Part 11 :

3.2K 440 30
                                    

Kaki Renjun berlari dengan cepat saat membawa Donghyuck di punggungnya, ia berusaha mencari taksi agar Donghyuck dapat ia bawa ke rumah sakit. Namun entah kenapa tidak ada satu taksi pun yang lewat. Dan tentang Chenle ia meminta anak itu untuk memberitahu member yang lainnya, Hingga sebuah mobil berhenti dan meminta Renjun untuk masuk.

"Direktur" ujar Renjun dengan nada terkejut.

"Cepat masuk, mau sampai kapan kau hanya bengong disana" ujar pria paruh baya itu dengan nada dingin, yang sontak membuat Renjun bergerak dengan cepat untuk memasuki mobil pria itu.

Lelaki itu meremas setir mobilnya dengan kuat, "kenapa dia sampai terluka seperti itu?" Tanya lelaki itu yang membuat Renjun hanya dapat menutup mulutnya tanpa berani menjawab.

"HUANG RENJUN, KAU INGIN MEMBUKA MULUT MU DENGAN SUKA RELA ATAU AKU HUKUM SEMUA ORANG" ancam direktur yang membuat Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ini kesalahan ku direktur, aku mendorongnya sampai terjatuh" ujar Renjun seraya memeluk Donghyuck dengan erat di pelukannya.

"Kau?" Tanya direktur memastikan.

"Ya" jawab Renjun tanpa ragu.

Lelaki itu tahu Renjun berbohong, namun siapa yang tengah dilindungi oleh Renjun nantinya juga ia pasti akan mengetahuinya. Tidak perlu ia memaksa Renjun, pelaku sebenarnya pasti akan ia ketahui. Dan saat itu ia akan membuat orang yang telah menyakiti Donghyuck membayar dengan setimpal.

Setibanya di rumah sakit Donghyuck langsung di tangani, sedangkan Renjun dan direktur dari perusahaan agensi mereka hanya dapat menunggu. Renjun menatap pintu ruang operasi dengan tatapan kosong, entah kenapa ia merasa sangat bersalah sekali saat ini.

"Apa Haechan akan baik-baik saja?" Tanya Renjun dengan nada lirih. Namun lelaki di sebelahnya hanya diam dan tidak menjawab apapun, "seharusnya aku bisa mencegah semua ini terjadi" lanjut Renjun lirih yang membuat lelaki di sebelahnya menatap Renjun dengan tatapan dalam sebelum mengalihkan pandangannya.

Dokter akhirnya keluar, "pasien baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan" ujar sang dokter yang membuat Renjun dan pria disebelahnya menghela nafas mereka lega.

"Jahitan yang ada di keningnya, tolong pastikan untuk tidak terkena air sementara waktu, serta pastikan ia meminum obatnya" lanjut sang dokter sebelum berjalan pergi.

Renjun tanpa menunggu langsung berlari menuju tempat Haechan dirawat, namun ia tertegun kala melihat Haechan yang tertidur. Dalam bayangannya ia seperti melihat siluet Donghyuck, "Donghyuck" bisik Renjun sebelum berjalan lebih dekat dan menatap lekat pada wajah Haechan.

Gambar wajah Donghyuck dan Haechan saling tumpang tindih, dengan ragu Renjun melihat sekitar leher Haechan. Namun ia tidak menemukan kalung yang dulu ia selipkan di saku Donghyuck. "Apa bukan" batin Renjun.

"Eungh" lenguhan pelan dari bibir Haechan membuat Renjun tersenyum lega, "Haechan kau baik-baik saja? Dimana yang sakit biar ku panggilkan dokter" ujar Renjun dengan nada khawatir apalagi dengan Haechan yang memegang kepalanya.

"Pergi" ujar Haechan dengan nada lirih.

"Hah" sahut Renjun bingung.

"Aku tidak mau melihat mu pergi" ujar Haechan seraya menatap pada Renjun dengan tatapan dingin, sedangkan Renjun hanya dapat terpaku dan terdiam. Haechan lalu mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah lain, Renjun ingin menyentuh kepala Haechan sebelum ia urungkan.

"Panggil aku jika kau butuh sesuatu, aku akan menunggu di depan" ujar Renjun sembari berjalan pergi.

Donghyuck melirik sekilas pada Renjun sebelum menutup matanya, "kau pembohong" bisik Donghyuck lirih.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang