4

2.8K 346 35
                                    

"Ada apaan dah rame-rame di gedung sebelah?" Javi mengernyitkan dahinya bingung begitu melihat gedung sebelah— yang lebih tepatnya gedung anak kelas IPS yang terlihat sangat ramai.

Gedung sekolahnya itu memang terpisah bagi kelas IPA dan juga kelas IPS.

"Katanya ada yang berantem," sahut Darren.

"Anjir! Siapa yang berantem?" tanya Satria.

"Gak tau," Darren menggelengkan kepalanya. "Masih simpang-siur beritanya."

"Gak ada yang nyoba pisahin apa ya?" Javi menggelengkan kepalanya. "Sampe rame gitu masa iya dibiarin terus berantem sih."

"Gak usah heran," ucap Satria. "Namanya juga anak IPS, bangor semua bocahnya."

"JAVIIIII!"

Tak hanya Javi, Satria dan Darren pun ikut menoleh begitu mendengar suara teriakan yang nyaring itu.

"Kenapa?" tanya Javi yang melihat Jaya yang kini tengah mengatur napasnya karena habis berlari.

"Hah~ i-itu hah~ tolong—"

"Napas dulu yang bener anjir!" semprot Satria. "Gue ikutan engap liat lo ngomong."

Jaya lalu menarik napasnya panjang.

"Itu ajigg! Rujit pisan aing mah liat adi sia, Jav!" gerutu Jaya misuh-misuh. "Tolong bantuin buat pisahin itu di gedung IPS, adi sia lagi gebukin anak orang begoooo!"

"Hah?" Javi dan kedua temannya menatap tak paham pada Jaya.

"Lo ngomong apaan anjing?!" kesal Satria yang tak paham dengan ucapan Jaya.

Jaya mengacak-acak rambutnya kesal. Mau marah juga salahnya karena malah mengomel dengan bahasa yang hanya dimengerti olehnya.

"Itu anjir maksud gue tolong bantu pisahin Harru yang lagi berantem!"

Javi membelalakkan matanya. "Yang berantem itu Harru?!"

"Iya monyet!"

"Kok bisa?" tanya Darren.

"Nanya-nanya nya engke wae anying! Bantu misahin dulu hayu!" Jaya menarik Darren untuk menyusul Javi dan Satria yang sudah lebih dulu berlari pergi.

▣▣▣▣

"Kok lo marah banget sih?" pemuda yang tengah dicengkeram erat kerah seragamnya oleh Harru itu berdecih sinis.

"Jangan-jangan bener lagi sama apa yang gue bilang tadi? Lo pacarnya si lonte itu iya? Udah pernah tidur bareng berapa kali lu?"

"Jangan-jangan dulu sama Chelsea juga lo gitu lagi?" pemuda itu tertawa. "Tapi pasti iya gak sih, Har? Anak berandalan kaya lo gak mungkin gak ngapa-ngapain kan kalau punya cewek."

"Apalagi ceweknya kaya Chelsea yang body nya aduhai ahahaha.."

"Btw lo ada foto atau videonya Chelsea yang lagi naked gak? Bagilah kalau ada, jangan dikonsumsi sendiri, nanti gue bayar berapapun lo minta."

Harru semakin mencengkram erat kerah pemuda dibawahnya itu mendengar semua ucapan pemuda itu yang semakin menyulut emosinya.

"Chelsea rasanya gimana? Enak gak—"

bugh!!

"ANJING!" Harru kembali melayangkan pukulan kencang pada rahang Ary— pemuda yang tak bisa berkutik dibawah cengkeramannya itu.

"MANUSIA TOLOL DAN GAK PUNYA OTAK KAYA LO GAK PANTES BUAT HIRUP OKSIGEN DI DUNIA INI BRENGSEKKKK!"

"Harru anjing! Udah woy!" panik Kevin tapi tak berani mendekat. "Thur, anjir bantu pisahin itu!" Kevin menarik-narik Athur.

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang