Bab.8

6.9K 241 1
                                    


Pagi ini setelah sarapan dan minum obat Ken tertidur kembali.Alhamdullilah suhu badannya sudah normal dan hasil laboratorium juga semua hasilnya baik,kalau hari ini panasnya stabil besok sudah boleh pulang.

Sekarang aku diruang rawat bersama Dina,dia barusan datang, sedangkan pak Ardan tadi pamit keluar sebentar ada urusan yg harus dia selesaikan.Tadi dia sudah pamit Ken dan janji hanya sebentar nanti balik lagi ke RS.

"Gimana perasaan kamu sekarang??"

"Alhamdullilah jauh lebih baik, ternyata berusaha ikhlas dan memaafkan kesalahan seseorang membuat hati kita jauh lebih tenang.Walau awalnya sulit tapi nyatanya aku bisa."

"Alhamdullilah kalau gitu seneng aku dengernya.tapi kamu memaafkan pak Ardan bukan karena Ken?"

"Awalnya mungkin karena Ken tapi setelah melihat sendiri gimana beliau telaten merawat Ken,perlakuan beliau terhadap Ken akhirnya aku sadar bahwa dia sebenarnya adalah laki laki yang baik.Malam itu mungkin memang benar malam naas buat kami.Kita sudah tidak bisa mengubah masa lalu,tapi kita bisa mengubah masa depan untuk menjadi jauh lebih baik."

"Aku melihat beliau tulus menyayangi Ken,bahkan selama 2 bulan belakangan ini beliau konsisten untuk tidak menemui dan menghubungi Ken atas permintaanku.Aku hanya ingin memberi waktu pada diriku untuk  berusaha menerima beliau dalam kehidupan kami."

"Bukan perkara mudah aku menahan perasaan selama 2 bulan ini.Saat melihat Ken selalu merenggek kangen ayahnya hatiku sakit melihatnya.Tapi aku hanya ingin konsisten dengan omongan terakhir saat kami bertemu bahwa itu adalah pertemuan yg pertama dan terakhir.Jahat memang memisahkan ayah dan anak,tapi aku hanya butuh waktu untuk mencoba berdamai dengan masa lalu dan memaafkan semuanya."

"Ternyata Ken sesayang itu sama ayahnya terlepas dia tidak tahu kehadirannya didunia diawali dari sebuah kesalahan.Tapi Ken bilang bahkan rela setiap hari sakit demi bisa deket sama ayahnya.Ibu mana yg ngak nangis liat anak usia 5 tahun ngomong gitu.Aku pikir selama ini sudah cukup aku jadi ibu sekaligus ayah Ken,tapi nyatanya dia butuh figur ayah yg sesungguhnya.Aku tahu rasanya hidup tampa sosok ayah,aku ngak mau Ken merasakan hal yg sama denganku.Bismillah doakan aku bahagia dengan pilihanku."

"Masya Allah aku terharu dengernya.Semoga kamu dan Ken  bahagia selalu yaa.Istikharah kamu jawabannya apa selama seminggu ini??'

"Dua kali aku bermimpi melihat Ken bermain bersama dia ditaman yg indah,sedangkan aku hanya duduk melihat mereka bermain sambil tersenyum."

"Mungkin itu pertanda bahwa pak Ardan adalah calon iman buat kamu selalu ya Jani,karena kamu sudah kuanggap sebagai saudara.Kalau sekali lagi pak Ardan nyakitin kamu bakalan aku bawa kamu dan Ken pergi jauh tampa seorang pun tahu."

"Ya ya ibu Dina doakan kami selalu bahagia."

"Aamiin"

                        💝

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam.... atensiku beralih pada suara yg familiar ditelingaku,ternyata Bu Maryam,Masya Allah belum juga bicara air mataku sudah luruh"

"Ya Allah ibu maafin Jani ya,Jani pergi ngak pamit sama ibu."

"Kamu ngak salah seharusnya ibu yg minta maaf,maafin anak ibu yg kurang ngajar ya Jani,maaf ibu merasa gagal mendidik dia jadi anak yg baik."

"Ibu ngak salah jadi ngak usah minta maaf yaa"kami saling berpelukan menumpahkan semua rindu,semua rasa yg ada dihati.Kulihat Pak Ardan masih setia melihat Ken yg masih tidur,dia memberikan kesempatan kami buat ngobrol berdua.

Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang