Freen meminta sopir mengantarnya pulang, dia baru saja memenuhi panggilan dari kepolisian di mana pihak polisi memintainya keterangan atas kejadian kecelakaan empat tahun yang lalu. Dia juga bertemu dengan Becky beserta kuasa hukum yang mendampinginya.
Pihak kepolisian hanya menjelaskan apakah dia akan melakukan banding atau tidak, jika iya Freen memiliki hak untuk melakukannya.
Sesampainya di rumah, Freen langsung mengurung diri di kamar.
Dia tidak memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan. Dia hanya memikirkan seberapa lama masa hukuman yang akan dia dapat nantinya, karena dia sudah bertekat tidak akan melakukan banding. Dia akan membiarkan hakim menjatuhi hukuman untuknya. Apapun akan dia lakukan jika itu bisa membuat Becky merasa lebih baik, akan Freen lakukan.
Tapi penjara bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk menghabiskan waktunya, lima tahun, sepuluh tahun atau lebih. Meskipun sebenarnya bisa saja dia meminta perlakuan istimewa di sana. Menyandang nama Evan sebagai nama belakangnya artinya kemudahan. Mudah mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Tapi Freen tidak akan memanfaatkan privilege itu. Dia akan menerima hukumannya seperti lainnya.Hanya saja Freen tidak bisa membayangkan, dia tidak bisa leluasa untuk bertemu dengan gadis kecil yang sudah dia rawat sepenuh hati.
Freen takut ketika akhirnya dia bisa menghirup udara bebas, dia sudah tidak memiliki kesempatan untuk bersama dengan gadis kecilnya.Tapi jika dia melayangkan banding, dengan kuasa nama besar ayah ibunya Freen pasti dengan mudah lolos dari hukuman itu, bahkan dia bisa menuntut balik, tapi Freen tidak akan bisa melihat kekecewaan Becky untuk yang kedua kalinya.
Freen mengerang, tak sadar telapak tangannya sudah saling meremas karena cemas.
***"Bec.. Becky?" Mind melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Becky yang sepertinya sedang melamun.
Mind tidak mengerti sejak kemarin Becky menjadi banyak melamun, terlebih setelah menghadiri panggilan gugatannya. Gadis itu selalu tidak fokus jika sedang diajak bicara.
"Ah iya, maaf aku tidak fokus." Becky mengerjapkan kedua matanya lalu berusaha untuk fokus mendengarkan Mind.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Mind.
Gadis itu menghela nafas.
"Aku hanya sedikit ragu. Menurutmu apakah keputusanku ini sudah benar?"Becky membutuhkan saran, semua yang dia pikirkan hampir membuatnya gila. Berharap dengan menceritakannya kepada Mind dia bisa mendapatkan solusi yang baik.
"Tidak ada yang salah dengan menuntut keadilan. Hanya saja semua memang tidak mudah, terlebih yang kita hadapi adalah putri Evan."
"Menurutmu apakah kita akan menang?"
"Kita akan berjuang. Jangan khawatir aku akan selalu mendampingimu."
Mind memberanikan diri meletakkan telapak tangannya di tangan Becky lalu meremasnya dengan lembut.
Sementara gadis itu hanya tersenyum kaku, ingin menarik tangannya namun takut menyinggung perasaan Mind.
"Kita akan melayangkan tuntutan 15 tahun penjara. Itu belum tentu disetujui, bisa dikurangi tergantung bagaimana hakim menimbang-nimbang situasi saat kejadian." Mind melanjutkan pembicaraan mereka tadi.
Becky kembali terdiam. Lima belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Dia ingin pembunuh orang tuanya dihukum lebih dari itu. Tapi kenapa orang itu harus Freen. Becky tiba-tiba menjadi tidak tega membayangkan Freen dipenjara selama itu.
Dia teringat dengan ekpresi tulus Freen, cara wanita itu memperlakukannya dan semua yang telah Freen berikan kepadanya. Dia tidak layak dihukum tapi dia adalah pembunuh orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the stars
Fanfictiongosah ada deskripsi ya, Mari ngeteh kalo pengen di spill 😁😁, cuma kalo yg ini gaakan ada moment kocak kayak dibuku sebelumnya. karakter Sapalocha disini beda dari karakter2 yg sebelumnya, begitu juga Nong Bell. Disini dia berubah jadi gadis tanggu...