Part 07 :

3.5K 447 25
                                    

Suasana di ruang makan panti itu berubah hening saat nenek Donghyuck datang dan mengatakan bahwa Donghyuck tidak boleh mengikuti jejak Taeil. Dan Donghyuck pun sudah tahu tentang hal itu, "aku tidak akan menentang kata-kata Halmeoni" jawab Donghyuck seraya berlalu dari ruang makan.

Neneknya hanya dapat memandangnya dengan tatapan sedih, apalagi dengan makanan Donghyuck yang masih tersisa banyak. Sedangkan Donghyuck memilih untuk berjalan menuju luar panti. Matanya memandang pada taman bunga matahari yang tengah berbunga, "benar-benar menjadi taman" bisiknya pelan.

Taeil tersenyum menatap pada Donghyuck yang membelakangi dirinya, "kau baik-baik saja?" Tanya Taeil dengan nada lembut.

Donghyuck mengangguk, "aku baik-baik saja" jawab Donghyuck sambil tersenyum pada Taeil. Taeil menghela nafasnya dalam, "Donghyuck, kau benar-benar yakin, tidak mau mengambil tawaran untuk menjadi trainee di Seoul?" Tanya Taeil.

Donghyuck mengangguk, "Halmeoni tidak akan setuju, dan aku tidak ingin menentang kata-katanya" jawab Donghyuck sembari tersenyum,."tidak apa kok hyung, aku akan mendoakan bahwa kau akan berhasil dan dapat debut menjadi penyanyi seperti impianmu" lanjut Donghyuck.

Taeil memandang Donghyuck dengan ekspresi sendu, ia jadi ingat kejadian yang tidak di sengaja saat ada seorang yang bekerja di sebuah agensi besar menawarkan pada Donghyuck untuk menjadi salah satu trainee. Itu pun karena ia mendengar suara Donghyuck saat tampil untuk acara sekolah, Taeil sempat merasa senang karena bisa bersama Donghyuck lagi. Karena entah ini kebetulan atau bukan, tapi agensi yang menawarkan pada Donghyuck, dan tempat ia berhasil lolos menjadi trainee adalah agensi yang sama. Mata Taeil tanpa sengaja menatap pada nenek Donghyuck yang berdiri tidak jauh dari mereka. Tanpa mengatakan apapun wanita tua itu lalu berbalik dan pergi.

"Jam berapa bus mu hyung?' Tanya Donghyuck tiba-tiba.

"Ah, jam setengah sembilan" jawab Taeil.

"Aku bersiap sebentar, nanti aku yang akan mengantarkan mu ke terminal" ujar Donghyuck sebelum berjalan masuk ke arah panti.

Saat masuk Donghyuck bertemu dengan neneknya, ia tersenyum pada neneknya sebelum berjalan lagi menuju kamarnya. Membuat sang nenek menatapnya dengan pandangan sendu.

"*********

Taeil berpamitan pada setiap penghuni panti, ia memeluk adik-adiknya satu persatu dengan erat sebelum akhirnya berhenti pada nenek Donghyuck. "Eomma, doakan Taeil ya" ujar Taeil yang mendapatkan anggukan lembut dari wanita tua itu.

"Jaga kesehatan mu, jaga diri dengan baik, dan kalau ada apa-apa kau bisa menghubungi eomma kapanpun" ujar nenek Donghyuck sebelum memeluk Taeil dengan sangat erat.

Mata keduanya berkaca-kaca, karena bagaimana pun ini adalah perpisahan pertama mereka. Sebagai orang yang merawat Taeil sejak kecil, tentu saja wanita tua ini merasa sedih harus membiarkan putranya pergi. "Eomma akan merindukan mu" ujar nenek Donghyuck sebelum melepaskan pelukannya pada Taeil.

"Donghyuck, antar hyung mu dan bawa ini" ujar nenek Donghyuck seraya memberikan satu tas lagi.

"Eomma apa ini, barang Taeil sudah banyak" ujar Taeil memprotes.

Namun nenek Donghyuck mengalihkan pandangannya, "itu akan dibutuhkan" jawabnya singkat sebelum berjalan masuk. Ia sempat berbalik menatap Donghyuck lama sebelum akhirnya berjalan dengan cepat.

Donghyuck dan Taeil saling memandang dalam bingung, namun mereka menurut saja apa kata wanita itu. "Ayo hyung" ajak Donghyuck pada Taeil, namun sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan mereka.

Taeil menatap pada Donghyuck dengan ekspresi bingung, "siapa?" Tanya Taeil dengan nada berbisik.

"Tidak tahu" jawab Donghyuck balas berbisik.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang