30

1.7K 284 41
                                    

"Papa jangan bilang ke Mama sama abang ya?"

Harru menatap penuh harap pada ayahnya yang kini berada disisi ranjangnya. Hanya Jeffryan lah yang kini bisa menolongnya untuk menutupi insiden kecelakaannya dari ibu dan kakaknya.

"Papa—"

cklek

Harru sontak menahan napasnya begitu pintu ruang rawatnya terbuka dan menampilkan sosok Alisha juga Javi.

Alisha melangkah masuk dengan pelan. Raut wajahnya mungkin memang terlihat datar tapi sorot matanya jelas tidak bisa berbohong, Alisha menatap penuh khawatir pada putra keduanya itu.

Harru merasakan degup jantungnya berdetak kencang, ia bahkan meremat ujung baju Jeffryan yang ada didekatnya.

"Semalem keluar kenapa gak izin sama Mama?"

Harru menunduk mendengar suara ibunya itu. Harru kini benar-benar tidak mempunyai keberanian untuk menatap Alisha.

"Siapa yang ngajarin kamu buat pergi diem-diem kayak semalem?" Alisha kembali bersuara.

Perasaan Alisha benar-benar campur aduk ketika melihat Harru. Rasa kecewa, khawatir, marah dan sedih benar-benar menjadi satu.

"Maaf, Ma.." ucap Harru dengan sangat pelan, bahkan Alisha nyaris tidak mendengarnya.

"Apa Mama sama Papa pernah ngajarin kamu buat berani bohong dan gak nurut sama orang tua?" Alisha menatap lurus pada Harru. "Apa kamu mau mulai berbuat sesuka hati kamu kayak gini meskipun Mama Papa bahkan abang kamu udah ngelarang kamu, Harru?"

Harru langsung mendongakkan kepalanya begitu ibunya itu menyebut namanya.

"Tapi Ma aku—"

"Motor kamu diamanin sama polisi," sela Alisha. "Mau bilang kalau kamu gak ikut balapan?"

"Apa larangan Mama hari itu cuma kamu anggap angin lalu?"

Jeffryan yang sedari tadi memperhatikan lantas menghela napasnya begitu melihat Harru yang kembali menunduk.

Alisha ketika marah memang tidak membentak dan berbicara dengan nada tinggi, tapi justru setiap kalimat yang keluar dari mulutnya dan sorot mata wanita itu selalu berhasil membuat putra-putranya tidak berani mengangkat kepalanya jika sudah berbuat salah dan membuat Alisha marah.

"Balapan bukan hal yang bisa kamu anggap sepele, Harru. " ucap Alisha. "Balapan itu bahaya, banyak resikonya."

"Kamu jelas tau gimana Mama waktu abang kamu kecelakaan dulu, kamu mau ngeliat Mama kayak gitu lagi iya?"

Harru langsung menggeleng cepat. "Enggak Ma, aku gak bermaksud gitu, maaf.."

Harru jelas tau bagaimana Alisha dulu ketika Javi kecelakaan, ibunya itu benar-benar sangat kacau. Harru bahkan tidak tega setiap melihat dan mendengar Alisha menangis di pelukan Jeffryan.

Tangisan Alisha adalah hal yang sangat Harru benci. Oleh sebab itu Harru berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuat ibunya itu menangis.

Tapi hari ini Harru melanggar janjinya sendiri, karena kini Alisha bahkan terlihat tengah menahan tangisnya.

Dan itu karena ulahnya.

"Maaf, Ma.." ucap Harru lirih. "Maafin aku."

"Aku gak bermaksud buat bikin Mama khawatir, aku cuma— cuma penasaran dan pengen nyoba, makanya aku pergi diem-diem."

"Tapi gak semua hal yang bikin kamu penasaran harus selalu kamu cobain disaat kamu sendiri udah tau resikonya apa."

"Kalau kamu sampai kenapa-kenapa kamu pikir Mama bakal baik-baik aja gitu?"

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang