Setelah aku bertemu Bibi Zaras malam itu, panti asuhan tempat anak-anak menginap dibakar oleh seseorang-atau sesuatu. Anehnya, 33 penghuninya dinyatakan menghilang tanpa meninggalkan jejak bakar tulang-belulang. Satu-satunya yang utuh di petanahan a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Desa Turya mengalami empat musim selama sebulan; semi, kemarau, salju dan hujan. Setiap minggu, cuaca selalu berubah signifikan. Padahal, desa yang tidak lebih dan tidak kurang dari 80 kepala keluarga itu bermukim di pinggir pantai. Ini mungkin bisa dikarenakan faktor alam, tetapi desa Turya berada tepat di garis khatulistiwa dan mestinya hanya menyandang tak lebih dari dua musim.
Lorien baru saja hendak keluar rumah saat dia diinterupsi oleh tetangga. "Lor, mau ke mana hari ini? Sudahkah kau lihat ikan-ikan di pantai membeku?"
Sebagai pemuda baru saja pulang kampung yang memiliki profesi seorang ilmuwan yang tertarik dengan misteri makhluk-makhluk laut, Lorien tersenyum ramah. "Ah, benarkah, Pak? Saljunya dingin sekali berarti."
Tetangganya itu berkacak pinggang, "Hari ini tanggal 7, bersiaplah Tuan Lorien, besok kita akan memasuki musim baru di Turya."
"Akan memasuki musim apa minggu lusa, Pak?" Lorien bertanya sambil mengenakan mantel kulit yang digantung di luar pintu.
"Kalau tidak salah, musim kemarau."
Setelah berbincang, Lorien bergegas pergi. Usai mengenakan sepatu but, tentunya. Tujuan utama adalah pulau yang berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai—Pulau Atheros. Sebelum Ibunya mati setahun lalu sebab kemarau esktrem, beliau berpesan kalau ada seseorang di pulau yang memiliki peran penting atas cuaca dan musim di Turya.
Perairan di pantai membeku, tetapi alih-alih licin, setiap kali melangkah, gaya lompatan akan semakin jauh. Seakan diujung sepatu but ada roket mini tak kasat mata yang mendorongnya. Seolah sedang berada di bulan. Lorien sempat panik, tetapi tetap berjalan dengan kaku.
Anehnya, saat tiba, tak jauh di atas pulau Atheros ada sekumpulan awan gelap yang mengilat. Mirip payung tanpa gagang. Benar-benar hanya di sana awan-awan itu. Hujan lebat mengguyur. Petir saling menyambar. Betapa terkejutnya Lorien mendapati apa yang terpampang di depan matanya.
Pulau itu benar-benar hujan lebat, sementara dikelilingi dengan lautanes yang membeku dibarengi musim salju. Mantel kulit Lorien bahkan tak sanggup lagi menghangatkan badan, bahkan air hujan yang jatuh sangat keras—sekeras batu berlian tetapi berwarna mirip hijau lumut.
"Pendatang, Pendatang." Sebuah suara menginterupsi. Agak samar sebab hujan, tetapi di saat bersamaan benar-benar dekat dengan telinga Lorien. "Pangeran, Pangeran. Yang datang akan pulang, yang pulang akan hilang."
Saat Lorien semakin masuk ke kedalaman hutan pulau, matahari beranjak turun dan bulan segera naik ke atas kepala. Ada apa ini? Lorien semakin heran, tetapi sebuah suara itu terus menuntunnya semakin melangkah tanpa peduli dengan yang terjadi.
Sampai dia tiba di jantung hutan, ada api unggun yang menyala kepalang besar sampai setinggi sepuluh meter kendati sedang hujan berlian. Di dalam api itu, perlahan muncul sosok manusia tanpa terbakar, malahan badannya beruap seperti kedinginan.
Orang itu sama seperti Lorien, bahkan pakaian yang ia kenakan pun demikian. Hanya saja, satu mata bertambah di dahi dan tangannya ada empat, masing-masing dua di sisi. Masing-masing tangan mengepalkan bola bercahaya empat warna; merah terang, biru, hijau dan putih. "Pangeran, Pangeran," katanya, "yang datang akan pulang, yang pulang akan hilang."
Dia semakin mendekati Lorien, "Pilih salah satu ini, Pangeranku." Keempat tangannya mengulurkan masing-masing bola cahaya.
Lorien tidak mengerti apa yang terjadi, maka saat dia secara berani memilih bola cahaya berwarna merah, cuaca seketika berubah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Genre "New Weird" merupakan sebuah genre dalam dunia fiksi yang sering kali memadukan unsur-unsur dari berbagai genre seperti fiksi ilmiah, fantasi, horor, dan sering kali menciptakan dunia atau situasi yang sangat aneh atau ganjil. Ciri khasnya adalah penekanan pada eksperimen dengan konvensi genre tradisional dan kecenderungan untuk menjelajahi tema-tema yang kompleks dan gelap.
