Setelah drama Kinan ngak mau lepas dari ayahnya,akhirnya dia minta tidur dikamar abangnya.
Setelah memastikan kedua anakku tertidur,aku kembali kekamar kami yg kebetulan bersebelahan.Saat pintu terbuka kulihat istriku yg sedang mengaplikasikan skincare diwajahnya,dia sudah bersiap tidur dengan daster lengan pendek bertali spaghetti,jiwa laki lakiku meronta,tapi aku harus menundannya karena kita masih harus bicara banyak hal."Anak anak sudah tidur mas?"
"Sudah dari tadi barusan mas ngobrol didepan sama yg jaga rumah mama kalau malam."
"Ya udah bersih2 dulu baju gantinya sudah dikamar mandi."
"Ya udah mas bersih2 dulu."
Aku bergegas membersihkan diri, kebiasaan kami berdua sebelum tidur pasti mandi,
rasanya lebih nyenyak aja tidurnya dan badan juga enak.
Kulihat istriku sedang berdiri dijendela bedah menghadap ke belakang rumah mama, pencahayaan juga berganti dengan lampu tidur aja."Lagi apa?kerengkuh tubuh munggilnya dari belakang.
"Mas issh ngagetin!"kataku sambil kepukul tangannya yg melingkar diperutku,dengan kepala yg bertumpu di atas kepalaku.
"Ngapain disini?"
"Enggak pp lagi pengin aja,bisa kita mulai ngobrol sekarang?"
"Bisa mau tetap seperti ini apa pindah kekasur?"tawarku sambil membalik tubuhnya menghadapku.
"Dikasur aja mas,capek berdiri terus"
"Mas!kalau mau gendong bilang dong jangan langsung angkat aja."
"Heheh maaf,sudah gini aja"dengan posisi aku duduk di pinggir kasur dan Jani berada di pangkuanku,dengan gini aku bisa dengan jelas wajah cantiknya dan exspresi wanita yg sudah mengambil seluruh hatiku ini.
"Mas aku mau turun?"aku berusaha turun dari pangkuan mas Ardan.
"Sudah diem gini aja,kalau kamu ngak mau diem malahan yg ada kita ngak jadi ngobrol yang?"
"Lah ini aja sudah bangun ogg,trus gimana jadi ngobrol ngak?"
"Ngobrol aja biarin,nanti juga bubuk sendiri,dia kadang gitu suka ngak kontrol kalau deket kamu."jawabku cekikikan.
"Tapi aku ngak nyaman mas rasanya aneh."
"Dibuat nyaman aja yang,ini jadinya kapan mulai ngobrolnya?"
"Siapa yg mau mulai duluan aku atau mas?"sambil kelingkarkan kedua tanganku di leher mas Ardan,mata kami saling bertemu berusaha bicara memalui mata,kalau sudah gini aku lemah ya Allah rasanya badan sudah lemes gitu kalau dipandangi mas Ardan dari jarak sangat dekat.
"Mas duluan yg pertama mas mau minta maaf karena mas jarang ada waktu buat kamu dan anak anak.Akhir akhir ini mas banyak waktu diluar dan dikantor,sampai mas lupa kalau ada kamu dan anak anak yg butuh waktu mas juga bukan hanya pekerjaan.Mas selalu ini sibuk kerja,kerja dan kerja sampai mengabaikan kalian"
"Kedua maaf kalau mas ngak peka terhadap perasaan kamu,mas ngak pernah tahu gimana riwehnya kamu ngurus anak anak sendirian,yg mas tahu ketika mas pulang rumah sudah bersih,baju bersih,anak anak sudah tidur nyenyak dan makanan sudah tersaji dimeja."
"Mas ngak tahu dan ngak pernah tanya gimana proses semua itu,yg mas tahu cuma hasil akhirnya aja.Padahal kamu pasti mengalami hal yg sulit ditambah lagi ade yg suka rewel,tantrum kalau lagi pengin sama mas.
Maaf sayang kalau mas belum bisa jadi suami adan ayah yg baik buat keluarga kita,mungkin dikantor mas sudah jadi pemimpin yg baik buat karyawan tapi dirumah mas merasa belum bisa jadi pemimpin yg baik untuk keluarga kecil kita."kataku sambil membelai lembut wajah didepanku kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident (End)
General FictionRindi Anjani adalah seorang gadis yatim piatu, ayahnya meninggal saat ia berusia 8 tahun,sedangkan ibunya meninggal saat dia berusia 15 tahun. Dia seorang gadis yg periang dan mudah bergaul,untuk bertahan hidup dia bekerja sebagai pelayan disebuah t...