29

1.5K 255 25
                                    

"BISA-BISANYA YA LO ANJING!"

Harru langsung menjauh dari Satria yang mengamuk padanya. "Et et et, gak boleh ada kekerasan." ucap Harru dengan botol minuman kosong yang ia arahkan pada Satria.

Sedangkan itu Jaya dan yang lain menganga tidak percaya mendengar alasan Harru datang terlambat.

"Sia sing baleg, Har." Jaya masih tidak percaya. "Sia dateng telat karena abis maraton film?"

"Dan filmnya itu film barbie?!" lanjut Kevin speechless.

"Anjing kesel banget gueee!" Satria rasanya benar-benar ingin mengacak-acak wajah Harru.

"Ya emang apa salahnya anjir nonton barbie?" Harru membela dirinya sendiri. "Seru bego ternyata filmnya, coba deh lo pada nonton."

"Favorit gue yang judulnya Princess Charm School."

"BODOAMAT!!"

"Gue kira alasan lo dateng telat bakalan elite monyet!" sembur Athur. "Tau-taunya karena abis maraton film barbie fuck!!"

Alasan Harru bisa bangun terlambat memang karena malamnya ia habis maraton film barbie, semua film barbie ia tonton. Hingga jam enam pagi tadi Harru baru memejamkan matanya dan membuatnya kesiangan.

Darren menggelengkan kepalanya. "Badan doang lakik, tontonan nya barbie."

"Apa salahnya? Gak ada larangan ya cowok gak boleh nonton barbie!" ucap Harru tidak terima.

Perdebatan mereka terhenti ketika Grisella dan Vicky mendekat.

"Udah?" tanya Javi dengan lembut pada Grisella.

Grisella mengangguk.

Grisella tidak tahu bahwa ia akan datang bulan hari ini jika saja Vicky tidak memberitahunya bahwa ada bercak darah pada rok yang dipakainya. Dan begitu Javi mengetahuinya pemuda itupun langsung melesat pergi untuk membelikan apa yang dibutuhkan Grisella, Javi bahkan membelikan rok baru untuk Grisella.

Dan Vicky berhasil dibuat misuh-misuh sendiri melihat perlakuan lembut Javi pada Grisella.

VICKY IRI TOLONG!!

"Udah apaan?" tanya Harru.

"Urusan cewek, kepo lo," cibir Vicky.

"Tapi itu bang Javi tau?"

"Ya emang kenapa kalau bang Javi tau?" Vicky mengangkat alisnya. "Apa kalau bang Javi tau lo juga harus tau gitu?"

Harru mengangguk.

"Cih," Vicky berdecih pelan.

"Jadi udah apaan— bangsat!!" Harru mengaduh begitu ada yang memukul punggungnya dengan kencang.

"Kenapa sih ya Tuhan gue daritadi di gebuk mulu?!" kesal Harru ketika melihat Harsa lah yang memukulnya.

Sejak selesai turnamen tadi Harru memang terus mendapatkan pukulan dan makian dari teman-temannya karena keterlambatannya itu.

Padahalkan Harru sudah meminta maaf dan membawa timnya itu meraih juara dengan menjadi pencetak gol terbanyak!!

"Gue masih kesel banget anjir sama lo!"

Harsa menjitak dahi Harru tapi setelahnya ia langsung merangkul pemuda itu dan duduk disebelahnya.

"Tapi maen lo emang gak perlu diraguin," Harsa menepuk-nepuk pundak Harru bangga. "Kereeen!"

Harru yang tadinya kesal seketika langsung tersenyum lebar begitu mendengar pujian untuknya. Dengan wajah yang sok tampannya itu ia pun menyugar rambutnya. "Iyalah, gue gituloh."

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang