Bab.18

3.6K 113 2
                                    

Rutinasku kembali seperti semula, menyiapkan sarapan untuk kita semua.
Hari ini kita sarapan nasi goreng dan telur mata sapi,itu adalah sarapan sejuta umat.
Makan siang aku bawakan bekal tumis brokoli,rica rica ayam,tempe goreng dan krupuk udang.Kebetulan kami semua penyuka pedas jadi masak pun satu menu ngak dipisah2 buat kita dan buat Ken.

Kebetulan ayah dan anak selalu bawa bekal makan siang,Ken sekolah pulang jam 2 karena ada tambahan ngaji disekolah.Untuk ayahnya biasa bawa bekal setelah kita menikah,katanya masakan istri juara jadi ngak suka jajan diluar.Kecuali kalau ada janjian ketemu klien pas jam makan siang,itu biasanya dia ngak bawa bekal dari rumah.

"Sekolah yg baik ya Nak,nanti bunda jemput jam 2"

"Siiap bunda....bilang ayah kalau mas nunggu dimobil ya."

"Yaa tunggu ayah bentar ya,lagi pakai sepatu."

"Siiap nda"

Kulihat mas Ardan sudah selesai memakai sepatu,dia berjalan kearahku dan memelukku.

"Ngak usah kerja aja ya hari ini."

"Kok gitu? katanya ada meeting jam 10."

"Pengin dirumah aja biar dihandle Panji."

"Ngak boleh gitu lho ya,sudah sana berangkat anak lanang sudah nunggu di mobil."

"Ya ya mas berangkat dulu, dirumah kalau ada apa2 trus telfon mas ya."

"Enjih sayangku."

"Ahhh ngak mau kerja aja."

"Ayah!cepet nanti mas telat sekolahnya!"

" yuuk aku anter kedepan, sekalian mau belanja sayur."

Cup

"Assalamu'alaikum mas berangkat ya."

"Waalaikumsalam hati² sayang"

Setelah mereka berangkat,aku belanja sayur di tukang sayur yg lewat depan rumah.Biasanya aku stock belanja kepasar untuk 1 Minggu,tapi karena kemarin habis dari Semarang jadi ngak sempet belanja.

"Eehhh Mb.Jani tumben belanja disini??kata Bu Bambang.

"Enjih Bu kebetulan kemarin dari Semarang jadi belum sempet belanja."

"Habis liburan to mbak....tiap Minggu kayaknya liburan terus."

"Nenggok mbak ipar di Semarang,sekalian ayahnya kerja."

"Waachhh seneng ya jadi istrinya pak Ardan liburan terus"....sabar jadi Bu bambang mulutnya memang gitu.

"Alhamdullilah."

"Ken sudah besar lho ngak dikasih asik lagi mbak??kata Bu Retno.

"Sudah progam Bu tapi belum dikasih, mungkin belum rejeki."

"Kelamaan KB jadi kandungannya kering itu"celetuk Bu Bambang.

"Enggak juga bu,dulu anak ke 2 jaraknya malahan 11 tahun,anak kan rejeki ya ngak ada yg tahu."kata Bu Retno

"Enjih Bu,maaf ngih saya duluan lagi nuci."....

"Ngih Monggo mbak Jani."

Itulah salah satu alasan aku jarang belanja ketukang sayur,karena pasti ada aja yg julid sama hidup kita padahal mereka ngak tahu gimana keadaan kita sebenarnya.

Sampai dirumah aku membereskan belanjaanku buat besok.Karena semua pekerja rumah sudah beres aku putuskan untuk kepasar saja,stock buat 1 Minggu kedepan biar ngak ketemu ibu2 julid kaya Bu Bambang.Niatnya mau belanja besok dianter mas Ardan,tapi mending hari ini aja biar besok ngak repot mau masak apa.

Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang