43

2K 324 196
                                    

Alisha menghela napasnya panjang dan duduk seorang diri di halaman belakang rumahnya.

Semalam Harru tidak pulang, putranya itu mengirimkan pesan singkat padanya bahwa Harru akan menginap di rumah Jaya.

"Sebenernya apa yang kamu sama Harru sembunyiin dari aku, mas?" gumam Alisha memijat pelipisnya.

Begitu Harru mengatakan tidak akan pulang Alisha langsung mendesak Jeffryan untuk berbicara jujur tentang apa yang sudah terjadi diantaranya dan Harru.

Jeffryan terus mengatakan bahwa Harru salah paham padanya tapi tak mengatakan dengan jelas apa yang sudah membuat Harru salah paham pada suaminya itu meskipun Alisha terus bertanya.

Pasti ada sesuatu yang membuat keduanya bertengkar hingga Harru tidak pulang semalam.

"Mama."

Javi menghampiri Alisha. "Mama gak papa?" khawatir Javi mengusap lembut bahu ibunya itu.

Alisha hanya tersenyum tipis. "Abang mau kemana?" Alisha malah bertanya.

"Aku mau nyamperin Harru," ucap Javi. "Dia matiin hp nya, makanya mau aku susul ke rumah Jaya."

"Udah siang juga soalnya tapi dia masih belum pulang."

"Tolong bawa adik kamu pulang ya," ucap Alisha. "Mama juga khawatir sama Harru."

Javi mengangguk.

"Kalau gitu aku pergi dulu ya, Ma."

"Iya, hati-hati ya."

"Tapi Mama beneran gak papa?" tanya Javi lagi. "Gak papa aku tinggal?"

"Gak papa, bang," Alisha tersenyum untuk menyakinkan putranya itu. "Mama baik-baik aja kok."

"Abang pergi aja jemput Harru, bawa dia pulang ya."

"Mama tunggu kalian di rumah."

▣▣▣▣

Jeffryan mengusap wajahnya lalu memijat pangkal hidungnya pelan. Rasanya ia benar-benar tidak bisa tenang setelah salah satu putranya ternyata mengetahui tentangnya dan Vale.

Harru benar-benar menghindarinya, semalam pun ia tidak berhasil menemui Harru dan meminta putranya itu untuk tetap diam dan tidak memberitahu Javi ataupun Alisha.

"Jeff."

Jeffryan mendongakkan kepalanya.

"Udah waktunya kita berangkat, ayo," ucap Devan dari ambang pintu ruangan Jeffryan.

"Lo pergi rapat sendiri aja," ucap Jeffryan. "Nanti kasih tau gue hasilnya gimana."

"Gak bisa, lo harus ikut di rapat kali ini."

"Dev—"

"Profesional dulu, Jeff," ucap Devan. "Gue tau lo lagi ada masalah, tapi sebagai pemimpin perusahaan lo gak bisa bersikap seenaknya, lo punya tanggung jawab di sini."

"Gue tunggu lo di mobil."

Jeffryan menghela napasnya frustasi.

Tapi apa yang diucapkan Devan tadi itu benar, ia harus bisa profesional dalam bekerja, jangan mencampur adukan hal pribadinya dengan pekerjaan.

Lalu dengan berat Jeffryan pun bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangannya.

Disisi lain, Vale mengetuk-ngetukkan ponselnya pada meja dengan pelan karena tengah memikirkan banyak hal.

"Mas Jeff bener-bener susah banget dimintai pertanggung jawaban," gumam Vale sebal. "Walaupun Mas Jeff udah nanggung semua kebetuhan gue di sini tapi tetep aja, Mas Jeff belum bilang iya buat tanggung jawab sama anak ini."

FAMILLE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang