13. Janji

506 73 16
                                    

Jaemin langsung mengangkat pandangannya ketika mendengar derap langkah kaki yang mendekat. Dia bengkit dari posisi bersandarnya dan berjalan mendekati Claudia yang terlihat terkejut mendapati keberadaannya.

"Ja—jaemin... kamu ngapain di sini?"

"Nunggu kamu pulang, sayang."

Jaemin mengulas senyum tipis sambil mengusap pipi Claudia dengan lembut saat melihat dua orang yang keluar dari arah lift. Sepertinya itu tetangga Claudia karena saat lewat langsung tersenyum dan menyapa singkat. Jaemin membalas itu dengan senyum tipis.

"Masuk sekarang." Setelah dua orang itu masuk ke dalam unitnya masing-masing, Jaemin langsung menyeret tangan Claudia dan meminta perempuan itu membuka pintu apartemennya segera.

"Awwh!" Claudia langsung mengaduh saat Jaemin menghempaskan genggaman tangannya dengan kasar saat mereka baru saja masuk. Jaemin yang melihat itu hanya mendengus kasar. Dasar perempuan banyak drama.

"Ka—kamu ngapain ke sini?" Claudia kembali mengulangi pertanyaannya. Jaemin menyeringai saat melihat iris perempuan itu yang bergetar ketakutan.

"Kamu sengaja nemuin Minjeong kan?" Jaemin bisa melihat sedikit keterkejutan pada netra perempuan itu. Namun Claudia langsung mengalihkan pandangannya.

"Ng—nggak! Jangan nga—AWW SAKIT!" Jaemin tidak memperdulikan itu dan malah menggenggam pergelangan tangan Claudia semakin erat. "Ja—jaemin lepasin, tolong."

"Jawab dulu. Kenapa kamu nemuin Minjeong hm?" Kontras dengan pegangannya yang semakin erat, tatapan matanya memandang Claudia dengan lembut. "JAWAB!"

"Gak gitu. A—aku cuma mau kita mulai semuanya dari awal lagi. Ja—jadi lebih baik kamu sama dia putus aja." Jaemin terkekeh pelan mendengar itu.

"Emang aku ada bilang mau mulai semuanya dari awal lagi gitu?"

"Mau!" Claudia melepaskan cengkramannya dengan cepat. Kali ini Jaemin membiarkan itu. "Kamu harus mau. Orang yang pantes buat kamu itu cuma aku!" Tawanya berubah semakin keras mendengar itu. Claudia ini sedang mengigau atau bagaimana?

"Dia itu cuma pelayan, Jaemin. Kamu harus buka mata! Paling juga dia cuma mau manfaatin harta kamu aja!"

Omong kosong macam apa coba. Minjeong bahkan tidak pernah meminta apapun pada dirinya. Adapun semua barang yang dia beri memang inisiatifnya sendiri saja. Minjeong bahkan selalu bersikeras untuk membayar sendiri setiap kali mereka keluar bersama. Sekalipun pada akhirnya dia yang membayar, itu memang keinginannya sendiri tanpa paksaan siapapun.

"Ngaca! Orang yang mau manfaatin aku itu kamu! Orang tua kamu gak tau ya kalau anaknya murahan kayak gini?! Bahkan masih mau pacaran dan tidur sama orang lain walau udah punya tunangan?! Murahan!"

"NA JAEMIN!"

Dia bisa melihat wajah Claudia memerah padam. Jelas, kalimatnya pasti sangat menyulut emosi perempuan itu. Jaemin juga sadar kalimatnya memang jahat tapi salah Claudia sendiri yang mulai duluan dengan menghina Minjeong. Jaemin tidak bisa menerima itu.

"Denger ya!" Jaemin mencengkram dagu Claudia dengan kasar. "Aku gak akan sudi nikah sama kamu. Gak usah macem-macem. Sebentar lagi juga pertunangan ini batal."

"Co—coba aja." Jaemin mengernyit melihat Claudia yang malah menatapnya dengan pandangan menantang. "Kamu pikir yang nemuin dia cuma aku doang? Aku malah gak bilang apa-apa sama dia. It was your mom!" Jaemin melepaskan cengkramannya dengan kasar. Menuntut perempuan itu untuk menjelaskan ucapannya.

"Mama kamu udah tau tuh tentang dia. Bukan aku yang sengaja nemuin pelayan murahan itu, Mama kamu yang ngajak..."

Dan penjelasan Claudia sungguh membuat emosi Jaemin terasa mendidih. Jaemin tidak menduga kalau Mama sudah tahu. Tapi dia malah curiga kalau Claudia yang menyulut semua itu lebih dulu. Karena jelas, tidak ada orang lain yang tahu tentang hubungannya dengan Minjeong.

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang