XVII.My Future

75 14 0
                                    


Happy reading.


Haechan ternyata juga bermimpi hal yang sama seperti Sean dan Gavien. Tentu saja itu karena Naowen, namun di sini Naowen tak mau menjelaskan secara detail maksud dari si manis, dan hanya mengatakan bahwa ingin memberikan kisi-kisi bagaimana masa depan mereka nanti.

Enam orang itu tampak hanya menghela nafas, dan di sana Sean bisa menyadari bahwa Jack terlihat tak mencintai Naowen, dan terus menatap ke arah nya bahkan sesekali keduanya tak sengaja bertatapan beberapa detik sampai akhirnya Sean lah yang lebih dahulu mengalihkan pandangannya.

“Jadi, karena itu kamu diam saat pagi tadi?”

Mendengar pertanyaan pemuda di sebelah nya, Haechan mengangguk. Ia menghela nafasnya. Di dalam pikiran si manis ia sangat malu akan hal itu namun berbeda dengan si tampan, ia tampak mengigit dinding mulutnya menahan rasa senangnya mendengar cerita dari Naowen tentang mimpi Haechan.

“Semua nya selesai kan? Bell udah mau bunyi ini,” ujar Sean memeriksa jam di tangannya.

Mark mengangguk, ia memberesi kertas di depannya lalu menarik Haechan untuk berdiri, “Gua duluan,” ujar Mark memberikan gestur ke luar, ia menyeret Haechan keluar menyisakan Empat orang di sana yang masih duduk diam usai membalas ucapan selamat tinggal Mark.

Move on Jack, pikirkan perasaan Naowen walau kalian hanya terikat perjodohan.”

Usai mengucapkan itu Sean menarik Gavien keluar ruangan Osis, Meninggalkan Naowen dan Jack yang menatap kepergian keduanya. Mendengar ucapan mantan kekasihnya pun Jack hanya menyandarkan kepalanya pada punggung kursi tunggal miliknya.

“Alasan lo kaya gini untuk apa Naowen?” Tanya Jack dengan nada datar menatap ke langit-langit dengan tatapan dingin.

Naowen mendengar itu, yang semulanya menjadi seorang pemuda hangat dan ceria lantas diam, menujukan pribadi aslinya yang gugup dan rapuh tentunya. Naowen mengusap punggung tangannya belum mampu menjawab dan memberikan informasi yang lengkap pada siapapun.

Tepat setelah Naowen akan memberikan alasan, suara bell jam pelajaran berbunyi keras di semua penjuru sekolah membuat kedua orang itu terkejut dan akhirnya memilih untuk keluar dari luar ruangan tersebut dengan jarak di antara keduanya.

Langit mulai bewarna oranye dengan di hiasi oleh awan yang ikut merubah warnanya mengikuti langit agar senada, tak ingin beda. Semua orang mulai keluar dari gedung-gedung dan tempat-tempat penting selain rumah, menyelesaikan kegiatan mereka hari ini dan hendak menuju ke tempat peristirahatan favorit mereka.

Murid sekolah berhamburan keluar dari pagar sekolah bersiap untuk berkumpul bersama keluarga mereka di jam makan malam yang akan datang beberapa jam dekat kemudian. Namun intinya di sini adalah dua orang yang berjalan bersamaan menuju pintu lebar sekolah, keduanya masih berada di lorong dengan langkah yang teratur dan tawa di wajah keduanya.

Dua orang lain yang baru saja keluar dari kantor para guru juga tampak saling tersenyum dan bergandengan tangan, di antara keduanya juga terdengar bagaimana satu sama lain saling berucap dengan lembut untuk sesama mereka. Walaupun di saat banyak murid lain mengenal mereka dan sudah banyak teori tentang keduanya yang berpacaran di antara angkatan mereka hingga adik dan kakak tingkat keduanya, tetap itu tak berhasil meregangkan mereka di saat keduanya hanya memiliki status dekat.

Namun, berbeda dari empat orang sebelumya, dua orang ini hanya duduk diam di kursi penumpang di belakang di saat sang supir sudah keluar dari kawasan sekolah. Di saat si Dominan sangat tak betah jika harus naik mobil yang di mana ia terlihat seperti seorang keluarga penting dengan supir, berbeda dengan Dominan si Submissive yang sangat benci dengan suasana dingin karena dirinya di kenal akan kehangatan manis di sekitarnya hanya bisa diam juga saat ini.

My Future l GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang