Setelah aku bertemu Bibi Zaras malam itu, panti asuhan tempat anak-anak menginap dibakar oleh seseorang-atau sesuatu. Anehnya, 33 penghuninya dinyatakan menghilang tanpa meninggalkan jejak bakar tulang-belulang. Satu-satunya yang utuh di petanahan a...
Tema: "Buatlah cerita yang mengandung tiga kata ini; sungai, bianglala, rentenir. Maksimal 1000 kata."
324 kata
Horror (kayaknya)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku kepikiran kalau ini adalah balasan mengapa kami sering menagih hutang.
Awalnya, aku dan tiga temanku menjanjikan kalau kami akan berpesta pora malam nanti. Alasan yang pertama, kami baru menerima gaji dari boss rentenir. Sekaligus uang bonus yang nominalnya setengah dari gaji. Kedua, kami memang sudah lama tidak bersenang-senang semenjak mendatangi satu persatu rumah orang untuk menagih hutang.
Nah, di kampungku saat itu sedang ada acara festival di lapangan sepak bola. Lokasinya samping sungai yang mengalir deras.
Awalnya, aku sudah kepikiran kalau malam itu bakal jadi malam buruk, sebab cuaca memang seperti akan rubuh. Tinggal menunggu beberapa jam saja sampai hujan lebat mengguyur. Namun, temanku ini keras kepalanya minta ampun. Jadilah kami terpaksa menuruti kemauannya.
Kami naik bianglala—iya, bianglala yang berputar itu. Siapa sangka pesta pora yang kawanku maksud itu naik wahana bermain. Sekedar informasi, kami bertiga bukan seperti tukang jagal bertato yang bertubuh bagai gigantis raksasa. Maka dari itu, tidak ada yang tahu kalau profesi kami itu adalah seorang rentenir.
Hujan lebat saat itu turun dan mengacaukan segalanya. Kami masih dalam bilik bianglala dan beberapa pasangan lain di bilik berbeda. Sampai kemudian, wahana itu mengalami korsleting atau apalah, sampai terlepas dan mengelinding ke sungai.
"Ini karma," kata kawanku kalem, "gara-gara kita suka menagih hutang."
"Wah, hebat," pujiku, "kita sebentar lagi akan mati dan kau masih bisa membicarakan itu!"
Kami masih hidup saat bianglala itu berputar, menyelam, lalu berulang sampai kepalaku pusing. Bajuku basah. Lingkar perutku sepertinya terkocok hebat. Aku ingin muntah.
Tahu kelanjutannya?
Yah, sebenarnya itu adalah kenangan lawasku dulu saat masih jadi manusia. Terkesan absurd dan aneh.
Sekedar informasi saja, nih, malam Jum'at ini aku bakal reunian bersama dua kawan rentenirku itu di hilir sungai. Mau ikut tidak?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nggak jelas ini ngetik apaan, yg penting ga bolong aja udah, mohon maklum. semoga dihindarkan dari hukuman alam admin pecut ༎ຶ‿༎ຶ
