mata Haechan yang melihat Jeno, membuat moodnya semakin buruk.

"Tidak" jawab Haechan menolak.

Jaemin memandang Jeno yang menunduk sedih, "apa kau sedang sibuk?" Tanya Jaemin dan Haechan pun memilih untuk diam saja. Melihat bahwa memang pemuda itu tidak sibuk jadi tanpa ragu Jaemin menarik tangan Haechan untuk ikut dengannya.

"YAAA, NA JAEMIN AKU TIDAK MAU" jerit Haechan keras.

"Ssstttt, jangan berisik nanti kita ketahuan" tegur Jaemin namun ia tetap tidak melepaskan pegangan tangannya pada Haechan.

"Jangan bilang kau tidak meminta ijin?" Tanya Haechan dengan nada terkejut.

Jaemin berbalik dan tersenyum tanpa dosa pada Haechan, "kalau ijin kan tidak akan diberikan juga, lagipula selama kita tidak ketahuan maka semua aman" ujar Jaemin tanpa beban sama sekali.

"Aku tidak mau, jangan melibatkan ku dalam masalah" ujar Haechan, namun sayangnya Jaemin juga bukan tipe orang yang akan menyerah. Meski Haechan menolak tapi maaf saja besar kekuatan mereka itu berbeda, meski umur keduanya sama.

"Ambil sepeda mu" ujar Jaemin pada Haechan yang hanya diam saja.

"Ck, ambil nanti aku traktir kau ice cream" ujar Jaemin yang tiba-tiba menggoyahkan pendirian Haechan. "Kau serius akan membelikan ku ice cream bukan?" Tanya Haechan dengan nada mencicil yang membuat Jaemin tersenyum dan mengangguk. Saat itulah Haechan akhirnya bersedia mengambil sepedanya dan ke empat anak muda itu akhirnya mengayuh sepedanya.

Jeno mendekati Jaemin, "terima kasih" ujar Jeno pada Jaemin, "aku sudah berusaha, jadi kalau kau ingin minta maaf maka lakukan dengan segera" perintah Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno.

"JAEMIN CEPAT, KITA HARUS BERGEGAS NANTI ICE CREAMNYA HABIS" teriak Haechan sembari menoleh kebelakang, untung saja jalanan sedang sepi jadi tidak mungkin juga ia menabrak orang lain, kalau tiang-tiang dan pohon tidak tahu lagi.

"Ice cream anak itu kau juga yang bayar" ujar Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno.

"Jisung punya juga ya hyung" ujar Jisung.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang