Part 02 : Rebirth

5.1K 516 38
                                    

Lee Donghyuck ingat bahwa malam itu ia sudah saat jantungnya diambil paksa oleh orang-orang yang mengaku keluarganya. Orang-orang yang begitu tanpa perasaan menyakiti dirinya dan merenggut hidupnya.

Tapi sekarang ia malah terbangun di sebuah tempat yang sejauh matanya memandang hanya warna putih yang bisa dilihatnya. "Ini dimana?" Bisik Haechan bertanya entah pada siapa.

"Renjun....apa kau ada disini?" Panggil Haechan seraya menoleh kesana kemari.

"Renjunmu tidak ada disini" jawaban dari pertanyaannya di jawab oleh orang yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"HAAAH" sahut Haechan terkejut menatap pada seorang pria yang tampak seumuran dirinya, "kau siapa?" Tanya Haechan namun orang itu hanya diam dan tidak menjawab apapun.

Ia berjalan melewati Haechan sebelum tangannya melambai, tiba-tiba ada sebuah gambaran. Mata Haechan langsung terbelak sebelum berlari mendekat. "Renjun" ujar Haechan seraya ingin membelai wajah Renjun, namun tangannya tidak dapat menyentuh apapun.

"Bagaimana....?" Pertanyaan Haechan terhenti begitu saja saat tiba-tiba tempat yang tadinya kosong dan berwarna putih kini sudah ada dua sofa single yang saling berhadapan dan sebuah meja dengan teh yang ada diatasnya.

"Lee Donghyuck, kematian mu sangat tidak adil bukan" ujar orang itu yang membuat Donghyuck mengangguk membenarkan.

"Kau ingin kembali? Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan lagi oleh Haechan.

"Aku bisa membuatmu kembali" ucapan orang itu membuat Haechan seperti mendapatkan tawaran yang diinginkannya. "Namun, tentu ada harga yang akan kau bayar" ujar pria itu.

"Apa?" Tanya Haechan.

"Kau akan melupakan hal yang membuatmu bahagia" ujar orang itu yang seketika membuat Haechan nampak ragu, kebahagiaan dalam hidupnya hanyalah Renjun.

"Apa aku akan melupakan Renjun?" Tanya Haechan dan orang itu hanya mengendikan bahunya tanpa berkata apapun. "Aku tidak mau melupakan Renjun" jawab Haechan pelan.

"Kalau begitu pikirkan saja dulu" ujar orang itu yang tiba-tiba hilang dari hadapan Haechan, Haechan terkejut namun tidak lama saat ia melihat di langit-langit ada wajah Renjun yang menangisi kematiannya.

"Renjun" bisik Haechan penuh kerinduan, namun air mata Haechan tanpa sadar menetes saat melihat bahwa member NCT menangisi kepergiannya. "Hiks, maafkan aku" bisik Haechan pelan seraya mengangkat kakinya naik ke atas sofa dan memeluknya dengan sangat erat.

"Renjun, aku takut" bisik Haechan sembari menangis pelan.

Entah berapa lama Haechan melihat wajah Renjun, ia sedikit terhibur saat melihat Renjun menghancurkan mobil milik paman dan bibinya. "Sikap bar-barnya tidak berubah sama sekali" ujar Haechan dengan nada puas.

"Aku terlalu lemah, andai sejak dulu aku bisa melawan mereka" ucap Haechan dengan nada menyesal. Matanya kembali fokus menatap pada Renjun,

"seharusnya aku melindungi mu seperti ini sejak dulu bukan! , entah berapa banyak luka yang telah kau rasakan" Haechan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Renjun, "bukan salahmu Ren! Sama sekali bukan kesalahan mu" ujar Haechan.

Haechan ingin balas dendam, namun jika harus melupakan Renjun maka ia tidak akan sanggup untuk menerima itu. Jadi pada akhirnya ia memilih menyudahi dendam di hatinya, "mungkin seperti inilah takdir kita" bisik Haechan lirih.

Namun tatapan mata Haechan terbelak sangat lebar melihat pamannya, ada di mobil di belakang taksi yang ditumpangi Renjun. "KAU MAU MELAKUKAN APA?" teriak Haechan marah.

"JANGAN...! JANGAN SAKITI RENJUN JUGA" teriak Haechan panik, "AAAKKKHHH-JANGAN SAKITI RENJUN, DIA TIDAK PUNYA SALAH APAPUN...ANDWEEEE" teriakan Haechan berubah histeris saat melihat taksi yang ditumpangi oleh kekasihnya jatuh ke dalam jurang.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang