9

1.5K 226 42
                                    

Mind terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara tangisan yang terdengar berisik mengganggu pendengarannya.

Membuka matanya lebar-lebar, senyumnya langsung tersungging dengan mengingat apa yang terjadi tadi malam. Mind tidak merasa bersalah, dia malah bangga karena berhasil mendapatkan gadis kecil ini meski hanya untuk satu Kali.

Dia telah hancur setidaknya dia tidak hancur sendiri. Mind tidak peduli setelah ini dia akan mendapatkan kebencian dari Becky.

"Berhenti menangis, semua sudah terjadi," ucap Mind cuek.

Di menyingkap selimut lalu turun dari ranjang sempit Becky. Wanita itu sedikit melakukan peregangan karena tubuhnya terasa kaku.
Setelah itu Mind membungkukkan tubuhnya di dekat Becky, "rasanya aku tidak rugi kehilangan karirku demi tubuh mulusmu," desisnya lalu mentowel pipi Becky yang langsung ditepis oleh gadis itu.

Becky menatap Mind penuh kebencian. Rasanya ingin memukul wanita bejat yang sudah menodainya.

"Menantang eh?" ejek Mind kemudian terkekeh.

"Nanti saat aku bertemu Freen di penjara aku akan mengatakan kepadanya kalau dia hanya bisa mendapatkan bekasku."

Mind memundurkan tubuhnya lalu terbahak oleh ucapannya sendiri.
Dia lalu meninggalkan flat Becky begitu saja.

Tangis Becky kembali pecah ketika Mind sudah keluar dari flatnya.
Wanita itu sudah sangat merendahkannya dengan kalimatnya seolah dirinya hanya barang yang tidak berharga.
***

    Becky rasanya tidak ingin keluar dari tempat tinggalnya kalau saja atasannya tidak menelphonenya sambil marah-marah agar dia segera masuk kantor setelah satu hari dia absen tanpa kabar.

Sebenernya Becky sudah tidak peduli dengan pekerjaannya, dipecatpun dia tidak masalah. Dia tidak ingin bertemu dengan Mind si wanita bejat itu lagi.

     Sesampainya di kantor, Becky langsung diminta menuju ke ruangan Stiff Lawrence, sang presiden direktur di firma Jeoon Austin.
Disana ternyata sudah ada Mind. Becky sebisa mungkin menghindari tatap muka dengan wanita itu.

"Cepat duduk Nona Carter." Tuan Lawrence memerintah Becky dengan wajah tidak ramahnya.

Becky merasa aura di ruangan ini cukup menenggangkan terlihat dari ekpresi Stiff Lawrence yang tampak berbeda dari biasanya.

Pria paruh baya itu memutar laptopnya arah Becky dan Mind begitu Becky telah duduk dengan nyaman.

Kedua wanita itu melotot saat melihat video yang ada di layar laptop milik Stiff.
Video berdurasi dua menit yang menayangkan kejadian dimana dia dilecehkan oleh Mind namun dengan sedikit editan sehingga tidak terlihat ekpresi Becky yang tersiksa, sebaliknya divideo itu dia terlihat sangat menikmati.

"Bisa kalian jelaskan kenapa video seperti ini bisa diunggah dari akun email anda Nona Carter?" Stiff bertanya dengan geram.

Becky kembali melotot.
"Apa?" tanyanya tidak yakin. Berharap dia salah mendengar.

"Tautan video yang tersebar itu dikirim dari emailmu lalu diunggah oleh akun random yang kamu kirimi tautannya," Stiff menjelaskan.

Becky kembali melotot. Dia tidak pernah mengirim video memalukan itu dan untuk apa juga dia melakukannya.

"Tuan aku tidak pernah melakukan itu." Becky menyangkal.

"Aku tidak peduli tapi gara-gara video itu nama baik firma ini jadi tercemar. Kalian berdua terpaksa harus keluar dari sini."

Keputusan itu bukan masalah untuk keduanya toh ada atau tidaknya video itu Becky sudah tidak memiliki semangat untuk berkerja, sedangkan Mind sudah jelas dia pasti akan dipecat karena kasusnya yang masih berjalan.

Rewrite the stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang