24

1.7K 259 59
                                    

"Terus gimana?"

Harru memutar kursinya untuk menatap sang kakak yang merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.

"Isel jadi kepikiran."

"Ya iyalah anjir pasti kepikiran," ucap Harru. "Baru juga dia dibawa kesini eh tiba-tiba ada yang confess ke lo, apa gak overthinking itu si Isel."

"Terus itu si Wilo nya gimana?" tanya Harru. "Hubungan lo sama Wilo juga jadinya gimana?"

Javi menggeleng pelan seraya menatap langit-langit kamar adiknya itu. "Dia ngehindarin gue, gue sempet minta waktu buat jelasin semuanya juga Wilo gak mau."

Javi lalu menghela napasnya panjang. "Gue gak pernah nyangka kalau Wilo bakal beranggapan yang lain terhadap sikap gue itu."

Harru beranjak lalu ikut merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Berarti bodohnya lo sama gue itu sama bang," Harru menatap langit-langit kamarnya. "Ternyata sikap kita malah disalah artikan ya, padahalkan kita sama Mama sama Papa tuh emang diajarin buat selalu baik sama orang."

Keduanya sama-sama terdiam dan termenung. Kenapa kisah cinta mereka ini gak semulus khayalannya ya.

"Kalian lagi ngapain?"

Alisha masuk kedalam kamar Harru.

"Lagi meratapi nasib, Ma." Harru menjawab dengan asal yang membuat Alisha menggelengkan kepalanya.

"Sini, Ma," Javi memberi ruang agar Alisha duduk diantarnya dan Harru.

"Mama mau ngapain keatas?" tanya Harru. "Butuh sesuatu?"

"Mama mau cek kalian udah pada tidur atau belum."

"Kenapa emangnya, Ma?"

"Mama mau minta tolong jagain si adek dulu ya."

"Mama mau kemana gitu?" tanya Javi.

"Mama sama Papa mau ke rumah sakit sebentar, mau jenguk Om Devan."

"Eh? Om Dev emang kenapa, Ma?" tanya Javi lagi. "Sakit?"

"Abis kecelakaan kata Papa."

Harru membelalakkan matanya. "Terus gimana kondisinya? Mobilnya gak papa kan?"

Alisha dan Javi langsung menatap bingung pada Harru.

"Kok lo malah nanyain mobilnya sih anjir?!"

"Mobilnya Om Dev cakep banget soalnya bang, naksir berat gue sama mobilnya." ucap Harru. "Pasti sayang banget kalau kecelakaan gitu."

Alisha menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan pikiran putranya yang satu itu.

"Kira-kira kalau aku minta mobil kayak Om Dev ke Papa dimarahin gak ya, Ma?" Harru menatap Alisha.

"Ya paling motor kesayangan kamu itu dijual sama Papa."

Harru langsung melotot. "Enak aja! Jangan dongg."

"Udah yuk pada turun, temenin dulu si adek, takut keburu malem Mama sama Papa ke rumah sakitnya."

"Emang Yuno belum tidur?" tanya Harru.

"Udah, takutnya nanti kebangun makanya Mama minta kalian temenin."

Jeffryan yang melihat istri dan kedua putranya turun pun segera beranjak. "Ayo, sayang." ajaknya pada Alisha.

"Kalian jagain si adek dulu ya," perintah Jeffryan pada kedua putranya. "Jangan digangguin loh tidurnya."

"Iya enggak, Pa," Harru menyahut dengan cepat ketika Papanya itu menatap kearahnya. Heran deh, kenapa selalu dia coba yang diwanti-wanti sama Papanya itu.

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang