Sebelum membaca saya mau mengingatkan bahwa di part ini akan ada adegan kekerasan Dan juga kata-kata kasar, jika adegan itu akan memicu mental kalian lebih baik di skip. Jangan memaksa untuk membaca. 🤜🤜🤜✌️
______________________________________Mind tersenyum senang, sidang kasusnya Kali ini memutar seluruh tuduhan yang dia terima di sidang-sidang sebelumnya. Sejak dia menerima tawaran Roseanne beberapa waktu lalu. Dia langsung memiliki kuasa hukum dari Rose yang akan membantu menangani kasusnya dan benar saja, Mind tidak tahu kapan pengacara itu bekerja namun ketika waktu sidang tiba, pengacara tersebut sudah memiliki bukti-bukti yang menyatakan bahwa dia tidak bersalah meski hakim masih perlu mengkaji ulang sebelum memutuskan statusnya namun selagi Mind menjalankan tugasnya dengan baik, dia bisa bebas dari segala tuduhan.
Namun ketika dia teringat Becky rasa bersalah itu muncul dalam benaknya. Mereka sama-sama tidak bersalah hanya salah memilih lawan.
Mengingat betapa mudahnya Roseanne membuat skenario seolah-olah dia bersalah lalu dengan sekali jentikan skenario itu berubah menjadi dia tidak bersalah membuat Mind tidak memiliki pilihan lain selain melindungi dirinya sendiri.
"Maafkan aku Beck," bantinya lagi.
Mind baru saja menutup pintu mobilnya ketika merasakan ponselnya bergetar. Dia lantas mengambil benda canggih itu lalu memeriksa siapa yang mengiriminya pesan.
"Bersiap-siaplah untuk tugas selanjutnya"
Mind membaca isi pesan itu. Dia menarik nafas panjang. Berurusan dengan Rose tidak akan berhenti hingga apa yang dia rencanakan tercapai yang artinya dia harus siap kapan saja menjadi penjahat.
Memilih tidak membalas, Mind langsung menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju ke sebuah alamat dimana dia harus menjalankan misi selanjutnya.
***Rose mengambil ponselnya yang meraung, melirik siapa sang Penelphone dia langsung menjawab panggilan tersebut.
"Nyonya, aku sudah menunggu Becky seharian di flatnya namun tidak ada tanda kemunculannya. Sepertinya dia sudah pindah."
"Aku mengerti."
Rose mematikan sambungannya lalu meletakkan kembali benda tadi di meja. Matanya menerawang ke langit-langit namun otaknya sedang merencakan beberapa hal.
***Becky sedang menatap pemandangan taman belakang rumah Freen melalui jendela di kamar yang dia tempati, ketika ada yang membuka pintu kamarnya dengan kasar. Ini bahkan masih pagi untuk membuat keributan.
Gadis itu terlonjak ketika mendapati dua orang pria berbadan kekar merangsek masuk lalu menariknya dengan kasar. Becky tidak sempat melawan karena tubuhnya diangkat lalu di sampirkan ke bahu salah satu pria itu dengan posisi wajahnya menghadap ke bokong lelaki itu, seperti mengangkat karung beras.
Becky berteriak meminta tolong sembari memukul-mukul kaki pria tadi namun pukulannya tidak memberi efek apapun.
Gadis itu ketakutan ketika tidak ada seorangpun yang mau menolongnya bahkan security yang menjaga rumah Freen. Heng, pria itu kebetulan sedang tidak ada di rumah.
"Siapa kalian?" tanya Becky ketika tubuhnya di dudukkan dalam mobil namun tidak ada dari mereka yang membuka mulut selain mengancam agar dia tidak banyak bergerak.
Setelah menempuh perjalanan dengan ugal-ugalan Becky kembali di tarik dengan kasar dari mobil namun sekarang dia tahu dimana posisinya berada. Mansion Nyonya Evan.
Gadis itu di dorong oleh pria yang menyeretnya dengan kasar sehingga tubuhnya jatuh tersungkur tepat di depan Roseanne sedang duduk.
Becky meringis merasakan siku dan lututnya yang sakit karena membentur kerasnya lantai.
Namun ringisan itu terhenti ketika sebuah tangan mencengkram dagunya memaksanya untuk menatap sang pemilik tangan.
Wanita beraura dingin itu menatap Becky dengan tatapan tanpa ekpresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the stars
Fanfictiongosah ada deskripsi ya, Mari ngeteh kalo pengen di spill 😁😁, cuma kalo yg ini gaakan ada moment kocak kayak dibuku sebelumnya. karakter Sapalocha disini beda dari karakter2 yg sebelumnya, begitu juga Nong Bell. Disini dia berubah jadi gadis tanggu...