15. Usai

515 84 8
                                    

Jaemin menatap pintu gerbang di depannya dengan perasaan gamang. Kembali menimbang apakah dia harus masuk ke sana atau tidak. Padahal saat berangkat tadi dia sudah begitu yakin. Namun sekarang nyalinya mendadak menciut. Dia merasa tidak seberani itu.

Nyaris satu bulan sejak terakhir kali Jaemin bertemu dengan Minjeong. Selama itu pula Jaemin selalu berusaha menghubungi Minjeong baik lewat telpon atau pesan. Namun tidak pernah ada balasan satu kali pun. Jaemin tidak pernah berani datang ke mansion karena Minjeong bilang tidak mau bertemu dengannya.

Awalnya Jaemin mau menurut saja tapi lama kelamaan dia tidak bisa. Dia sudah menahan diri sekuat tenaga tapi rasanya terlalu menyesakkan. Dia mau melihat Minjeong secara langsung. Makanya hari ini dia nekat datang walau tanpa izin Minjeong sama sekali.

Jaemin menghela napas panjang kemudian memutuskan masuk. Sudah di sini kan, tanggung jika dia harus kembali. Setidaknya dia melakukan aksi nyata dengan berusaha menemui Minjeong secara langsung.

Walau sebenarnya kedatangannya adalah dengan membawa alibi untuk menjenguk si kembar. Tidak bisa Jaemin katakan secara gamblang jika dia mencari Minjeong. Sebab dia sadar betul tidak ada seorang pun di sini yang tahu tentang hubungan mereka berdua.

"Wah, ada Paman Jaemin!"

Jaemin mengulas senyum saat Ayden berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Memang sudah lama sejak terakhir kali dia datang ke sini. Tidak lama Ayla terlihat datang dengan membawa sebuah boneka barbie.

Mereka banyak bercengkrama dan memutuskan diam di ruang bermain. Sesekali dia meladeni keinginan Ayla yang butuh teman untuk bermain boneka barbie. Yizhuo sendiri hanya memberikan minuman padanya dan langsung beranjak pergi. Entah kemana Jaemin tidak banyak bertanya.

Selama nyaris dua jam Jaemin di sini, dia belum mendapati kehadiran Minjeong sama sekali. Hal yang sangat mengherankan karena biasanya perempuan itu sering menemani si kembar bermain. Makanya Jaemin memberanikan diri saja untuk bertanya pada dua bocah ini.

"Ekhem." Jaemin berdehem untuk meminta atensi. Namun sepertinya hanya Ayden yang paham. Ayla masih saja asyik bermain masak-masakan bersama boneka barbienya itu.

"Kenapa, Paman?" Ayden menatapnya penuh rasa penasaran.

"Bibi Minjeong kemana?" Jaemin berusaha bertanya dengan nada kasual. Walau sepertinya Ayden tidak akan curiga juga tapi hanya antisipasi saja. Siapa tahu nanti Ayden malah melapor pada Yizhuo.

"Bibi sudah pindah, Paman." Jaemin langsung melotot terkejut mendengar itu. Kemudian meminta Ayden menjelaskan lebih jauh. Dia hanya bisa terdiam mendengar semuanya. Tepat saat Ayden selesai menjelaskan, Yizhuo masuk ke dalam ruangan bermain itu.

"Dokter Na, apa kau baik-baik saja?"

Jaemin tersentak saat Yizhuo mengguncang bahunya pelan. Dia tidak sadar perempuan itu duduk di sampingnya sekarang. Di hadapannya juga ada setoples kue kering sekarang. Juga beberapa buah cupcake yang sedang lahap disantap oleh si kembar.

"Minjeong udah pindah, Yizhuo?" Akhirnya Jaemin memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Yizhuo.

"Iya. Dia pindah sekitar dua atau tiga minggu lalu."

Jadi, Ayden memang tidak berbohong. Walau dipikir memang untuk apa juga bocah itu berbohong padanya. Tidak ada gunanya sama sekali.

"Pindah kemana?"

"Aku kurang tau di mana tepatnya tapi dia kerja di temennya Sungchan."

"Hah?"

Jaemin semakin terdiam saat mendengar penjelasan Yizhuo. Tangannya terkepal dengan erat begitu saja. Jaemin tebak Yizhuo sama sekali tidak tahu bahwa Minjeong sedang mengandung. Yizhuo bahkan tidak menyinggung itu sama sekali.

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang