5

1.6K 246 78
                                    

   "Becky..."

Freen membungkukkan tubuhnya untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah. Dia baru saja berlari menyebrang jalan sebelum Becky meninggalkan kantor.

Sadar namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya.
Dia menemukan Freen yang sedang mengatur nafasnya.
Mind yang sedang bersama Becky menatap tidak suka kehadiran wanita itu.

"Kamu mau ke mana? Aku ingin mengajakmu makan siang," ucap Freen setelah nafasnya kembali normal. Dia mengusap peluh di dahinya menggunakan punggung tangannya.

Mendengar kalimat Freen secara otomatis Mind maju satu langkah untuk menutupi Becky dari Freen.

"Maaf Nona Evan, Becky adalah client saya saat ini jadi saya tidak akan membiarkan dia bersama Anda. Saya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap client saya," ucap Mind dengan nada tegas.

Freen tidak menghiraukan ucapan Mind, melirik pun tidak. Pandangannya hanya terfokus pada seorang gadis cantik yang sudah mengambil seluruh atensinya.

"Aku ingin mengajakmu makan siang seperti biasa. Kumohon Beck. Aku tidak berniat mencelakaimu, jika aku mau aku bisa melakukannya Empat tahun lalu. Sebelum aku menerima hukumanku," ucap Freen dengan ekpresi memohonnya.

Becky tidak kuasa melihat Freen yang seperti ini, entah kenapa dia ingin sekali memeluknya dan mengatakan semua akan baik-baik saja tapi Becky menggelengkan kepalanya. Freen tetaplah seorang pembunuh.

"Sudah kukatakan.."

"Mind," Becky menahan lengan Mind. Dia tidak suka Mind berkata kasar kepada wanita baik di depannya.

"Beck?" Mind protes.

"Tidak apa-apa. Aku akan makan siang dengannya. Aku minta maaf, kita bisa makan siang dilain waktu."

Mind tampak kecewa dengan keputusan Becky namun dia tidak memaksa. Dia tidak ingin gegabah dalam mengambil tindakan. Lagi pula sebentar lagi dia akan memiliki banyak waktu dengan gadis kecil ini tanpa ada yang mengganggu.

Freen tersenyum ketika Becky akhirnya mau pergi bersamanya. Seperti biasa dia akan menggenggam telapak gadis kecilnya dengan erat ketika mereka akan menyebrang.
***

Sangat aneh ketika kamu menghabiskan waktu dengan cara yang manis, dengan seseorang yang akan kamu kirim ke penjara, namun Becky mengalaminya. Gadis cantik ini melihat Freen tidak seperti biasa. Gadis dewasa ini terlihat lebih bersemangat dari biasanya. Dia tidak membahas apapun soal gugatannya.

Freen malah membicarakan menu yang mereka pesan di restauran langganan mereka. Mac and Cheese adalah menu yang mereka pesan.

Freen berkata mengapa banyak orang yang menyukai makanan ini, padahal menurutnya, tidak ada yang istimewa dari menu itu. Maksudnya dari segi rasa tidak ada rasa yang komplek dibanding olahan pasta lainnya.
Hanya macaroni yang dimasak dengan susu lalu diberi keju.

Becky sendiri tidak terlalu menanggapi komentar Freen mengenai opininya tentang pasta, tapi dalam hati dia senang Freen baik-baik saja.

"Freen?" panggil Becky.

Freen mengangkat kepalanya untuk melihat gadis yang memanggilnya.

"Em?"

"Kenapa?"

"Apanya?" tanya Freen bingung.

"Kamu tidak terlihat seperti tersangka yang akan masuk penjara," ucap Becky.

Freen tidak jadi menyuapkan Mac and Cheese-nya. Dia tersenyum lebar.

"Aku sedang mengumpulkan moment terbaik sebelum aku tidak bisa melakukannya. Tenang saja aku tidak akan melawanmu," ucap Freen dengan riang.

Rewrite the stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang