Leci, Ayo Ikut!

2 0 0
                                    

Happy Reading🍒
.
.
.
.
.

"Ibu!"

Sontak aku terduduk di kasur dengan napas terengah-engah. Ternyata itu hanya mimpi, tetapi mengapa terasa nyata? Aku jadi takut jika suatu saat nanti bertemu ibu, ibu akan seperti dalam mimpi.

Apakah ibu juga benar-benar sudah memiliki anak dari laki-laki lain? Oh Tuhan, mengapa aku kembali bermimpi buruk tentang ibu? Akhir-akhir ini memang aku sering bermimpi bertemu ibu, tetapi aku tidak berani menceritakannya pada Nek Kiwi. Aku tidak mau menambah beban pikiran nenek.

Kutatap foto ibu yang ada di langit-langit kamar."Ibu, Leci rindu! Kapan kita ketemu?"

"Ibu, rindu gak sama Leci? Ibu, tau gak Leci udah sebesar ini? Bu, ayo kita ketemu! Leci pengen peluk Ibu!"

Tak terasa air mataku menetes. Mengapa sulit sekali bertemu ibu? Mengapa Tuhan membuatku berbeda dari anak lain yang mendapatkan kasih sayang dari orang tua lengkap.

Tok ... tok ... tok ....

"Ci, udah bangun belum?" Terdengar suara nenek dari luar sana, aku pun bergegas menghapus air mata.

"Udah, Nek," sahutku.

"Cepetan mandi, ya, sholat subuh, terus siap-siap buat berangkat sekolah!" pinta nenek.

"Iya, Nek. Ini juga mau mandi."

Setelah itu, aku kembali menatap foto ibu."Makasih Bu, udah titipin aku ke Nenek yang luar biasa sayang sama aku."

"Bu, semoga kita bisa cepat bertemu!"


🍒🍒🍒


Siang ini, di sekolah sudah waktunya istirahat. Setelah aku mengantar Blueberry ke kantin untuk membeli mie ayam, dia pun mengajakku ke ruang BK. Apakah kami membuat ulah hingga pergi ke sana? Tidak. Semenjak aku dekat dengan Blueberry, kami sering berkunjung ke sana karena Blueberry sudah dekat dengan guru BK. Ya, walaupun ia murid baru, tetapi dia sudah dikenal oleh guru-guru. Mungkin salah satu alasannya karena Blueberry pintar.

Kami berjalan di lorong dengan Blueberry membawa semangkuk mie ayam dan air mineral, sementara aku membawa kotak bekal dan botol thumbler pemberian nenek. Kami memang berencana makan di sana. Awalnya aku segan, tetapi Blueberry meyakinkan tidak akan apa-apa.

Guru BK yang berjumlah dua orang memang baik kepada kami. Guru BK atau pun ruang BK mungkin hal yang dihindari atau ditakuti oleh orang lain. Orang yang masuk ke sana pasti dianggap telah membuat onar di sekolah.

Ketika kami berjalan di lorong menuju ruang BK, tiba-tiba Syala and the geng menghadang jalan yang akan dilewati.

"Kalian mau ke mana?" tanya Syala.

"Ke ruang BK," jawab Blueberry.

"Ngapain?" tanya Azya.

"Makan." Lagi-lagi Blueberry yang menyahut.

"Sejak kapan kantin pindah ke ruang BK? Bu Leora sama Bu Rasi jualan makanan?" tanya Arla.

"Baskha, ayo ke ruang BK! Kita beli makanan," lanjut Arla sembari memegang lengan Baskha.

"Apa sih, Ar?" Baskha melepas cekalan Alra."Mereka tuh mau numpang makan, bukan mau beli makanan. Ya, kan?"

Aku pun mengangguk.

"Gak boleh. Kamu harus beliin dulu pesenan kita, baru deh ke sana!" titah Syala.

"Eh, kok gitu? Leci bukan pembantu kalian yang bisa disuruh-suruh seenaknya, ya!" seru Blueberry.

Leci Miss Ceri[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang