IX.My Future

93 15 0
                                    



Sore hari kembali datang, anak-anak yang bermain kembali ke rumah karena waktu sudah hampir gelap, ibu-ibu yang juga berkumpul membubarkan diri untuk menyambut sang suami yang pulang dari kerjanya.

Sean menyiapkan makan malam dengan hati-hati sesekali melirik sang anak yang berada di ruang televisi dengan mainan di sekitarnya. Ia bermain dengan suara televisi yang menayangkan film anak-anak di sana.

"Ayah pulang.."

Giveon yang mendengar suara sang ayah lantas menoleh ke arah sumber suara, berlari dengan kaki kecilnya untuk meminta gendong pada sang ayah, sang ayah lantas tersenyum, ia meletakan sepatunya lalu mengendong anak semata wayangnya itu.

"Gavien udah pulang!?.", suara keras terdengar dari dapur dengan sangat keras hingga akhirnya sang suami memilih pergi ke arah sang istri ketimbang ikut berteriak.

"Masak apa?.", Tanya Gavien, lalu mengambil tempat duduk dan mendudukkan sang anak di kursi khusus bayi miliknya.

"Ini aja, dulu di rumah sering masak ini jadi ya masak apa yang bisa aja dulu, gapapa kan?.", Tanya Sean, wajah pemuda itu tampak tak enak hati membuat Gavien bingung.

Pasalnya, makanan ini cukup bervariasi di dalam setiap piring kecil, bagaimana wajah Nyonya Louise itu tampak tak enak?.

"Tak apa, lagi pula ini cukup banyak.", ujar Gavien. Pria itu mulai mengambil beberapa lauk untuk makannya, sang istri pun tampak menyuapi sang anak sebelum ia sendiri makan.

"Eumh!, Yam enyak!.", Bayi kecil itu mengangkat sendok garpu nya dengan sebuah senyuman membuat pasangan suami istri terkekeh gemas.

Acara makan malam selesai, di gantikan oleh acara bermain milik Giveon. Balita itu bermain dengan mainannya dengan sang ayah dan ibunya duduk di depan laptop.

Sang istri itu baru saja bercerita pada suaminya bahwa ia mendapat tawaran untuk menjadi model lagi di sebuah brand yang cukup terkenal. Ia cukup senang dengan tawaran ini, ia sempat bertanya pada Haechan kapan terakhir kali ia menjadi model dengan alibi bahwa ia lupa dan Haechan sendiri menjawab itu dua bulan lalu membuat ia tersenyum.

"Besok Giveon ikut aku aja kak ke kantor, nanti pas pulang photoshoot kakak ke kantor aja.", ujar Gavien yang hanya di jawab sebuah anggukan.




Pagi-pagi sekali, keluarga Gavien tersebut pergi. Gavien dan anak tunggalnya pergi ke kantor dan istri dari Gavien pergi untuk photoshoot yang tempatnya berbeda arah dengan kantor sang suami membuatnya akhirnya di jemput oleh rekan kerjanya.

Selama perjalanan masuk ke ruangan, Giveon terus di sapa oleh semua orang yang begitu juga sebaliknya, balita itu berjalan sendiri sambil menyapa semua orang membuat waktu sedikit lambat untuk masuk ke dalam ruangan direktur.

Usai perjalanan yang cukup panjang, ayah dan anak itu sampai di ruangan direktur. Sang anak tampak mendudukkan dirinya di sofa sana menonton tayangan anak-anak dari televisi dengan mulut yang sibuk mengunyah sebuah cemilan yang kebetulan di berikan oleh beberapa bawahan sang ayah. Sang ayah pun hanya tersenyum melihat anaknya lalu melanjutkan pekerjaan nya.

Satu jam, dua jam, hingga jam makan siang datang. Gavien sibuk menepuk bokong sang anak karena bayi kecilnya merasa terganggu saat tidur di dalam pelukannya. Giveon menolak tidur di sebuah kasur di salah satu ruangan di sana dan memilih untuk tidur di dalam pelukan sang ayah membuat Gavien terpaksa melanjutkan pekerjaannya hanya dengan satu tangan.

Tok tok.

"Masuk.", ujar Gavien tak mengalihkan perhatiannya, ia sudah sering melakukan itu karena terkadang yang masuk ke ruangannya hanyalah sekretaris dan beberapa bawahan yang di suruh.

My Future l GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang