4. Jatuh Hati

779 100 23
                                    

"Oh… namanya Kim Minjeong?"

"Iya." Sungchan hanya menjawab singkat dan tetap fokus pada makan malamnya. Sekarang ini dia memang sedang makan malam bersama Shotaro. Teman yang Sungchan bilang pada Minjeong waktu itu ya Shotaro ini. Lelaki itu baru pulang dari luar kota dua hari lalu.

"Baik ya dia sampe mau nganterin kamu segala." Sungchan mengangguk setuju. Sebenarnya hari itu dia sedang malas saja sih makanya langsung bertanya pada siapapun yang ada di dekatnya. Ternyata Minjeong sebaik hati itu sampai mau mengantarnya. Ya sudahlah, mana mungkin dia menolak.

"Terus gimana sekolahnya? Kamu suka di sana?"

"Ah baru seminggu, belum kerasa." Sungchan bangkit dan meletakkan piring bekas makannya pada bak cuci piring. Tidak lama kembali ke meja makan dengan membawa segelas air es.

"Seminggu udah lama lah. Itu artinya kamu udah ngajar tiga kali."

"Ya iya, tapi gitu aja sih gak ada yang aneh. Sama aja kayak aku ngajar les dulu. Muridnya aja yang lebih banyak. Kalau sama guru lain aku belum banyak interaksi."

Sungchan memutuskan beranjak menuju ruang tengah. Meninggalkan Shotaro yang masih sibuk dengan makan malamnya. Walau tidak lama lelaki itu langsung menyusul.

"Terus rencana kamu sekarang apa?"

"Oh iya!"

Pertanyaan Shotaro membuat Sungchan tersadar sesuatu. Tujuan utama dia ke sini kan bukan untuk berganti pekerjaan atau merasakan suasana baru apa lah seperti yang dia katakan pada Minjeong. Ada sesuatu yang harus dia lakukan. Sesuatu yang begitu penting karena ini menyangkut permintaan sang ibu.

"Gak tau juga masih bingung. Tapi aku kepikiran mau datang ke tempat tinggal Mama aja dulu."

"Hapal jalannya?" Sungchan mengeluarkan cengiran pelan sebagai tanggapan. Shotaro yang melihatnya hanya berdecak malas.

"Ya udah nanti aku remenin tapi hari Minggu aja."

"Okay, makasih."

Shotaro hanya mengangguk dan tidak lama mengajaknya untuk bermain PS. Katanya lelaki itu juga akan menginap saja di sini. Padahal kalau pulang pun tinggal ke lantai bawah saja. Sebenarnya Sungchan menyewa apartemen ini juga atas rekomendasi Shotaro. Kebetulan ada yang kosong dan tempatnya juga nyaman. Makanya dia langsung mengiyakan dengan mudah.

Soal hal penting yang mesti dia lakukan itu, Sungchan sungguhan tidak tahu harus mulai dari mana sebenarnya. Kalau boleh jujur, dia sudah nyaman saja tinggal di Woodstock walaupun seorang diri. Menikmati hidupnya dengan mengajar les musik di sebuah art center. Hidupnya terasa tentram karena cukup jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Hingga suatu hari, Papa tiba-tiba menelpon dan mengabarkan kalau Mama sedang sakit keras. Sungchan tentu saja panik dan akhirnya memutuskan untuk pulang. Mama sempat dirawat selama satu minggu penuh di rumah sakit sampai akhirnya diizinkan pulang.

Sungchan menghabiskan nyaris satu bulan di sana. Sampai kemudian Mama memohon satu permintaan padanya. Sungchan sangat menyayangi Mama, maka apapun permintaan sang ibu, selama dia sanggup maka dia akan mengabulkan itu. Termasuk jika itu artinya dia harus merelakan kehidupannya yang tentram di Woodstock dan pergi mengunjungi tempat baru.

Sebenarnya tidak bisa dibilang tempat baru juga sebab Sungchan pernah beberapa kali datang kemari. Tidak sering, paling hanya beberapa tahun sekali. Meski begitu, dia punya ingatan tentang beberapa tempat di sini. Lagipula sesungguhnya kedua orang tuanya berasal dari sini. Mungkin itu juga alasannya sering dibawa berlibur kemari, untuk mengenalkan asal-usul kedua orang tuanya.

Sungchan tersenyum simpul saat menatap foto dirinya dan Mama yang diletakkan di samping nakas. Shotaro sudah tidur di ruang tengah dan Sungchan hanya membiarkan saja. Lelaki itu akan sangat sulit dibangunkan. Sementara dirinya sendiri langsung menuju kamar untuk beristirahat.

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang