“Hanya orang asing.”
Semua orang tentunya memiliki seorang idola yang membuat mereka merasa bahagia, Mulai dari mendapatkan sebuah notice dari sang idola ataupun hanya dari idola bahagia membuat diri merasakan hal yang sama bagaikan seorang di mabuk cinta.
Tak ada yang salah dari sekedar mengidolakan, Selagi mengidolakan dengan cara yang normal, Tak terlalu Possessive terhadap idola karena menyadari bahwa sang idola juga memilki dunia tempat mereka bahagia.
Gavien Louise. Pemuda blasteran indonesia dan Negara British yang bersekolah di Indonesia menyukai salah satu kakak kelasnya yang sangat populer di sekolah, Sayangnya sang pujaan hati sudah memiliki Kekasih yang adalah kapten dari tim basket yang ia tempati, Namun itu tak mengubah rasa cintanya kepada kakak kelasnya tersebut.
Gavien mencintai kakak kelasnya tersebut saat pandangan pertama saat kakak kelasnya menjadi seorang anggota dari organisasi di sekolah. Ia juga mengikuti kelas di mana kakak kelasnya yang menjadi pembina nya yaitu kelas seni.
Sean Edrich. Kakak kelas populer yang hampir di cintai oleh semua orang dengan paras yang cantik dan elegan bagaikan seseorang dari kerajaan negeri dongeng, Begitu juga dengan kekasihnya yang memiliki visual layaknya seorang pangeran negeri dongeng yang gagah.
Pagi hari ini di lalui dengan aktifitas santai oleh orang-orang karena hari dimana waktu libur akan segera menjemput mereka ke zona nyaman untuk mengistirahatkan tubuh mereka usai aktifitas di hari sebelumnya.
Gavien hari ini memilih untuk bermain bola basket sendirian di lapangan karena guru rapat membuat semua murid mulai berkeliaran di luar kelas begitu juga dengan kelas milik pemuda September tersebut.
Ia terus melakukan semua teknik telah ia pelajari untuk mengasah kemampuan nya dalam basket agar tak ada ketertinggalan dengan teman-teman satu ekskulnya yang lain. Ia cukup di gemari di kalangan teman-teman seangkatannya dan kakak kak kelas nya karena postur tubuh dan visualnya yang tak kalah dari kekasih pujaan hati si September.
Ia adalah tipikal orang yang punya banyak teman namun ada saatnya ia membutuhkan waktu sendirian tanpa orang-orang yang menyatakan cinta di sekitarnya. Ia membawa makanan dan beberapa buku ke lapangan untuk menghabiskan waktu di kursi besar studio basket tersebut.
"Aku lelah sekali", Pemuda itu membiarkan keringatnya membasahi wajah tampannya, Ia meminum air yang ia bawa lalu mengambil sebuah buku novel dari tasnya.
"hm, Chapter berapa ya?", Ia mulai mem-bolak-balik buku tebal tersebut dan mulai membaca tulisan yang tertera di sana.
Ia duduk di kursi studio yang tak jauh dari pintu masuk, Kakinya menjulur hingga mengenai kepala kursi di bawahnya, Tubuhnya menyandar, Tangan kirinya memegang buku miliknya dan tangan kanannya memegang roti yang ia beli di kantin sekolah. Tiga kancing atas pakaian sekolah Gavien terlihat terbuka dan Dasinya juga terlihat sudah longgar, Dahinya lebarnya terlihat terbuka oleh poni miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future l Guanren
RandomBukan hal yang mudah untuk membiarkan orang yang di cintai bersama orang lain, namun bersama dengan orang yang di cintai dengan hati yang berbeda juga bukan hal yang bagus.