Jaemin menatap layar ponselnya dan berdecak malas. Dia sudah melakukan panggilan berulang kali pada Claudia tapi tidak dijawab sama sekali. Hal yang aneh karena biasanya perempuan itu termasuk orang yang cepat merespon. Lagipula jam kerjanya juga sudah berakhir sekarang. Jelas lah ini sudah pukul tujuh malam.
Mungkin ini sedikit lancang tapi Jaemin memutuskan mendatangi apartemen perempuan itu secara langsung. Rasanya dia tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini dan ingin mengobrolkan hal yang mengganggunya dengan Claudia. Terakhir mereka bertemu, Jaemin tidak sempat membicarakan tentang itu.
Saat sampai di lobi apartemen Claudia, keadaannya cukup sepi. Jaemin memutuskan duduk di sofa pojok dan kembali mencoba menghubungi perempuan itu. Tapi sial sekarang malah tidak terhubung sama sekali. Haruskah dia bertanya langsung pada resepsionis saja?
Tapi sebelum dia beranjak untuk melakukan itu, sesuatu menarik perhatiannya lebih dulu. Apalagi kalau bukan Claudia yang akhirnya datang. Jaemin menajamkan matanya saat melihat tangan perempuan itu menggandeng seseorang dengan begitu erat.
Berterima kasihlah pada posisinya sekarang yang sangat strategis karena dia bisa melihat semua hal yang Claudia lakukan tanpa takut perempuan itu akan menyadari keberadaannya.
Jaemin ingin berusaha berpikir positif bahwa lelaki yang datang bersama Claudia mungkin adalah saudaranya atau apalah tapi rasanya sulit. Gestur mereka berdua terlalu mesra untuk ukuran sepasang saudara. Mereka lebih mirip sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Menilik bagaimana Claudia tersenyum lebar saat mengobrol bersama lelaki itu.
Jaemin tetap berdiam di sana sampai mereka berdua menghilang di balik lift. Baru setelahnya dia beranjak menuju resepsionis. Tentu saja untuk menanyakan dimana tepatnya unit perempuan itu.
"Aaa Nona Claudia baru saja tiba. Apa ada yang bisa dibantu?"
"Aku ada suatu keperluan dengannya. Kami sudah memiliki janji minggu lalu tapi dibatalkan dan akhirnya dia memintaku datang kemari."
Jaemin akhirnya mengarang alasan yang sekiranya masuk akal. Beruntung akhirnya dia memang diberitahu dimana unit Claudia berada. Tanpa banyak kata, dia langsung pamit dan pergi menuju lift.
412.
Jaemin menghentikan langkahnya saat telah menemukan tempat yang dia cari. Dia memandang pintu apartemen yang tertutup itu dengan ekspresi datar. Tidak lama, tangannya bergerak mengambil ponsel. Kembali menghubungi Claudia untuk kesekian kalinya hari ini.
"Halo, Jaemin. I am so sorry, ponsel aku tadi mati. Ini aku baru sampe di apart duh."
Jaemin hanya tersenyum miring mendengar itu. Claudia bilang baru sampai apartemen dan itu berarti penglihatannya tadi memang tidak salah sama sekali.
"I see. Udah makan malam?"
"Belum—sayang, kamu..."
Jaemin langsung mengernyit saat mendengar suara seorang lelaki yang begitu jelas di seberang sana. Dia menatap panggilan mereka yang masih terhubung namun Claudia tidak mengatakan apapun selama beberapa detik.
"Aduh, maaf maaf. Ini lagi ada tetanggaku sama suaminya ke sini. Mereka ngajakin makan malem bareng gitu. Mereka biasanya emang sering ngajak aku makan bareng bla bla bla..."
Jaemin kembali tersenyum miring mendengar penjelasan panjang lebar itu. Alasan macam apa coba. Sungguh tidak masuk akal. Jelas-jelas lelaki itu memanggil Claudia dengan sebutan sayang. Tapi kalau perempuan itu tidak mau mengaku ya sudah.
"Oke. Jangan begadang, nanti langsung tidur aja."
"You too. Udah dulu ya. Bye bye, Jaemin!"
Jaemin berdecih pelan setelah panggilan mereka terputus. Dia paham sekarang. Dia sudah menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini dan Jaemin rasanya tidak terima dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream
FanfictionBagi Kim Minjeong, mengharapkan bersanding bersama Na Jaemin itu bagaikan mimpi paling liar yang pernah dia pikirkan. *** Start: 7 Oktober 2023 End: 6 November 2023 ***