16

1.8K 278 15
                                    

"Hah?! Kamu serius?!!"

Grisella mengangguk singkat. "Iya, kemarin aku abis jalan sama Javi."

Sherin menutup mulutnya sendiri. "Sumpah, Sel?"

"Iya," jawab Grisella. "Dia kemarin tiba-tiba ngajak aku keluar."

"Javi ngajak aku ke banyak tempat sampe aku gak nyadar kalau ternyata aku hampir seharian jalan sama dia."

"Dia jemput kamu ke rumah?"

Grisella mengangguk. "Iya, bahkan Javi sendiri yang minta izin buat bawa aku pergi ke Ayah sama Bunda."

"Pertamakali jalan tapi langsung berani nemuin orangtua kamu?!" tanya Sherin tak percaya. "Wah gilaaaa..."

"Kayaknya tebakan aku bener sih ini."

"Maksudnya?" tanya Grisella. "Tebakan apa?"

"Javi suka sama kamu!"

"Hah?" Grisella mengerjapkan matanya. "Ih kamu kalau ngomong yang bener aja deh, Rin."

"Loh ini aku beneran, Sel." ucap Sherin lalu semakin mencondongkan tubuhnya yang berhadapan dengan Grisella. "Dari semenjak duduk bareng di kantin itu aku udah feeling kalau Javi suka sama kamu."

"Aku liat dia itu terus curi-curi pandang ke kamu," ucap Sherin. "Terus juga kalau ngobrol atau papasan sama kamu Javi itu selalu senyum, ya walaupun Javi anaknya emang ramah dan suka senyum tapi kalau senyum ke kamu itu beda, Sellll."

"Aduh pokoknya aku yakin banget kalau Javi itu suka sama kamu. Seratus persen yakin!"

Grisella menopang dagunya dengan tangan. "Masa sih?" tanyanya ragu.

"Iya astagaaaa..." gemas Sherin. "Kamu sendiri kalau ke Javi gimana?"

"Dia baik," Grisella menjawab. "Anaknya juga sopan banget, bahkan abis Javi anterin aku pulang itu Ayah langsung bilang kalau katanya Ayah suka sama Javi karena anaknya sopan dan baik."

"Enak diajak ngobrol dan wawasannya juga cukup luas buat seumuran anak sekolah kata Ayah."

"Nah kan!" Sherin berseru heboh. "Padahalkan Ayah kamu itu cukup strict kan, Sel? Apalagi kalau soal temen cowok kamu."

"Tapi itu kenapa bisa langsung suka coba sama Javi padahal baru pertamakali ketemu?" Sherin menatap Grisella dengan tersenyum menggoda.

"Javi bukan cuma lagi berusaha ambil hati kamu, Sel, tapi lagi berusaha buat ambil hati orangtua kamu juga itu."

"Isel!"

Grisella yang baru hendak menimpali ucapan Sherin itu langsung menoleh ketika mendengar panggilan dari seseorang yang memanggilnya dengan sebutan itu.

Grisella tersenyum begitu Javi menghampirinya.

"Hai.."

"Hai.."

"Oh ya, semalem Ayah gak marah kan sama kamu?" tanya Javi harap-harap cemas. "Aku kan telat bawa kamu pulangnya, gak sesuai sama janji ke Ayah kamu."

"Enggak, Ayah kan juga udah bilang gak papa, Ayah ngerti kok sama macetnya Jakarta gimana."

"Tapikan tetep aja, aku jadi gak tepati janji aku ke Ayah kamu buat anterin kamu pulang sebelum jam sepuluh."

Grisella menggoyangkan pelan lengan Javi. "Ya astagaaa, Jav.."

"Kamu cuma kelewat lima menit loh anterin aku itu," ucap Grisella. "Aku nyampe rumah jam sepuluh lewat lima, gak telat-telat banget kok."

"Beneran Ayah gak marahin kamu?"

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang