X.My future.

93 14 0
                                    

-18+ area.

•••

Usai di pulang ke rumah, Sean mendapatkan pesan dari Haechan untuk pergi sebentar keluar, dan kebetulan juga ada Naowen, Sean bisa bertanya pada nya tentang hak yang Naowen ucapkan pada suaminya.

“Kamu beneran bakalan ke rumah mama?, baru pulang loh ini.”, ujar Sean khawatir dengan sang suami karena pria itu belum sempat untuk beristirahat.

Gavien tersenyum, “Gapapa, sengaja ke tempat Mama sama Baba juga, minta bantuan Mama buat bantu jaga Giveon, aku ga yakin bisa jaga Giveon sendiri,” ujar Gavien karena saat di kantor ia di bantu oleh sekretaris perempuan dan bawahannya yang lain membuatnya tak terlalu sulit.

Sean menangguk, mengecup pipi sang anak, hingga mobil sang suami mulai menjauh, ia hanya menunggu Haechan di depan rumahnya, cukup ramai malam ini karena banyak anak-anak yang bermain kembang api di luar.

“Hai Sean,” Mobil Haechan sampai, dan Naowen menyapa Sean dengan senyuman di wajahnya yang juga di balas oleh Sean.

Sean masuk ke kursi belakang, bertanya pada Haechan kemana mereka akan pergi, ia masi sedikit khawatir jika pergi lama, mungkin Giveon akan merengek dan tantrum karena di tinggal.

“Bar, gapapa kan? Sekali-kali minum, kita udah ga pernah gini lagi.”

Mendengar ujaran Haechan, Sean pun berpikir sebentar lalu mengangguk, ia juga ingin merasakan itu, sebelum ia bangun di masa depan, dirinya masih belum legal namun sekarang ia sudah kepala dua, apa salah nya kan.

Terdengar suara keras di dalam bar tersebut, Haechan mengatakan bahwa ia punya sedikit masalah dengan sang Suami, anaknya pun bahkan harus di titipkan ke rumah orang tuanya untuk menyelesaikan itu.

Haechan mabuk ia terus mengoceh dan mengumpat nama sang Suami, menyimpan banyak dendam pada pemilik nama tersebut, bahkan ia sudah tak berdaya di bahu Naowen dengan sebuah gelas di tangannya.

“Hei, Naowen,” panggil Sean, beruntung semua orang yang ada di sana sibuk dengan urusan mereka sendiri, tak ada yang mendengar kan pembicaraan yang akan ia buka untuk lawan bicara.

“Iya?” Tanya Naowen dengan wajah bingung, sepertinya ia punya kadar alkohol yang tinggi karena sudah enam gelas yang sudah di teguk nya, Haechan baru saja empat sudah mabuk berat.

“Apa maksud yang Naowen katakan pada Gavien sore ini?,” Tanya Sean, mendengar itu Naowen terkekeh kecil.

“Nanti juga akan tau.”, ujarnya dengan sebuah senyuman, bukan jawaban itu yang Sean inginkan namun sebuah pernyataan. Sean hanya mendengus lalu meneguk dua gelas lagi untuk yang ke lima.

“uh, panas,” ujar Sean lalu kembali meneguk itu dengan lebih banyak dan sebuah senyuman di wajahnya.

Naowen sadar bahwa Sean mabuk lantas menarik gelas dari tangan Sean, si Maret tampak tak suka, mencoba menarik gelasnya namun tak bisa hingga akhirnya berdiri dari sana.

“Ini buruk,” gumam Naowen lalu mencoba menghubungi sang Suami, sambil terus mengawasi Sean yang mulai menjauh dan bergaul dengan setiap orang di sana.

Astaga, Maret itu menari dengan seorang pria di bawah lampu sorot, dengan cepat ia memotret itu, besok ia akan memberi tahu pria kecil itu apa yang sudah ia lakukan. Ia bahkan membiarkan seorang pria asing merangkul pinggang nya, ini akan semakin memburuk.

Selang empat puluh menit, ketiga pria datang dengan wajah panik mereka. Suami dari Haechan menggunakan jaket untuk menutupi tubuh sang istri, ia bahkan tak tahu bahwa sang Istri memilih ke sini untuk melampiaskan kemarahan padanya.

My Future l GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang