13

2K 273 26
                                    

Alisha mengusap surai Jeffryan yang tengah memejamkan mata disampingnya. Di ruang rawatnya itu kini hanya ada mereka berdua, Javi dan Harru tengah pergi membawa adik kecilnya entah kemana.

"Kamu gak ke kantor, mas?"

Jeffryan menggeleng samar. "Kamu kan lagi sakit, masa aku tinggal."

"Aku bukan anak kecil kali, mas."

Alisha lalu melirik kearah pintu begitu mendengar pintu ruang rawatnya yang diketuk.

"Selamat pagi.."

Alisha mengulas senyum manisnya begitu seorang perawat masuk dengan mendorong food trolley.

"Selamat pagi, suster.." balas Alisha seraya menjauhkan tangannya yang sedari tadi mengusap surai sang suami.

"Ini untuk sarapannya ya, bu Alisha."

"Iya, terimakasih ya, sus." ucap Alisha masih dengan tersenyum yang membuat perawat itu ikut tersenyum.

Jeffryan yang masih nyaman dengan posisinya yang ikut berbaring di ranjang Alisha dengan tangan yang melingkar sempurna pada pinggang istrinya itu ikut mengulas senyum tipisnya. "Terimakasih, suster."

Perawat tersebut menganggukkan kepalanya. "Sama-sama," ucapnya. "Kalau begitu saya permisi ya, pak, bu.."

Setelah perawat itu keluar, Jeffryan pun merubah posisinya. "Sini aku suapi."

"Aku bisa sendiri."

"Enggak, sama aku aja sini."

Alisha membiarkan Jeffryan untuk menyuapinya karena ia sedang enggan berdebat dengan keras kepala suaminya itu.

Sedangkan itu, perawat yang baru keluar dari ruang rawat inap Alisha itu pun langsung menghampiri rekannya yang lain.

"Apa yang dibilang mba Susan ternyata bener, pasien yang di ruang rawat VVIP tiga itu sweet banget!"

Sejak Alisha dipindahkan ke ruang rawat ia selalu menjadi bahan obrolan bagi perawat-perawat yang bertugas disana.

"Tadi kan aku ke ruang rawat bu Alisha buat anterin makanan ya, dan ternyata bu Alisha sama suaminya lagi tiduran sambil pelukan. Gemes banget liatnyaaaa."

"Anak-anaknya juga gak kalah sweet," timpal perawat yang lain. "Waktu itu aku pernah anterin obat ke bu Alisha, anak-anaknya pada duduk di kanan-kiri nya bu Alisha, yang satu lagi ngupasin buah dan yang satunya lagi mijitin."

"Terus dua-duanya juga lembut banget kalau ngomong sama bu Alisha."

"Bener-bener diratukan sama anak juga suaminya, iri banget," ucap perawat yang tadi mengantarkan makanan pada Alisha.

"Keluarganya bu Alisha bener-bener keluarga impian banyak orang."

▣▣▣▣

"Abang.."

Javi langsung mengalihkan pandangannya pada Alisha yang baru saja memanggilnya. "Iya, kenapa Ma?"

"Mama bosen disini terus," keluh Alisha dengan cemberut. "Abang mau nemenin Mama jalan-jalan keluar gak?"

Javi tersenyum lalu mendekat kearah ibunya itu. "Mau dong, sebentar ya aku ambil kursi rodanya dulu."

"Jalan kaki aja," ucap Alisha.

Mendengar itu Javi menggeleng tak setuju. "Nanti kalau Mama pusing terus lemes lagi gimana?"

"Mama udah gak papa, udah sehat loh ini."

"Tetep aja."

"Bang.."

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang