5. Jalan-Jalan

663 87 4
                                    

"Kalau ini apa namanya, Bibi?"

Minjeong memperhatikan arah telunjuk Ayden. Bocah itu menunjuk pada gambar salah satu hewan dalam ensiklopedia yang terbuka. Saat ini dia memang menemani Ayden belajar. Kalau Ayla malah asyik bermain bersama Cia di taman belakang.

"Ini namanya Rubah Arktik, adanya di Kutub Utara." Jawab Minjeong saat menyadari apa yang ditunjuk oleh Ayden. Seekor hewan mungil dengan bulu seputih salju.

"Di kebun binatang tidak ada?" Minjeong sempat berpikir sejenak. Mungkin maksud Ayden kebun binatang yang mereka kunjungi minggu lalu.

"Tidak ada. Di sana hewan kutubnya tidak banyak. Hanya ada beruang dan pinguin saja. Waktu itu Ayden juga melihat kan?" Bocah itu terlihat mengangguk. Kemudian kembali fokus dengan ensiklopedianya. Sesekali bertanya pada Minjeong yang dengan senang hati menjelaskan.

Beruntung, Minjeong tidak sebodoh itu hingga masih sanggup menjawab segala rasa penasaran Ayden. Walau sejatinya dia hanya menamatkan sekolah sampai tingkat menengah atas, tapi lumayan lah masih ada pengetahuan yang tertinggal di sana. Ditambah dia juga beberapa kali mengikuti kelas bahasa dan beberapa kelas keterampilan atas saran Yizhuo.

Setiap mengingat itu Minjeong akan selalu berterima kasih. Yizhuo memberikan kesempatan besar baginya untuk terus mengembangkan diri. Setidaknya sekarang dia jadi punya kemampuan untuk menjahit, merajut atau bahkan membuat beberapa barang kerajinan. Dia juga punya kesempatan untuk mengenal orang baru yang ditemui setiap kelasnya tersebut.

Drttt

Getaran ponselnya membuat fokus Minjeong teralihkan. Dia mengernyit saat sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Panggilan itu terputus tapi kemudian datang lagi panggilan lainnya.

"Sebentar ya, sayang." Minjeong menempuk kepala Ayden dengan lembut dan memutuskan sedikit beranjak menjauh untuk menjawab panggilan tersebut.

"Ini Sungchan hehe." Minjeong mengangguk paham setelah dia berbasa-basi menanyakan siapa orang yang menelponnya ini. Dia sedikit tertawa saat lagi-lagi Sungchan mengucapkan banyak terima kasih untuknya.

Kemudian lelaki itu juga bercerita bahwa temannya yang bernama Shotaro telah kembali. Jadi saat ingin berjalan-jalan mengelilingi kota, dia tidak khawatir tersesat lagi. Ada temannya yang mau menemani. Minjeong merasa lega mendengar itu. Kasihan juga kalau Sungchan harus tersesat lagi.

"Kamu ada acara gak besok?" Minjeong sedikit mengernyit mendengar pertanyaan tersebut. "Mau jalan-jalan sama aku gak?" Dia mengerjap berulang sebab tidak menyangka Sungchan akan mengajaknya pergi seperti ini.

"Itu, Sungchan…"

"Iya, kenapa?"

Minjeong rasa dia harus memberitahukan mengenai pekerjaannya pada lelaki itu. Sepertinya Sungchan menganggapnya sebagai orang dengan pekerjaan yang biasa saja. Ya pelayan juga pekerjaan yang biasa kan tapi takutnya Sungchan punya ekspektasi lain tentang dirinya.

"Begitu. Kamu gak masalah?"

Selama beberapa detik hanya hening yang menyelimuti. Minjeong pikir mungkin Sungchan sedang mencerna semuanya atau kaget atau entahlah.

"Gak sama sekali. Malah aku yang gak enak sekarang. Aku ganggu kerjaan kamu gak?"

Oh, kalimat yang tidak pernah Minjeong duga. Dia pikir Sungchan akan ilfil atau tidak mau menemuinya lagi. Paling parah langsung memutuskan panggilan mereka seketika.

"Nggak kok, gapapa."

"Syukurlah. Maaf banget ya aku hubungin kamu tiba-tiba begini." Suara lelaki itu terdengar menyesal. "Tapi, Minjeong…"

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang