XV.My Future.

96 12 0
                                    

Sore ini keduanya pergi ke pasar malam yang kebetulan menarik mata sang anak ke arah tempat ramai itu yang di turuti keduanya mengingigat bahwa keduanya tak terlalu pandai untuk memahami apa saja tempat bermain bayi selain Playground.

“Lamai cekali!,” ujar si kecil di atas gendongan sang ayah melihat lautan orang-orang berlalu lalang yang di balas anggukan oleh sang ayah.

“Giveon mau main apa?,” tanya sang ibu saat melihat banyak sekali permainan yang aman untuk anak-anak.

“Itu bun!, mawu main pancingan!,” ujarnya menunjuk salah satu stand dengan beberapa anak lain yang di balas anggukan oleh sang ibu.

Sean menggenggam tangan lain suaminya yang bebas untuk menuju ke sana yang di balas senyum tipis oleh si tampan. Giveon duduk di salah satu tempat duduk dan di depannya ada kolam yang berisi banyak binatang laut dengan bentuk mainan di mana di pancingannya terdapat magnet yang akan menempel di moncong si hewan yang juga berisi magnet.

“Dapat catu!,” ujarnya dengan bangga pada sang ayah yang di balas ibu jari dan senyuman dari sang ayah yang juga duduk di kursi kecil di sebelahnya.

Tanpa di sadari keduanya sang ibu sudah mengambil video di belakang mereka dan beberapa foto juga. Ia saat bersama Naowen dan Haechan mengecek galeri miliknya untuk melihat hasil jepretan foto itu dan menemukan sebuah album yang berisi foto dan video Gavien dan Giveon dengan judul family dokumenter. Ia akan melanjutkan itu mungkin hingga Giveon dewasa nanti.

“Ayah!, Giveon lihat ke belakang!,” entahlah panggilan yang sangat asing untuk di dengan Gavien namun kedua ayah dan anak itu melihat ke belakang di mana sebuah kamera dengan mudah merekam merekam dan si pemegang kamera dengan senyumannya.

“Hawloo!,” ujar bayi itu dengan semangat saat tahu bahwa kamera itu merekam dirinya hingga menunjukan lesung pipinya yang juga sama dengan sang ayah.

Tak hanya sang ibu, pengunjung di sana juga banyak yang tersenyum gemas melihat interaksi bayi dan ayah itu.









Tak seperti keluarga yang berlangsung bahagia seperti keluarga Sean dan Gavien, itu berbanding terbalik dengan keluarga Naowen dan Jake. Benar kedua orang yang di beri julukan oleh media sebagai Husband Wife material ternyata tak seperti yang di beritakan pada publik.

Keduanya makan malam dengan dinginnya suasana, ini sudah biasa terjadi, benar, sudah biasa. Namun ini juga adalah momen bahagia untuk Naowen setelah beberapa minggu di tinggal suaminya untuk kerja di luar kota, ia belum pernah merasakan kehangatan pasangan selama ia menikah, terkahir kali ia berciuman dengan suaminya pun saat pernikahan mereka yang sudah lama dan karena terpaksa di dalam gereja tersebut.

“Seharusnya aku menolak perjodohan itu, kau tak menghasilkan anak untuk ku Naowen.”

Mendengar nada dingin dan suami Naowen hanya menghela nafasnya dan sepertinya sebelumnya ia hanya memberikan kata maaf. Mereka sering kali melakukan seks tanpa rasa sedikit pun, hanya dengan sebuah keinginan adanya buah hati di antara mereka.

“Dokter bilang aku masih bisa hamil namun dengan peluang kecil, maaf Ja-”

Jake yang mendengar langkah kaki cepat lantas mengangkat kepalanya melihat sang istri lari ke arah kamar mandi dengan mulutnya yang di tutup telapak tangannya. Selanjutnya hanya ada suara Naowen yang seperti memuntahkan sesuatu.

Jake mengambil minum milik istri nya dan ikut ke dalam kamar mandi, si manis tampak sudah terduduk lemas di atas keramik kamar mandi yang kering di sebelah kloset duduk, nafasnya memburu dan matanya tampak sayu.

“Ada apa?,” tanya Jake sambil memberikan sebuah minuman bening di dalam gelas tersebut.

Naowen menggelengkan kepalanya lalu mengambil gelas itu dan meneguk air itu hingga habis, kepalanya pusing dan tubuhnya rasanya benar-benar lemas.

“Ayo ke dokter, aku bisa kena masalah jika kau sakit,” ujarnya lalu membantu si manis berdiri dengan mengangkat tangannya ke udara di dekat sang istri.

Baru saja berdiri dari duduknya suara gelas kaca jatuh terdengar sangat keras, bahkan ada beberapa kaca yang naik ke atas kaki milik Naowen, wajah si manis memucat dan tubuhnya jatuh di dalam pelukan sang suami.

Bukannya menggendong istrinya pikiran Jake berada di alam lain melihat wajah istrinya, walaupun tampak pucat namun lihatlah ukiran manis wajahnya yang tampak manis.

Tiba-tiba saja si tampan menggelengkan kepalanya tersandar dari lamunannya lalu menggendong bridal style tubuh istrinya meninggalkan gelas kacanya yang kacanya sudah berhamburan di atas keramik toilet tersebut.




Jake melarikan sang istri ke inap gawat darurat yang di tindaki sigap oleh para suster membawa sang istri ke salah satu ruangan pemeriksaan sedangkan Jake mengurus hal lain untuk data sang istri dan data dirinya yang di mintai oleh pihak rumah sakit.

Setelah berdiam diri selama dua puluh menit, namanya di panggil oleh salah satu suster yang ada di sana dan membawanya masuk ke dalam ruangan tersebut, ia bisa melihat bahwa sang istri sudah terduduk dia atas ranjang rumah sakit.

Tampak dokter dan suster yang menjaga si manis tersenyum setelah Jake di bawa masuk ke ruangan tersebut, dokter itu memberikan kertas hasil pemeriksaan nya pada Jake.

“Selamat Tuan Jake, kandungan istri anda sudah memasuki usia tiga hari.”

Mendengar itu Jake terdiam, “K-kandungan?,” tanyanya dengan wajah memastikan di campur dengan terkejut.

“Iya tuan Jake, selamat untuk anda,” ujar nya kembali dan di beri senyuman oleh dua tenaga rumah sakit tersebut.

Senyuman indah tak dapat di tutupi oleh Jake, ia berdiri dari duduknya untuk pergi ke arah sang istri yang terduduk lemas dan sepertinya tak mendengar apa yang di ucapkan oleh dokter yang telah memeriksanya.

Pluk!

“Terimakasih Naowen, terimakasih.”

Merasakan pelukan hangat di berikan untuknya dan ucapan terimakasih dari suaminya membuat Naowen bingung sekaligus merasakan jantungnya berdetak kencang karena ini pertama kalinya Jake seperti ini dan ini pertama kalinya Jake berucap secara manis dan lembut padanya.

“A-ada apa?,” tanya nya bingung pada sang suami.

Bukan Jake yang menjawab namun dokter lah yang menjawab memberi tahu bahwa ia sedang mengandung membuat air mata ikut menitik melewati pipi Naowen, si manis ikut memeluk sang suami. Dokter dan suster itu memilih untuk keluar membiarkan dua orang itu dengan rasa haru mereka mengingat bahwa keduanya cukup terkenal dalam dunia entertainment dan sudah di beritakan juga bahwa Naowen sulit hamil membuat keduanya mengerti mengapa pasutri ini menangis haru bahagia.

Jake melepaskan pelukannya lalu menangkup kedua pipi istrinya yang sudah basah dengan air mata, “Terimakasih ya?, aku akan menjaga kalian,” ujarnya.

Tangan kanan milik Naowen terangkat untuk menggenggam tangan kanan sang suami yang bersentuhan dengan pipinya kalau mengangguk dengan senyumannya yang tak mungkin luntur.

Impian keduanya terwujud, Jake dengan keinginan memiliki seorang keturunan dan Naowen dengan keinginan mendapatkan sedikit kasih sayang dari suaminya.

Menurut pasangan lain ini hanyalah hal biasa namun untuk keduanya ini benar-benar mampu mengisi kekosongan di hidup mereka, tak semua orang itu sempurna bukan?, tak semua orang juga mendapatkan bahagia secara instan, semuanya perlu usaha.

Naowen dan Jake dengan tangis bahagianya mendapatkan anggota baru di keluarga mereka, Gavien dan Sean yang juga tersenyum haru untuk keduanya di mana rasa cinta dan sayang mulai mengembang di dalam keluarga nya setelah keduanya terbangun di atas kasur dengan canggung, Jangan lupakan Haechan yang memiliki masalah dengan suaminya hingga pisah rumah kembali bersama mengingat masa yang mereka lalui dan bayi mereka yang baru menginjak tujuh tahun masih membutuhkan kasih sayang keluarga.

End.

My Future l GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang