Benarkah Bu Ceri?

1 0 0
                                    

Happy Reading🍒
.
.
.
.
.

Sepulang sekolah di hari senin biasanya aku langsung pulang ke rumah. Namun, berbeda dengan sekarang, aku dan beberapa anggota PMR sedang berkumpul di sebuah ruangan. Ya, sesuai pemberitahuan Pak Zydra rabu lalu, bahwa akan diadakan perlombaan PMR sekabupaten. Oleh karena itu, aku dan teman-teman diminta untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilombakan.

"Baik, kita sudah kumpul semua, ya. Bapak ingatkan lagi, ada beberapa perlombaan yang akan kita ikutsertakan yaitu, lomba pertolongan pertama (PP), lomba tandu darurat, lomba olimpiade kepalang merahan, dan lomba mading," turur Pak Zydra.

"Untuk yang ikut lomba PP dan tandu darurat, nanti ikut Bapak sama Kak Rifal ke lapangan, ya! Kalau yang ikut OPM sama mading di ruangan ini aja, kalian bakal dibimbing sama Kak Saira!" lanjutnya.

"Baik, Pak," jawab kami.

Itu artinya aku, Anggun, Delima, dan Sri, tetap berada di ruangan karena kami mengikuti lomba OPM. Termasuk tiga orang yang mengikuti lomba mading.  Sementara, Rambu, Raga, dan beberapa anggota lain pergi ke lapangan. Rambu dan Raga satu tim mengikuti lomba tandu darurat.

"Baik, sebelum kita mulai latihan, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu! Berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dimulai!" pinta Pak Zydra.

Kami pun berdoa dalam hati. Aku begitu berharap bisa mengikuti kegiatan acara ini sampai hari pelaksanaannya. Aku berharap untuk bisa melihat wajah ibu secara langsung, tidak selalu hanya dalam foto. Apalagi foto ibu satu-satunya yang kumiliki hilang entah ke mana, jadi apalagi yang harus kupandangi?

"Berdoa, selesai! Ayo, mulai latihan! Semangat, semangat!" Pak Zydra menyemangati, lalu keluar dengan orang-orang yang ikut lomba PP dan tandu darurat.

"Baik, untuk yang ikut lomba OPM sama mading duduknya gabung sama tim masing-masing!" pinta Kak Saira.

"Baik, Kak." Kami pun mulai duduk mendekati teman satu tim.

"Ya, untuk lomba OPM ... kalau melihat tahun-tahun sebelumnya, soalnya itu pilihan ganda. Kalau gak salah ada lima puluh soal, terus dikasih waktu maksimal 120 menit."

"Kakak bakal kasih materi sama latihan soal yang bisa aja keluar di perlombaan. Jawab soalnya gak perlu cepat, yang penting tepat. Tapi kalau cepat, terus tepat itu lebih bagus lagi."

"Menang dan kalah emang udah biasa dalam perlombaan, tapi kita harus tetap berusaha dan berdoa! Gak boleh langsung pasrah di awal, siap?" tanya Kak Saira.

"Siap," jawab kami.

"Untuk lomba mading juga sama waktunya 120 menit, buat mading yang semenarik mungkin, ya!"

Kak Saira mulai membagikan beberapa lembar kertas kepada kami yang mengikuti lomba OPM. Lalu, memberikan sterofom serta peralatan lainnya pada teman-teman yang mengikuti lomba mading.


🍒🍒🍒


Hari pertama latihan cukup menguras otak. Ada beberapa materi PMR yang dilombakan dan aku malah tidak ingat. Untungnya teman-temanku yang mengikuti OPM ada yang ingat, memang tim yang baik itu bisa saling membantu serta dapat diajak kerja sama.

Saat ini aku sedang mengayuh sepada bersama Rambu. Hari sudah sore, mentari masih setia menyinari bumi. Untunglah semilir angin menemani perjalanan kami yang sampai mengeluarkan peluh.

"Es goyang ... es goyang ... yuk, yang mau beli!" teriakan dari pedagang di pinggir jalan yang akan kami lewati.

"Bule, beli es goyang, yuk!" ajak Rambu.

Leci Miss Ceri[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang