Part 23 :

2.6K 330 13
                                    

Renjun menatap datar pada Jeno yang tengah disuapi oleh Haechan, meski memang tadi Haechan sudah meminta ijin padanya bahwa ia ingin menyuapi Jeno. Namun tetap saja, ia merasa cemburu bagaimana pun Haechan itu kekasihnya.

"Lee Jeno, fokus pada makananmu" ujar Renjun saat melihat Jeno yang malah sibuk makan sambil main game. Mentang-mentang Haechan yang menyuapi namun ia malah makan dengan santai.

Jeno memandang pada Renjun sebelum mengangguk, ia lalu memandang pada Haechan dan tersenyum. Menerima lagi suapan demi suapan dari Haechan. Dan apa yang dilihatnya ini membuat Renjun kesal sendiri. Pada akhirnya Renjun memilih untuk pergi menuju kamarnya saja, kepalanya terasa sedikit pusing.

Renjun berbaring sembari menghela nafas dalam, ia tahu bahwa mungkin hanya rasa bersalah yang ada dalam hati Haechan terkait tindakannya yang begitu baik pada Jeno. Tapi tetap saja Renjun merasa cemburu akan apa yang dilihatnya.

Cklek

Pintu kamar terbuka dan ternyata itu adalah Haechan. Renjun memilih menutup matanya dengan lengannya. 'bruk' posisi di sebelahnya di isi oleh Haechan yang kini menatap Renjun dengan wajah penasaran.

"Kau kenapa?" Tanya Haechan, namun Renjun memilih untuk diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Haechan.

"Renjun kau kenapa?" Tanya Haechan seraya menyingkirkan tangan Renjun, namun Renjun tetap memilih untuk menutup matanya saja. "Aku berbuat salah padamu?" Tanya Haechan lirih.

Dan Renjun langsung membuka matanya, ia mana bisa mendengar nada lirih dari mulut kekasihnya. "Kepala ku hanya pusing, kemari tidur di samping ku" ujar Renjun yang membuat Haechan menurut.

Renjun langsung memeluk tubuh Haechan dengan erat, membuat Haechan perlahan memijat kening Renjun pelan. "Kalau tidak enak badan bilang padaku, jangan mendiamkan ku seperti tadi" bisik Haechan.

"Maaf" bisik Renjun.

"Hm" jawab Haechan seraya mengecup kening Renjun dengan sayang.

Mata Renjun perlahan terbuka dan menatap sayu pada Haechan, "kau demam aku ambilkan obat dulu ya" ujar Haechan seraya beranjak bangun, namun tangannya di tahan oleh Renjun dan ditarik pelan hingga Haechan kembali terbaring di ranjang.

Renjun dengan cepat menaiki tubuh Haechan, membuat Haechan menatap Renjun dengan pandangan terkejut. "Ren" panggil Haechan pelan, namun bibir Haechan langsung ditutup dengan jari Renjun.

"Sssttt" bisik Renjun pelan, ia lalu mengusap bibir Haechan sebelum jarinya berusaha masuk ke dalam mulut Haechan.

"Uhm" Haechan bergumam pelan saat jari Renjun mengusap sela-sela langit mulut Haechan. Haechan bisa melihat ada sinar lain di mata Renjun saat menatapnya, namun meski Haechan tahu ini bukan hal baik namun ia tidak menghentikan Renjun sama sekali.

"Eunnghh" desah Haechan pelan seraya menutup matanya, suara ini membangkitkan hasrat lain di mata Renjun. Renjun menunduk dan membuka satu kancing teratas kemeja Haechan.

Cup

Tubuh Haechan berjengit saat dadanya di cium oleh Renjun, Haechan menelan ludahnya dan menatap Renjun gugup. Ia bahkan menurut dan patuh saat tangannya diarahkan untuk memeluk leher Renjun.

Keduanya saling bertatapan dalam diam, sebelum dengan berani bibir Renjun mengecup bibir Haechan dalam setelah sebelumnya ia mengeluarkan jari tangannya. Mata Haechan terpejam perlahan menikmati bagaimana Renjun membuainya, sedangkan Renjun tanpa menunggu sudah membuka setiap kancing di baju Haechan.

"Eunghh-Ren" desah Haechan di sela-sela ciuman mereka berdua, seraya menahan geli saat pucuk dadanya dimainkan oleh jari Renjun. Renjun menurunkan ciumannya dan mulai mengecupi dada Haechan, ia tidak akan melakukannya di leher Haechan karena itu terlalu beresiko.

B@cK Tim3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang