Happy reading
and sorry for typo.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Sean sudah membereskan sisa-sisa cemilan nya, membawa sang anak untuk tidur ke kamar tempat tidur tak terlalu dekat dan di sebelah ranjangnya dan suaminya
Sean memilih untuk pergi ke ruangan sang Suami, ia masuk ke sana, nafasnya tertahan karena ruangan tersebut benar-benar penuh dengan bau nikotin tersebut, ia bisa melihat sang suami tertidur di atas kursinya walaupun dalam keadaan gelap.
Sean berjalan pelan ke sana, saat ingin membangunkan sang suami, pandangannya tertuju pada benda-benda yang berada di atas meja sang suami. Nakalan foto dirinya, ada banyak di sana, handphone yang menyala akibat notifikasi yang latar belakangnya adalah fotonya dan sang anak, namun ia melihat banyak puntung rokok di dalam tempat sampah dan bungkusnya.
"Kenapa ia merokok?.", Tanya Sean kepada dirinya, saat Sma, pemuda itu bilang ia tak akan pernah menyakiti dirinya dari dalam maupun luarnya. Terlebih pemuda itu juga anak yang bukan tipikal murid nakal.
Tak mau memperpanjang pikirkannya, ia memiliki untuk membangunkan sang suami, hanya dengan tepukan kecil tentunya tak akan bangun namun saat ingin menepuk pipi suaminya, tiba-tiba saja niat itu terhenti karena mendengar nginggau suaminya.
"Kak, aku juga pengen di cintai."
sederhana namun Sean menyadari sesuatu, ia benar-benar melukai hati suaminya, pria itu benar-benar mencintainya namun dirinya sendiri mengatakan bahwa ia mencintai orang lain di depan suaminya. Rasa bersalah mulai bersarang pada hati Sean, ia sudah beberapa kali mengatakan bahwa ia mencintai Jack di depan suaminya, ia tak tahu bagaimana sakitnya suaminya akan hal itu.
"Gavien, bangun.."
Berhasil, pria itu bangun, ia mendudukkan dirinya, mencoba membiasakan matanya dengan pencahayaan minim tersebut, ia bisa melihat sang istri namun, kenapa wajah sang istri tampak khawatir?.
"Ada apa?, apakah terjadi sesuatu?.", Tanya Gavien, menatap istri nya yang berdiri di sebelahnya.
Bukan jawaban yang di dapatkan namun sebuah pelukan hangat yang di berikan, Gavien cukup terkejut akan hak itu, Sean duduk di atas pangkuannya sambil memeluknya, mengusap rambutnya.
"Maaf Gavien, aku ga tau kalau kamu udah nerima aku sebagai istri kamu, maaf udah bilang kalau aku cinta jack."
Gavien yang tadinya ingin bertanya kembali pun terkejut dengan yang di ucapkan oleh sang istri. "Kak, kamu liat isi hp ku?.", Tanya Gavien hati-hati.
"Hp mu?..", Padangan Sean beralih pada Handphone yang tergeletak di meja. Dengan cepat ia mengambilnya lalu lari keluar, menuju kamarnya.
Gavien yang melihat kecerobohan nya segera lari mengejar seng istri, belum sampai ke pintu, Sean sudah terbanting di sofa ruang tersebut karena sang suami, Sean berusaha untuk lari dari suaminya yang mengukung tubuhnya.
Posisi yang cukup intim menurutnya, Gavien dengan nafas memburu usai berusaha menangkap sang istri, Sean sendiri juga memiliki nafas yang sama degan suami, dirinya berusaha memeluk handphone sang suami untuk menghindari dari kejaran suaminya, namun Handphone tersebut berada di sebelah nya, kedua tangan nya sudah di tahan oleh suaminya di atas tubuhnya.
Keduanya saling bertatapan cukup lama, pandangan mereka teralihkan karena paras mereka masing-masing. Terlebih untuk Sean yang baru menyadari bahwa suaminya tampak berkali-kali lipat lebih tampan dari mantannya, menurut nya. Gavien tentunya sudah sadar betapa cantiknya paras sang istri.
"Kumohon, jangan seperti itu kak."
"Gavien, do you love me?.", tak membalas sang suami, ia melemparkan pertanyaan pada sang suami, Gavien menghabis kan banyak waktu untuk membalas itu lalu berakhir ia menghela nafasnya.
"Sorry, but yes."
Hal selanjutnya yang di lakukan oleh Sean membuat Gavien terkejut, Istrinya menciumnya dengan benar-benar panas, lumatan demi lumatan di berikan, ia tak ikut menimpali namun melihat wajah berkeringat sang istri membuat libido nya naik.
"Eumhh.."
Seharusnya menjadi cerita kesedihan karena perasaan sebenarnya milik Gavien, berubah menjadi adegan panas. Gavien duduk menyandar pada punggung sofa sambil memeluk pinggang sang istri, Sean duduk di atas pangkuannya, tangan milik istrinya tersebut berada di dadanya, meremas kaosnya di sana.
Keduanya di kuasai oleh nafsu yang tiba-tiba saja datang, tidak- hanya Sean, Gavien bisa mengendalikan nya, ia sudah beberapa kali mencoba melepaskan ciuman itu namun selalu di serang oleh sang istri, Gavien akhirnya dengan terpaksa menggigit bibir istrinya hingga pemuda itu melepaskan nya sendiri.
"Gavien..", Lirih Sean pelan, mencoba menarik perhatian seseorang yang berada di depannya.
Gavien terus menutup matanya agar tak terangsang dengan sang istri, hingga ia terpaksa membukanya karena sang istri tampak menggesek bawahnya dengan bokongnya.
Gavien cukup terkejut dengan apa yang ia lihat, Sean melepaskan lima kancing atasnya membuat bajunya melorot hingga menunjukkan selangkangan lehernya. Iman Gavien terasa di uji di sini, bahkan rambut berantakan itu membuat sang istri seribu kali lebih panas.
"Mulut Gavien rasa rokok, ga enak.", Adu Sean pada sang suami, Gavien hanya mengangguk, berusaha memakai kan piyama sang istri dengan benar, namun tangan cantik itu menghalangi pergerakan nya.
"Jangan Gavien, kasih tanda dulu, baru tutup eung.."
Gavien menghela nafasnya, ini benar-benar bencana untuknya, tidak mungkin ia melakukan itu, terlebih ia tak tahu bahwa kakak tingkat yang ia sukai mudah untuk terangsang walaupun itu karena dirinya sendiri.
"Kak, udah ya, rapiin bajunya, kasian Giveon sendirian di kamar."
Sean tampak sedih namun mulai mengangguk, "Gendong, di kamar mau hug.", pinta Sean yang di balas senyuman oleh sang suami, tak apa, daripada mereka terjebak di sana kasihan bayi nya yang tertidur pulas tanpa orang tua di dekatnya.
Gavien menggendong sang istri hingga masuk ke kamar, sebelum itu, ia mematikan semua lampu. Ia melihat sang anak yang tertidur pulas tersenyum, ia memilih mencuci kaki dan tangannya usai merokok tersebut. Dan ia lupa akan baju sang istri yang ia biarkan menunjukkan bahunya tersebut.
"Kak, pakai piyamanya yang bener dong, nanti kedinginan."
"Ada selimut, ayo tidur."
Akhirnya dengan terpaksa ia tidur, dan istrinya juga memiliki nya membuka kaosnya karena di pinta oleh sang istri, ia tak tahu kenapa sang istri tiba-tiba menjadi seperti ini, dia bahkan tak meminum alkohol namun kenapa dia seperti orang mabuk meminta belaian?.
"Maaf ya Gavien, aku cuma lagi nguji kamu, pas pacaran dulu, semua nya cuma suka gara-gara body."
Gavien cukup terkejut mendengar suara sang istri yang berada tepat di telinga nya, ia tidur telentang membuat sang istri leluasa untuk memeluk tubuhnya.
"Kak, aku ga se-brengsek itu. Aku suka kakak karena cinta, bukan tubuh.", ujar Gavien lalu mengalihkan perhatian nya pada sang istri yang juga menatapnya dengan sebuah kekehan keluar dari belahan bibir nya.
"Tapi jujur aja, aku tegang.", Mendengar pengakuan tersebut membuat Gavien kembali terdiam.
"Hei, kenapa tak ingin melakukannya?, Bukankah kita sudah resmi."
"Bukan soal itu kak, kalau sex tanpa cinta itu bener-bener sakit, aku ga bisa lakuin nya kak."
Sean tersenyum, sekarang ia tahu kenapa dirinya memilih Gavien untuk menjadi pasangan masa depannya. Jack sendiri benar-benar gila sex, mereka pernah hampir melakukannya di sekolah, untung saja di sana ia di telfon untuk masuk ke ruang osis.
"Makasih Gavien, Love you."
June, 01 - 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future l Guanren
RandomBukan hal yang mudah untuk membiarkan orang yang di cintai bersama orang lain, namun bersama dengan orang yang di cintai dengan hati yang berbeda juga bukan hal yang bagus.